Bab 2 | Membeli Hadiah Untuk Twins
Felix tidak lagi menyahut, pria itu langsung angkat kaki dan berlari menuju parkiran mobil, Reynard dengan cepat menyusul.
Felix dengan kecepatan penuh melajukan kendaraannya menuju klub yang terlihat di foto Arion masuk ke dalam bersama dua orang. “Tunggu! Bukannya ini Tasha dan Raul?” Reynard memperbesar foto yang ia dapatkan.
Felix mengerutkan keningnya, “Sejak kapan Arion hangout dengan mereka berdua? Dan bukannya ini terlalu mencurigakan?”
Reynard menoleh kepada Felix, “Jangan bilang?! Perempuan gila itu?”
Felix segera menyalip mobil-mobil yang ada di depannya. Dan begitu mereka tiba di depan klub, tanpa perlu menunjukkan kartu identitas para penjaga sudah mengenal mereka berdua, karena wajah mereka adalah identitas mereka. Tidak ada satupun klub yang tidak mengenal Felix dan Reynard—duo biang kerok.
Kedua pria tampan itu berlari dengan cepat menuju vip room yang ada di foto dan brak!
“Sorry!!” Reynard segera menutup balik pintu tersebut karena terkejut mendapati Arion sedang bercinta dengan panas bersama seorang wanita.
“Sialan si Arion! Biasanya dia bilang kalau mau One Night Stand dengan wanita,” geram Reynard menghela napas.
“Kau juga kenapa langsung main brak bruk brak pintu!” seloroh Felix yang tadi juga ikut melihat adegan yang diinginkan itu.
“Ck! Mataku sudah ternodai!” decak Reynard dan bersandar di pintu.
“Memangnya dengan siapa si Arion malam ini?” tanya Felix penasaran.
“…”
Reynard dan Felix seketika terdiam dan saling menatap. “Tasha?!” teriak mereka bersamaan.
“Argghhh! Sialan!” panik Reynard.
“Cepat hentikan Arion! Kalau tidak kita merasakan neraka setiap hari!” seru Felix ikutin panik.
Reynard kembali membuka pintu dengan kasar dan masuk.
“Felix! Reynard! