Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

ROSA MELAHIRKAN

Part 8

"Hai, Mas? Aku sekarang bekerja di kantor yang sama denganmu. Kamu senangkan aku bisa bekerja bareng kamu, Mas?" ujarku sambil tersenyum genit pada Mas Faisal.

"Iya, aku senang kamu bekerja disini bareng aku. Tapi, bagaimana kalau nanti Dira tahu yang sebenarnya tentang kita?" ujar Mas Faisal ketakutan, aku hanya tersenyum melihat wajah ekspresi pacarku ini.

"Tenang Mas, Mbak Dira aku jamin tidak bakalan tahu kalau aku ada apa-apa sama kamu, lebih baik nanti sewaktu istirahat kita makan bareng saja yuk di kantin, aku mau kita mengenang masa-masa indah kita dulu dengan makan romantis, " kataku memeluk lengannya.

"Iya, siap, Sayang." jawab Mas Faisal sambil hormat. Aku terkekeh.

Mas Faisal gampang sekali luluh, sama perempuan tergoda sedikit imannya langsung runtuh. Tapi aku sangat senang melihat kelakuan Mas Faisal yang manja padaku.

Setelah berlama-lama bekera akhirnya, jam istirahat tiba, aku dan Mas Faisal segera ke kantin untuk makan bareng.

"Mas kita ke kantin yu,'' kataku memegang pergelangan tangannya.

"Ayo, Sayang!'' sahut Mas Faisal tersenyum.

Kami segera berjalan ke arah kantin, aku sangat senang sekali bisa bergandengan tangan bersama Mas Faisal. Banyak orang yang melihat, tapi kami acuh.

Aku dan Mas Faisal langsung memesan beberapa makanan untuk kami makan, perut kami sudah sangat lapar sekali karena setengah hari perut kami belum di isi.

Aku segera menikmati makanan yang sudah tersaji di hadapanku.

******

Seiring berjalannya waktu dan bulan silih berganti, aku dan Mas Faisal masih terus berhubungan sampai pada akhirnya aku di nyatakan positip hamil. Aku senang sekali karena akan mempunyai anak dari Mas Faisal. Sedangkan Mbak Dira sama sekali belum hamil-hamil sampai saat ini. Itu tandanya aku sempurna karena sudah bisa hamil, sementara Mbak Dira mungkin mandul.

Aku berniat akan memberikan kejutan terindah ini pada Mas Faisal, ia pasti tidak akan menyangka aku bisa mengandung buah cinta kami berdua.

Lantas aku menelpon Mas Faisal.

Tut ... Tut ... Tut ...

Sambungan telepon terhubung..

"Hallo," sapa Mas Faisal dari seberang telepon.

"Hallo! Mas aku mau ngomong penting sama kamu," ucapku pada Mas Faisal sambil tersenyum akan memberikan kejutan padanya.

"Kamu mau ngomong apa emangnya?'' jawabnya penasaran.

"Mendingan kamu datang aja ke apartemen, aku mau ngasih kejutan untukmu mas," ujarku menyuruh Mas Faisal datang ke apartemen.

"Oke, aku segera kesana," sahut Mas Faisal.

Sambungan telepon pun akhirnya berakhir, pria itu akan menuju ke apartemenku. Hatiku sangat berdebar ingin memberitahukan soal kehamilanku.

Tiga puluh menit telah berlalu, yang aku tunggu ternyata sekarang menampakan batang hidungnya. Mas Faisal datang membuka pintu dan langsung menatapku.

Aku langsung memeluknya sangat erat, "Mas aku mau kasih kabar gembira buat kamu, tadi aku sudah cek di tespeks dan kamu tahu hasilnya apa? Aku hamil Mas?" kataku dengan gembiranya tersenyum.

"Oyah, alhamdulillah ... Syukurlah aku kepengin cepet-cepet punya anak. Makasih ya sayang, ternyata sebentar lagi aku bakalan jadi Ayah," jawab Mas Faisal tersenyum bahagia.

"Tapi Mas, kapan Kamu mau nikahin aku? Bagaimana suatu saat nanti anak ini lahir tanpa seorang Ayah kandung?" kataku memasang raut wajah sedih.

"Hus! Gak boleh bicara seperti itu, aku bakalan tanggung jawab kok. Tapi, aku cuma bisa nikahin dengan nikah sirih aja," Mas Faisal mengusap pucuk rambutku lalu tersenyum dengan penuh kebahagian.

"Ya sudah, tidak apa-apa. Asal aku bisa segera menikah dengan kamu Mas. Hmm ... Jadi kapan rencana pernikahan sirih kita?" tanyaku menatap wajahnya, aku ingin sekali kepastian.

"Seminggu lagi sayang, kamu tunggu aja asal Dira jangan boleh tahu dulu," jawab Mas Faisal, aku hanya menganggukan kepala sambil memeluk kembali tubuh Mas Faisal.

Aku sangat bahagia sekali, sebentar lagi aku akan segera menikah dengan Mas Faisal. Walau pun pernikahan sirih, tapi tak apa yang penting aku ingin menjadi istrinya.

****

Seminggu telah berlalu, aku telah merias wajah dan berganti pakaian menjadi menjadi gaun kebaya. Mas Faisal pun hadir, sekarang kami telah menandatangi surat akta nikah sirih. Sebentar lagi udah qobol akan di senggerakan. Tiada kerabat bahkan keluarga tidak ada.

Mbak Dira juga sama sekali tidak kami undang.

Mas Faisal memegang pergelangan tangan ustadz yang akan menikahkan kami. Dan ucapan ikral ijab qobul akhirnya di ucapkan oleh Mas Faisal. Sekarang akhirnya aku resmi syah menikah siri dengan Mas Faisal.

Keluarga Mas Faisal tidak hadir, begitu pula dengan keluargaku tidak sama sekali menampakan batang hidungnya.

Mas Faisal tinggal bersamaku cuma satu malam saja, karena katanya tidak mau Mbak Dira curiga. Tapi buatku tidak masalah kalau Mbak Dira sampai tahu kalau aku dan suaminya sudah menikah.

Apa susahnya sih Mas Faisal menceraikan Mbak Dira, sedangkan aku juga istrinya. Aku sedang mengandung anaknya Mas Faisal, tapi jawabannya malah membuat aku kesal.

Mas Faisal bilang.

[Suatu saat juga nanti aku pasti akan menceraikan Dira, kamu yang tenang saja. Aku menikah dengan Dira juga terpaksa karena perjodohan orang tuaku dan orang tua Dira] Begitu jawabannya akhirnya aku pasrah dengan jawabannya.

Bulan berikutnya aku dapet kabar kalau mbak Dira sedang hamil. Sedangkan kehamilanku sudah menginjak usia lima bulan.

Mbak Dira baru menginjak satu bulanan kurang lebih, aku sama sekali jarang keluar rumah. Semua kebutuhan sudah di siapin sama Mas Faisal. Suamiku masih sering kesini, bahkan sering menginap disini dengan alasan ada urusan bisnis kepada Mbak Dira, Itu menjadi alasan untuk Mas Faisal kerumahku.

Setiap hari kerjaanku tiduran, makan ngemil sambil jalan-jalan yang enggak jauh dari apartemenku tinggal.

Sambil memakai kacamata orang-orang gak bakal tau siapa Aku, oh iya semenjak aku hamil Mas Faisal melarangku bekerja, Dia yang membiayai semua kebutuhanku setiap bulan selalu mengasih nafkah buatku, nafkah bathinpu selalu aku kasih.

