Pustaka
Bahasa Indonesia

Grandes High School (Angie)

83.0K · Tamat
Ellakor
71
Bab
512
View
9.0
Rating

Ringkasan

Angie Megan ... seorang wanita yang dilahirkan dalam keluarga cenayang. Dia frustrasi karena tidak memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan hantu, tidak seperti ayah dan kakeknya. Untuk mengasah kemampuannya, dia memilih menuntut ilmu di Grandes High School yang terkenal dengan keangkerannya. Hidupnya berubah ketika dia bertemu dengan seorang gadis bernama Sylvia yang memiliki kemampuan untuk melihat dan menyegel hantu. Persahabatan mereka dimulai dan bersama-sama mereka menyegel hantu yang mengganggu siswa-siswa Grandes High School. Hingga suatu ketika Sylvia meninggal secara misterius dan Angie bisa merasakan bahwa arwah Sylvia masih bergentayangan di Grandes High School.Angie bertekad untuk mencaritahu kebenarannya meskipun dia harus melibatkan murid sekaligus sahabatnya kini, Leslie. Bersama-sama ... Angie dan Leslie berusaha menenangkan arwah-arwah penasaran, bukan arwah yang bebas bergentayangan di Grandes High School melainkan arwah-arwah yang dulu disegel oleh Sylvia.Bagaimanakah perjuangan Angie dan Leslie menyelesaikan masalah para hantu? Berhasilkah Angie mengungkap kebenaran dari kematian Sylvia yang misterius serta menemukan arwahnya yang masih gentayangan? Temukan jawabannya dalam kisah mereka.NB: Cerita ini merupakan sekuel dari seri pertamanya (Grandes High School : Leslie), jadi sangat dianjurkan untuk membaca seri pertamanya terlebih dahulu supaya mengerti alur dan tokohnya.

RomansaDosenPengembara WaktuThrillerSuspense

Minerva Part 1

Kehidupan ... tidak ada manusia yang tahu akan seperti apa kehidupannya, tidak pula bisa memilih kehidupan yang akan dijalaninya. Manusia tidak bisa memilih orangtuanya dan di mana akan dilahirkan. Nasib manusia telah ditentukan oleh Sang Pencipta, hanya bisa menerima dan berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam menjalani kehidupan. Seperti aku ....

Aku berasal dari keluarga Megan yang terkenal dengan kemampuan sebagai cenayang. Keluarga kami terkenal sebagai cenayang hebat. Banyak sekali orang yang diganggu oleh hantu, berdatangan untuk meminta bantuan kami.

Kakekku merupakan pemimpin keluarga. Dia cenayang yang paling hebat di keluarga kami. Setelah kakekkku, ayahkulah yang menjadi cenayang terhebat. Memang berasal dari keluarga cenayang membuatku terbiasa berurusan dengan hantu, namun aku memiliki kekurangan.

Aku bisa merasakan kehadiran makhluk halus tapi tidak bisa melihat ataupun berkomunikasi dengan mereka. Terlahir sebagai anak tunggal, kelak aku akan menjadi penerus keluarga.

Ayah dan kakek memiliki kekuatan cenayang yang luar biasa. Bukan hanya bisa merasakan, melihat dan berkomunikasi dengan makhluk halus. Mereka pun bisa mengantarkan para arwah gentayangan pergi ke dunianya. Aku sangat kagum dengan kemampuan mereka dan di saat bersamaan merasa frustasi karena aku berbeda dengan mereka..

Untuk melatih kemampuanku agar bisa menyamai kemampuan kakek dan ayah, aku sengaja menuntut ilmu di Grandes High School yang terkenal dengan keangkerannya. Sering terjadi kejadian yang mengerikan di sana. Hanya melihat dari luar, aku bisa merasakan hawa menyeramkan dari sekolah itu.

Semenjak menuntut ilmu di Grandes High School, kemampuanku yang bisa merasakan keberadaan hantu terasa semakin kuat. Akan tetapi, kembali merasa frustasi karena masih belum mampu untuk melihat penampakan ataupun berkomunikasi dengan mereka.

Sering sekali aku mendatangi gedung sekolah sendirian pada malam hari. Keinginanku hanya satu yaitu bisa melihat penampakan makhluk halus penghuni sekolah. Akan tetapi, usahaku sia-sia karena tetap tak ada penampakan yang kulihat.

Flashback On

Hingga pada suatu malam, aku bertemu dengan orang itu. Dia merupakan siswi di Grandes High School, namun kami berbeda kelas. Aku berasal dari kelas 1A sedangkan dia berasal dari kelas 1B.

Ketika pertama kali bertemu dengannya, aku heran karena dia berani mendatangi sekolah sendirian pada tengah malam. Tidak ada sedikit pun kecurigaan, aku hanya menilai dia seorang gadis pemberani.

Aku segera mengubah pemikiran ini ketika mendengar dia mengatakan sesuatu yang aneh.

"Hm, dia hantu yang cukup mengerikan. Pasti semasa hidupnya mengalami banyak penderitaan."

Aku yakin tidak salah mendengar, dia menyebut hantu. Saat itulah aku mencurigainya memiliki kemampuan bisa melihat makhlus halus.

"Kau mengatakan apa?" tanyaku, memastikan sekali lagi bahwa aku tidak salah mendengar.

"Haah ...?"

"Baru saja kau mengatakan sesuatu tentang hantu, kan?"

"Oooh, itu ... aku membicarakan hantu yang baru saja lewat di depan kita. Dia hantu yang cukup mengerikan."

"K-kau bisa melihat hantu?"

"Begitulah. Memangnya kau tidak bisa melihatnya?"

Aku menggeleng sebagai respons. Ternyata kecurigaanku benar, dia memang bisa melihat makhluk halus.

"Apa kau membawa kertas dan pensil?" tanyanya tiba-tiba.

"Ada di tasku, memangnya untuk apa?"

"Sudah sini berikan padaku, nanti juga kau akan tahu."

Gadis ini sedikit kasar dan tomboi. Sebenarnya aku tidak terlalu suka bergaul dengan orang seperti dia, tapi kemampuannya yang bisa melihat hantu membuatku penasaran untuk mengenalnya lebih dekat.

Aku menuruti keinginannya, lalu aku memberikan kertas dan pensil seperti permintaannya. Sang gadis yang belum kuketahui namanya itu mulai menggambar sesuatu di kertas yang kuberikan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk menggambar, dia mengembalikan kertas dan pensil padaku. Sempat heran dengan tingkah lakunya, aku terbelalak ketika melihat gambarnya.

Dalam kertas terdapat gambar yang cukup mengerikan. Gambar seorang perempuan yang duduk di lantai, sambil berjalan dengan mengesot. Wajah perempuan itu tidak terlalu jelas karena tertutupi oleh rambut. Yang membuat gambar ini menyeramkan karena terdapat banyak noda hitam pada pakaian sang perempuan. Aku tidak mengerti maksud dari gambar ini sehingga aku pun segera menanyakannya.

"Kenapa pakaian perempuan di gambar ini sangat kotor?"

"Kotor karena dipenuhi darah." Jawabnya santai, berbeda dengan responsku yang tersentak kaget.

"Apa perempuan yang kau gambar ini merupakan hantu yang kau katakan tadi?"

"Begitulah. Kau kan tidak bisa melihatnya, jadi aku menggambarkannya supaya kau bisa mengetahui dan membayangkan sosok hantu itu."

Si gadis berjalan meninggalkanku dan dengan cepat aku berlari untuk mengejarnya.

"Hei, tunggu aku. Kau mau ke mana?" tanyaku setelah berhasil menyamai langkahnya.

"Tentu saja mengikuti hantu itu."

"Untuk apa kau mengikutinya?"

"Aku hanya ingin tahu ke mana dia pergi. Sebenarnya aku ingin tahu alasannya sering meneror siswi di sekolah ini."

"Apa maksudmu?"

"Apa kau tidak pernah mendengar rumor banyak sekali siswi yang kerasukan? Banyak siswi yang sedang menjalankan tugas piket ataupun sedang mengikuti ekskul kerasukan. Itulah sebabnya tidak ada yang berani berada di sekolah ini jika jam pelajaran sudah berakhir." Sang gadis menjelaskan dengan serius, langkahnya tak terhenti, begitu pun denganku yang masih mengikutinya.

"Belum tentu kan hantu yang kau gambar ini yang merasuki mereka?" kembali kuajak dia bicara karena beberapa menit lamanya hanya keheningan yang melanda.

"Sudah jelas hantu ini yang merasuki mereka karena aku dengar siswi-siswi yang kerasukan itu berjalan dengan mengesot."

"Memangnya kau bisa berkomunikasi dengan hantu?"

"Tentu saja tidak bisa."

Aku mengernyitkan dahi, jika tidak bisa berkomunikasi dengannya untuk apa gadis ini mengikuti si hantu? Aku mulai terheran-heran. "Percuma saja kau mengikuti hantu itu jika tidak bisa berkomunikasi dengan mereka?"

"Jangan cerewet.” Dia menghentikan langkah, menoleh padaku dan melayangkan tatapan tajam yang membuatku sempat membeku di tempat. “Aku pasti akan menemukan penyebab hantu itu gentayangan di sekolah ini tanpa harus berkomunikasi dengannya."

Gadis itu terus berjalan, dan aku masih mengikutinya dari belakang. Entah kenapa aku sangat penasaran dengannya. Aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan.

Dia berhenti di depan sebuah ruangan. Jika melihat tulisan yang tertempel di atas pintu, ruangan ini merupakan ruang guru.

"Sepertinya hantu itu seorang guru. Petunjuk ini sudah cukup untuk mencaritahu tentang identitasnya."

"Apa maksudmu?" aku yang tidak mengerti maksud ucapannya, meminta penjelasan.

Namun, bukannya memberikan jawaban. Dia berjalan meninggalkanku begitu saja.

Aku bergegas mengejarnya. "Hei, tunggu. Tolong jawab aku, apa yang akan kau lakukan pada hantu itu?"

"Jika kau ingin tahu, besok malam datanglah ke tempat ini.” sahutnya sembari menoleh ke belakang melalui bahu, lantas tersenyum tipis. “Sampai jumpa."

Meskipun aku masih bingung dengan perkataannya, yang bisa kulakukan sekarang hanyalah diam sambil menatap punggungnya yang semakin menjauh.