Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 19 Fight

"Persetan dengan semuanya, aku tak akan membiarkanmu mati."

Ketika ujung jarum yang ditusukkan Gaju masuk ke dalam tubuhnya dan menyentuh titik Limiter-nya, sebuah kekuatan seperti dilepaskan dengan tiba-tiba. Seperti sebuah bendungan yang tiba-tiba ambrol karena tidak bisa menahan laju air yang ditampungnya.

Tapi, Gaju tak memikirkannya sama sekali. Dia harus menyelamatkan Tian. Gadis yang sekarang sedang berdiri di depannya dan bersiap menerima serangan dari Griffin yang seharusnya diarahkan untuk Gaju.

Wooossshhhhhh.

Gaju bergerak cepat sekali, hingga bayangannya tak lagi terlihat oleh mata biasa.

Setelah Limiter-nya dilepas, skor Physical Attribute milik Gaju menjadi 7.34, dengan distribusi 2.38 untuk Strength, 2.48 untuk Speed dan 2.48 untuk Agility. Gaju mampu bergerak dengan kecepatan 24.8m/s dengan skor 2.48 dengan speed yang dia miliki.

Seberapa cepatkah itu?

24.8m/s sebanding dengan 848km/jam. Mobil tercepat saat ini adalah Hennessy Venom F5 dengan top speed 484km/jam. Gaju bisa melibasnya tanpa ampun dengan berlari.

Kalau mobil sekelas Lamborghini Aventador milik artis-artis yang top speed-nya cuma 300an km/jam, mereka tak akan bisa menangkap bayangan Gaju.

Gaju memang tak lagi manusia.

Sama seperti semua Kandidat yang ada di Pulau. Mereka bukan lagi manusia dengan segala kemampuan yang mereka miliki.

Dengan kecepatan gerak Gaju, jarak antara dirinya dan Tian yang hanya 2m saja, hanya membutuhkan sekejapan mata.

Tapi, Griffin bukan binatang buas biasa. Gaju tak tahu dengan pasti berapa skor speed, strength dan agility yang dimiliki oleh creature level 3 itu. Tapi Gaju yakin kalau Kandidat dengan kemampuan dibawah level fighter yang sesungguhnya dengan nilai kumulatif fisik mereka kurang dari 5, pasti tak akan bertahan hidup lama di depan sang Griffin.

Crassssssss.

Gaju yang sedang melesat ke arah Tian dan ingin menyelamatkannya, tiba-tiba melihat semburan cairan berwarna merah yang menutupi pandangan matanya.

Tian?

Tubuh Tian terhempas ke belakang dan masih menyemburkan darah segar dari bagian depan tubuhnya yang terluka. Gaju dengan cepat menangkap tubuh itu dan meloncat ke belakang. Mata Griffin memerah ketika melihat darah yang tadi menyembur dan membasahi sebagian dari kepala dan tubuhnya.

Griffin berubah beringas seketika.

Ini kali pertama dia mencium bau darah dari musuh abadinya. Spesies kecil dan tak berdaya yang selama ini berhasil memenjarakannya, tapi sebentar lagi akan dia nikmati daging dan darahnya.

"Ahhhhhhkkkkkkk."

Griffin bergerak maju dan dengan cepat mengejar tubuh Tian yang masih mengeluarkan darah dan kini berada dalam pelukan Gaju.

Gaju melirik ke arah luka di tubuh Tian lalu menggunakan jarumnya untuk mengaktifkan titik syaraf yang membantu untuk meredakan sakit dan menghentikan pendarahan hebat dari luka di tubuh Tian. Setelah melakukan hal itu, darah yang mengalir keluar dari tubuh Tian mulai berhenti.

Gaju lalu melihat Griffin mengejar mereka berdua dan bahkan terlihat jauh lebih beringas daripada tadi. Gaju bisa menebak apa penyebabnya. Pasti bau darah milik Tian. Itu artinya secerdas apapun sang Griffin, dia tetaplah binatang buas yang mengandalkan insting.

Gaju memeluk tubuh Tian yang tak sadarkan diri dan membawanya berlari mundur menghindari kejaran Griffin. Mereka berdua bergerak dengan kecepatan yang hampir sama dengan sang Griffin.

Setelah beberapa meter membawa Tian ke belakang, Gaju tahu dia tak bisa melepaskan diri dari kejaran mahluk itu.

Gaju mengatupkan rahangnya, "Kamu yang memintanya," geram Gaju.

"Adel, tangkap Tian!!" teriak Gaju.

Adel yang baru saja mengamankan Aju terlihat terkejut. Tapi dengan cepat dia mengambil sikap siaga.

Gaju lalu melempar tubuh Tian ke arah Adel dengan tenaga yang terkontrol agar tak melukai soulmatenya. Tubuh Tian melayang ke arah Adel yang dengan sigap menangkapnya. Adel terkejut sekali saat melihat kondisi tubuh Tian yang bersimbah darah.