Rasanya tidak nyaman banget perut semakin membesar, di bawa jalan pun rasanya gak enak banget. Tiduran juga sama tidak nyaman. Mas Faisal standbye menemaniku seharian ini. Ia tidak bekerja karena menemaniku. takutnya aku kenapa-napa katanya, perhatian sekali kamu Mas.

Dua bulan sudah berlalu. Mas Faisal tidak pernah mampir ke rumah 'ku kembali, entah kenapa ia aku sama sekali setres. Padahal aku kangen dengan dirinya.

Aku coba sms ke nomernya, mengetikkan sesuatu.

(Mas kamu dimana?)

(Aku kangen sama kamu)

Tapi sama sekali tidak di bales. Lantas aku mencoba meneleponnya.

Tut ... Tut ... Tut ...

'Mengambung'

"Hallo Mas? Mas kok gak bales sms aku sih" ujarku sambil emosi

"Mass Faisal, aku kangen sama kamu udah seminggu ini kita tidak bertemu. Kamu kemana saja?" cecarku menahan kesal. Tapi tidak ada jawaban sama sekali dari seberang telpon.

Mas Faisal tidak menjawab ucapanku, ia malah langsung mematikkan panggilan telepon ini.

[Kok Mas Faisal malah matiin teleponnya sih] gumamku dalam hati kesal

Tiba-tiba, perutku terasa sakit. Aduh ... tttoolloongg ... Sakit banget sih!" aku kaget dan berteriak.

Seketika aku kaget luar biasa ketika keluar cairan kental yang meletus di daerah sensitipku.

''Tooolllonggg!''

Sampai pada akhirnya ada yang mendengar teriakan 'ku, di luar mereka langsung menghampiriku dan menolong mereka langsung menelpon ambulans.

Setelah ambulan datang, aku langsung di masukin ke dalam mobil ambulan menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, aku langsung di periksa oleh dokter.

"Sepertinya ibu mau melahirkan, karena ketuban sudah pecah ibu harus segara melahirkan" ucap Dokter, aku yang mendengarnya kaget luar biasa.

"Tapi Dok, usia kehamilanku baru menginjak tujuh bulan. Kenapa aku melahirkan sekarang Dok?'' ujarku sambil terasa kesakitan dan bingung.

"Ibu mau melahirkan secara prematur, maka dari itu secepatnya kita harus ke ruang bersalin biar saya cek pembukaan berapa," ucap Dokter terburu-buru.

Setelah melewati beberapa jam kontraksi, akhirnya lahirlah seorang anak laki-laki dan Dokter langsung membawa anakku ke kamar bayi untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Karena bayiku berat badannya cuma satu kilo tiga ons.

Aku menghubungi Mas Faisal lewat nomer telpon kantor. Aku langsung menelpon setelah merogoh benda pipih yang berada di saku celana.

"Maaf Bu, ada yang bisa saya bantu," ucap dari seberang telepon.

"Maaf sekali mengganggu Mbak, saya mau tanya ada tidak ya Faisal Ilyas Nugroho saya mau berbicara dengannya penting sekali?" ucapku disebrang telpon..

"Baik, akan segara saya panggilkan," ucapnya

"Hallo ini siapa? Ada perlu apa yah?" ucapnya, ini suara Mas Faisal.

"Mas ini aku Rosa, aku sedang berada di Rumah sakit sekarang. Aku baru saja melahirkan secara prematur mas, bayi kita laki-laki. Kamu tolong segera kesini," ujarku kepada suamiku lewat telepon.

"Alhmdulilah, oke aku segera kesana tunggu sayang aku langsung izin keatasan,'' jawab Mas Faisal dengan nada senang.

Setelah itu telponpun terputus.

Sambil menunggu kedatangan suamiku Mas Faisal aku tiduran, karena badan merasa sangat lelah sakali pengen istirahat sejenak.

Satu jam kemudian, akhirnya Mas Faisal datang dan membangunkanku. Aku langsung terbangun melihat kedatangan suamiku.

Bersambung....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel