Bab 5
Tuan Zu, lalu menarik tubuh Aneisha yang sudah lemah tersebut, kesalah pahaman yang terjadi, membuat Tuan Zu gelap mata dan tak mau mencari tau kebenarannya saat itu.
Aneisha lalu menangkupkan kedua tangannya kearah Dadanya, ketika Tuan Zu tak menghentika siksaannya.
Kreeeeek....
Pakaian Aneisha lalu dirobek menjad dua bagian, tampak kulit mulus yang membungkus daging Aneisha, lalu ditatapnya tanda merah bekas kepemilikannya sendiri. namum Tuan Zu, merasa itu adalah bekas tanda kepemilikan Kim, pengawalnya.
"Bahkan lelaki itu sudah memberikan tanda merah ditubuhmu, cih.. Kau sungguh wanita murahan Ana, tubuhmu bahkan gampang disentuh oleh pria lain," cibir Tuan Zu, dengan menarik dagu Aneisha kearahnya.
Aneisha menangis, sungguh kejam Tuan Zu menuduhnya sebagai wanita murahan, yang gampang disentuh orang lain.
"Kau terlalu mudah terhasut dengan sesuatu yang hanya kau lihat sesaat, tak bisakah kau menyelidiki terlebih dahulu apa yang terjadi? Kau bahkan tak pantas menjadi seorang pemimpin," Olok Aneisha dengan sedikit terbata-bata.
Mendengar olokan istrinya, Tuan Zu semakin murka, disiramkannya kembali air es tersebut, hingga Aneisha benar-benar kedinginan saat itu.
Tuan Zu bahkan berkali-kali memperkosa istrinya yang dalam keadaan lemah tak berdaya.
Tubuh Aneisha, akhirnya limbung juga. Wajahnya sudah pucat pasi dan tubuhnya sudah terlihat tak berdaya, matanya sangat sayu, dan penampilannya tak lebih seperti orang ODGJ.
Melihat Aneisha yang sudah terlihat lemah, membuat Tuan Zu, tak tega untuk melihatnya dalam keadaan tak berdaya seperti itu.
Tuan Zu lalu mengangkat tubuh wanita yang lemah itu, diruangan lain. Tua Zu lalu memberikan pakaian untuknya kembali dan memberikan ramuan gingseng, untuk memulihkan tubuh Aneisha kembali.
"Minumlah, agar kau cepat pulih," ucap Tuan Zu, lalu memberikan manuman tersebut kepada Aneisha.
Entah mengapa, Tuan Zu tidak tega jika melihat Aneisha tampak lemah tak berdaya.
****
Sementara itu, Kim kini tengah disiksa dengan dicambuk tubuhnya, dan dikurung dalam ruangan isolasi.
Tampak tubuhnya sudah membekas cambukan, darah mengalir disekujur tubuhnya, hingga dirinya sudah terlihat gemetaran dan tak berdaya.
Saat itulah, kedua pengawal yang menyiksanya, lalu bergerak keluar meninggalkan Kim tergeletak diatas lantai.
Saat terjadi huru-hara dikamar Aneisha, Lilian tampak senang, ketika melihat Tuan Zu sudah murka kepada Aneisha.
"Akhirnya kau kena hukuman Tuan Zu, aku pastikan kau sebentar lagi akan dipermalukan dihadapan para tamu-tamunya," gumam Lilian dengan tersenyum miring.
Tak lama kemudian, dua wanita yang menjadi madunya, tampak terkejut ketika melihat Tuan Zu, yang saat itu menyeret tubuh Aneisha, menuju ruang penyiksaan.
"Kenapa Tuan Zu, tiba-tiba murka kepada istri kesayangannya itu?" tanya Cellyn menatap Jenny.
Jenny lalu mengedikkan kedua bahunya, dia sendiri tak tau apa yang saat itu terjadi dengan Aneisha dan Tuan Zu saat ini.
Tak lama kemudian, Lilian datang menegur mereka berdua.
"Ehem..." tegur Lilian dengan berdehem kepada mereka berdu.
Jenny dan Cellyn lalu menatap wajah Lilian, terlihat keduanya langsung tertunduk ketakutan, ketika melihat tatapan nyalang Lilian, yang mengarahkan pandangannya kearah mereka berdua.
Lilian lalu menyilangkan kedua tangannya, dan tersenyum miring kearah mereka berdua.
Lilian terlihat masih kesal dengan dua madunya saat ini, disaat mereke sedang terpojok, mereka berdua tak mau sama-sama memikul kesalahan yang mereka perbuat secara bersama-sama, buntut imbasnya Lilian yang kena batunya sendiri.
"Kalian pasti terkejut bukan? Kenapa istri ke empat kesayangan Tuan Muda Zu, saat ini dikurung diruangan isolasi?" tanya Lilian tersenyum miring.
Jenny dan Cellyn lalu bertukar pandang, tentu saja mereka merasakan ada sikap yang lain yang ditunjukkan oleh Lilian saat itu.
"Apa itu ulahmu?" tanya Jenny dengan tatapan penuh menelisik.
Lilia lalu menatap wajah kedua madunya yang sedikit ketakutan.
"Kenapa? Apal kalian mau mencobanya? Jangan meremehkan aku, Tuan Zu saja bisa terhasut olehku, lalu apakah aku tidak bisa membuat kalian berada disana, seperti yang saat ini sudah dirasakan oleh Aneisha?" Lilian mencoba mengintimidasi kedua madunya saat ini.
Cellyn dan Jenny langsung mendadak pucat pasi, ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Lilian saat ini.
"Kakak pertama, tolong jangan lakukan ini kepada kami," Cellyn berkata dengan nada memohon.
"Maafakan kami Kakak pertama, kami tadi benar-benar merasa terpojok, kami takut jika Tuan Muda Zu akan murka, jika kami tak mengatakan dengan sebenarnya," Jenny berusaha menjelaskan kepada Lilian.
Lilian hanya tersenyum miring kearah merek, lalu berkata kepada mereka berdua.
"Jika kaliam tidak ingin tergeser posisi kalian, kalian harus mendukungku untuk menyingkirkan wanita itu dari rumah ini."
Cellyn dan Jenny langsung bertukar pandang, keduanya nampak berpikir sejenak, lalu tak lama kemudian, merekapun langsung mengangguk setuju.
"Baik Kakak pertama," jawab mereka bedua dengan mengangguk.
Lilian tampak tersenyum saat itu, Lilian lalu menceritakan semua yang dia lakukan kepada Kim dan juga Aneisha saat itu, hingga membuat Tuan Zu langsung murka.
Cellyn dan Jenny langsung menutup kedua mulutnya saat itu, mereka benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Lilian kepada mereka saat itu.
Setelah Tuan Zu, memberikan ramuan gingseng untuk Aneisha, Tuan Zu tak lantas beranjak dari sana.
Tuan Zu masih berdiri di depan ranjang Aneisha dengan menghisap cerutunya, sambil menunggu Aneisha tersadar kembali.
Tak selang beberapa lama kemudian, Aneisha terlihat mengerjapkan kedua matanya, meski dalam keadaan lemah, Aneisha mencoba untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaganya yang masih tersisa saat ini.
Tuan Zu yang melihat Aneisha sudah tersadar, langsung tersenyum miring kepadanya.
"Jangan memaksakan tubuhmu untuk segera bangkit dari ranjangmu, simpan tenagamu untuk nanti malam, karena kau harus melayani para tamu undanganku." ucap Taun Zu lalu bergegas pergi meninggalkan Aneisha diruangan itu sendiri.
Deg..
Jantung Aneisha langsung berdegub dengan kencang, ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Zu kepadanya saat ini.
Nyatanya, penyiksaan yang diberikan kepada Tuan Zu tadi, ternyata masih belum usai saat ini.
Aneisha menangis dan menahan rasa sakit hatinya sendiri, baru beberapa hari dia menjadi istrinya, dia harus mengalami banyak cobaan dan hasutan dari orang-orang disekitar Tuan Zu. Dalam hatinya terbesit untuk melarikan diri dari tempat ini.
Aneisha mencoba untuk bangkit dari ranjangnya kembali, kali ini dia tidak boleh lemah oleh keadaan, semakin dia lemah, Tuan Zu akan semakin senang menyiksa dirinya.
Tak selang beberapa lama kemudian, beberapa orang datang ke ruang isolasi, dimana Aneisha kini tengah dikurung oleh Tuan Zu.
"Cepat bersihkan tubuhmu!" perintah perempuan berwajah garang kepada Aneisha.
Aneisha langsung tertegun melihat tiga wanita berpakaian pengawal, datang ke ruang isolasinya.
Aneisha lalu ditarik tubuhnya ke dalam kamar mandi, di sana Aneisha langsung dipaksa untuk mandi.
Namun beberapa menit kemudian, dua orang pengawal masuk ke dalam kamar mandi Aneisha, mereka masih melihat Aneisha tak bergegas untuk membersihkan dirinya, nampak Aneisha masih lengkap mengenakan pakaiannya, hingga membuat pengawal perempuan tersebut semakin geram.
Tubuh Aneisha lalu dipeganginnya oleh salah satu pengawal, satu pengawal lagi terlihat sedang melucuti semua pakaian Aneisha. Sempat Aneisha memberontak saat itu, namum usahanya sia-sia, kedua pengawal tersebut memiliki tenaga yang cukup kuat untuk melawan dirinya yang saat itu tengah memberontak kepada mereka.
Tak selang beberapa lama kemudian, satu pengawal langsung mengguyur tubuh Aneisha dengan shower, satu lagi memegang tubuhnya yang meronta-ronta tidak mau dimandikan oleh kedua pengawal tersebut.
Aneisha tak berdaya, ketika tubuhnya digeserkan ke tembok, lalu satu pengawal memegang kedua tangannya ke atas, satu pengawal lagi menyabuni tubuh ramping Aneisha.
Setelah beberapa menit kemudian, Aneishapun telah selesai dimandikan oleh kedua pengawal tersebut.
Tak cukup dengan itu saja, kini Aneisha di suruh memakai pakaian tarian yang sedikit terbuka bagian perutnya.
Aneisha awalnya tidak mau memakai pakaian tersebut, namum dua pengawal itu, langsung memakaikan pakaian tersebut ketubuh Aneisha dengan paksa.
Tak selang benerapa menit kemudian, muncul seorang wanita dengan membawa peralatan riasannya.
Wanita itu langsung mendandani Aneisha, beberapa saat kemudian, Aneisha selesai didandaninya, kini tinggal menunggu waktu dirinya harus