BAB 2 Perubahan Sikap
"Bai Changyi! Keluar kau!" terdengar suara wanita tua yang berteriak di halaman rumah.
Li Mei mengerutkan alisnya. Siapa orang yang berteriak dengan lantang dan tidak tahu malu di halaman rumah mereka? Dia tidak bisa melihat siapapun yang datang karena rumah mereka sedang dalam kondisi tertutup rapat saat ini.
Bagaimanapun, sekarang ini hampir penghujung musim dingin, dan gubuk reyot ini kondisinya sudah tidak bagus lagi. Meskipun cuaca sudah tidak sedingin bulan lalu, tapi tetap saja hawa di dalam rumah masih terasa dingin. Banyak lubang-lubang yang sudah ditambal dengan tanah liat oleh Bai Changyi untuk mencegah angin masuk ke dalam rumah. Baju mereka juga terbuat dari bahan katun kasar berkualitas rendah. Katun di zaman ini tidak terlalu bagus untuk menghangatkan tubuh. Bahkan kapasnya sangat tipis dan sudah berlubang dimana-mana.
Li Mei melirik dengan penasaran ke arah Bai Changyi yang wajahnya terlihat semakin muram. Dia menghela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk menemui orang yang ada di halaman. Orang tersebut masih terdengar berteriak-teriak dengan lantangnya.
"Kamu tunggulah disini sebentar. Makan bakpaomu, dan gunakanlah selimut dengan benar agar tidak kedinginan. Aku akan keluar sebentar untuk menemui Nyonya Zhao," ucap Bai Changyi. Dia merapikan kembali selimut agar lebih rapat membungkus tubuh Li Mei. Setelah memastikan semua kebutuhan Li Mei sudah terpenuhi, dia baru berbalik pergi meninggalkan Li Mei di dalam kamar. Tidak lupa dia memastikan pintu sudah tertutup dengan rapat.
Li Mei menajamkan telinganya untuk mendengarkan pembicaraan orang-orang di luar. Sebenarnya dia tidak perlu terlalu berusaha keras karena wanita tua tersebut terdengar tidak berniat memelankan suaranya sama sekali.
"Bai Changyi! Kembalikan sekarang juga uang sepuluh tael perak yang kamu pinjam tiga hari yang lalu untuk mengobati istri tidak bergunamu itu!" kata wanita yang bernama Nyonya Zhao itu.
Li Mei kembali mengerutkan alisnya dengan tidak senang. Siapa orang yang berani mengatakan dirinya wanita tidak berguna? Ternyata Bai Changyi sampai harus meminjam uang untuk mengobatinya? Sebanyak apakah sepuluh tael perak itu?
"Nyonya Zhao, aku sudah berkata kalau aku akan mengembalikan uangmu dalam waktu dua minggu. Ini baru tiga hari, dan aku belum sempat pergi berburu karena sibuk merawat Li Mei. Bagaimana mungkin aku bisa mengembalikan uangmu sekarang?" tanya Bai Changyi. Dia merasa sangat tidak senang ketika mendengar perkataan Nyonya Zhao saat mengatakan kalau Li Mei adalah istri yang tidak berguna. Tapi dia harus bersikap sopan, bagaimanapun Nyonya Zhao adalah salah satu senior di desa ini.
Meskipun sering membuat ulah, tapi Bai Changyi tahu kalau Li Mei adalah wanita yang baik. Dia hanya merasa tidak tahan dengan tekanan kemiskinan yang mereka alami. Oleh karena itu dia selalu berbuat ulah agar Bai Changyi menceraikannya. Sebenarnya, tidak sulit bagi wanita cantik seperti Li Mei mencari seorang suami yang berada. Ketika mereka bercerai, mungkin saja akan banyak pedagang yang ingin menjadikannya salah satu selir atau gundik di rumahnya. Tapi, saat membayangkan hal ini, hati Bai Changyi terasa sangat sakit.
Ya, dia salah satu laki-laki yang tidak pernah memikirkan soal cinta. Kehidupannya juga miskin dan hanya bisa hidup dari hasil berburu. Namun, dia malah jatuh cinta pada Li Mei yang ditemukannya terluka dan tidak sadarkan diri di gunung. Pakaiannya compang camping, jadi Bai Changyi tanpa sengaja melihat paha dan dada bagian atasnya ketika menolongnya. Saat sadar Li Mei juga tidak mengingat siapa dirinya. Oleh karena hal-hal inilah akhirnya Bai Changyi menikahi Li Mei.
"Makanya sudah kukatakan kepadamu, ceraikan saja wanita seperti dia! Buat apa kamu mempertahankan wanita yang tidak menghargaimu sepertinya?" dengus Nyonya Zhao dingin.
Li Mei mengangkat alisnya. Rupanya ada seseorang yang sangat menginginkan dia bercerai dengan suaminya. Apa kira-kira alasannya? Apakah karena pemilik asli tubuh ini sangat menyebalkan?
"Lagi pula dia terbaring tidak sadarkan diri sampai sekarang. Mungkin saja dia sebentar lagi akan mati dan.."
"Nyonya Zhao!" hardik Bai Changyi.
"Sudah kukatakan berapa kali? Jangan menjelek-jelekkan istriku seperti itu terus. Lagi pula Li Mei sudah siuman sekarang, kondisinya sudah jauh lebih baik."
"APA?!" kali ini terdengar dua suara perempuan yang berteriak dengan kaget.
"Bagaimana bisa?!" tanya Nyonya Zhao dengan nada yang masih kaget.
Suasana hening sejenak. Sejujurnya, Li Mei merasa hatinya menghangat ketika mendengar suaminya yang terus saja membelanya sedari tadi. Padahal pemilik asli tubuh ini selalu saja berusaha berbuat onar.
"Baguslah kalau dia sudah sadar. Kamu jadi tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk pemakamannya. Lebih baik kamu segera mengusirnya dari desa ini, lalu menikahlah dengan Mi'er," celetuk Nyonya Zhao dengan suara keras. Ia sengaja mengeraskan suaranya agar Li Mei bisa mendengarnya dari dalam.
"Kak Changyi, aku berjanji pasti akan memperlakukanmu dengan baik, tidak seperti Li Mei," suara wanita muda terdengar berkata dengan malu-malu.
Li Mei menggelengkan kepalanya dengan pelan. Dasar wanita-wanita gila. Sebentar-sebentar menyuruh suaminya menyiapkan pemakaman untuknya. Sebentar-sebentar menyuruh suaminya menceraikannya. Sekarang mereka meminta suaminya menikahi wanita lain di depan rumahnya? Lihat saja, Li Mei tidak akan pernah mengizinkannya! Dia tidak akan pernah sudi berbagi suami dengan siapapun!
"Xiao Mimi, sudah kukatakan berapa kali, aku tidak pernah menganggapmu lebih dari adik tetangga saja di desa ini. Aku tidak akan pernah bisa menikahimu. Carilah laki-laki lain yang lebih baik dariku," kata Bai Changyi dingin.
"Kakak.. apa kakak akan segitu dinginnya kepadaku? Aku.. Aku.. Ibuu.." suara isakan lemah mulai terdengar dari halaman.
Ah, benar-benar menyebalkan! Li Mei sudah tidak tahan lagi!
"Bai Changyi!" hardik Nyonya Zhao kasar.
"Bisa-bisanya kamu mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu! Apa kurangnya Mi'er daripada Li.." belum sempat Nyonya Zhao menyelesaikan ucapannya, pintu rumah tiba-tiba terdengar dibuka dari dalam. Berhubung pintu tersebut sudah reyot, tentu saja suaranya terdengar lebih berisik.
"Aku pikir siapa yang pagi-pagi datang dan berteriak-teriak seperti orang gila di halaman rumah orang, ternyata ada Nyonya Zhao dan anaknya yang tidak tahu malu datang kemari," kata Li Mei saat dia berjalan mendekati mereka. Dia berjalan dengan tegap dan terlihat angkuh. Wajahnya bahkan terlihat sangat memprovokasi.
Nyonya Zhao dan Xiao Mimi sontak terkejut saat melihat Li Mei yang datang mendekat. Sejak kapan Li Mei jadi orang yang berani melawan seperti ini? Bukankah dia hanya bisa meringkuk diam setiap kali mereka mengganggunya?
"Ada apa?" tanya Li Mei menatap kedua wanita di hadapannya itu seraya duduk di kursi batu bersebelahan dengan Bai Changyi. Dia lalu menoleh ke arah Bai Changyi dan mengeluh dengan manja seraya menyandarkan kepalanya kepada Bai Changyi, "suamiku, aku kedinginan.."
Bai Changyi tertegun di tempatnya. Selama beberapa saat pikirannya terasa kosong. Sedangkan Nyonya Zhao dan Xiao Mimi terbelalak ketika melihat sikap manja Li Mei.
Sejak kapan Li Mei semanja ini kepada Bai Changyi? Apakah tenggelam di sungai bisa menyebabkan sikap seseorang berubah?