Gaju melirik ke arah Tian dan Adel dengan pandangan lega.

Kalau Tian bisa mengorbankan nyawa demi dirinya, Gaju juga bisa melakukan hal yang sama. Dia akan mempertaruhkan semuanya dan bertarung mati-matian melawan Griffin yang masih tetap mengejarnya.

Adel yang sudah berhasil menangkap tubuh Tian dengan cepat tahu kalau pertolongan pertama sudah diberikan oleh Gaju untuk menghentikan pendarahan dari luka Tian, entah bagaimana caranya.

Dia hanya perlu mengamankan Tian dari area yang terkena dampak pertarungan Gaju dan Griffin.

Setelah meletakkan tubuh Tian di sebelah Aju, Adel melihat Gaju yang sedang bertarung, matanya hampir terlepas karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Speed, Agility, Strength, semua atribut fisik yang ditunjukkan oleh Gaju saat ini jauh dari apa yang pernah dia lihat. Bahkan dari monster sekelas Koga sekalipun.

"Inikah kekuatan Gaju yang sebenarnya?" gumam Adel dengan suara bergetar.

Adel selama ini menganggap Gaju sengaja menyembunyikan kelebihan IC-nya, Adel juga selalu menduga kalau Gaju adalah real strategist sepert dirinya dan Tian, tapi apa yang dilihatnya sekarang, menghancurkan semua dugaan yang selama ini dia miliki tentang sosok Gaju.

Gaju adalah definisi monster yang sesungguhnya. Monster yang terbalut tubuh manusia.

Adel melirik ke arah Tian dan Aju yang tak sadarkan diri, hanya dia yang sekarang menyaksikan pertarungan sengit antara Gaju dan Griffin. Tak ada Kandidat lain yang mengetahui terror yang sesungguhnya dari Kandidat bernomor Tiga Tujuh itu. Kecuali Pengurus tentunya, yang Adel tahu selalu memonitor pertarungan ini sejak awal.

"Bedebah!!!"

Booommmmm.

Pukulan Gaju dengan strength 2.38 point atau setara dengan lebih dari 230kg mengenai kepala Griffin dan membuat mahluk itu terhuyung ke belakang.

Jarum Gaju masih terlipat ke dalam sela-sela jari tangan kanannya yang tadi memukul kepala Griffin. Gaju dengan sengaja menunggu untuk tidak menggunakan jarumnya, karena dia ingin menggunakan senjata andalannya itu untuk menusuk mata Griffin saat mahluk itu lengah.

"Ahhhhhkkkkk."

Griffin dengan cepat kembali berdiri tegak dengan keempat kakinya setelah terhempas ke belakang oleh pukulan Gaju tadi.

Woossshhhhhh.

Griffin kembali melesat maju, kali ini dia menggunakan bantuan sayapnya. Bukan sekedar lompatan seperti sebelum-sebelumnya.

Keempat kaki Griffin melayang di atas tanah dan membuatnya bergerak lebih cepat.

Gaju meloncat ke samping dengan cepat, berusaha menghindari serangan paruh Griffin yang menusuk lurus ke arah tubuhnya.

"Kamu hanya binatang!!"

Teriak Gaju sambil melayangkan tendangan kaki kiri dari samping kiri Griffin yang barusan menyerangnya dengan paruhnya.

Booommmmmm.

Suara dentuman kembali terdengar ketika kaki kiri Gaju mengenai kepala Griffin dan membuat mahluk itu mendongakkan kepalanya ke atas.

Griffin mengepakkan sayapnya dan meloncat mundur pelan untuk mengurangi impact tendangan mangsanya. Mangsa yang sekarang menunjukkan potensi untuk bertarung dengan imbang melawan dirinya.

Griffin kembali berdiri dengan keempat kakinya dengan kokoh dan melihat ke arah Gaju dengan tatapan mata tak lagi merendahkan. Dia tahu kalau mangsanya yang satu ini, bukan seperti mangsanya yang lain.

Gaju berdiri dan sedikit membungkuk badan dengan sikap siaga, siap melenting kapan saja untuk menghindar maupun menyerang.

Dia sudah mencapai setengah dari tujuannya, membuat sang Griffin bertarung melawannya dari jarak dekat.

Sedari tadi, itulah yang ingin dia lakukan.

Pertarungan yang paling tidak Gaju inginkan adalah ketika Griffin memilih untuk melakukan serangan gerilya dari langit jika dia tahu pertarungan jarak dekat tak mungkin Griffin menangkan.

Kalau pertarungan mengarah kesana, tak mungkin Gaju bisa menyarangkan jarumnya ke mata Griffin dan kemungkinannya untuk menang akan melayang terbawa angin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel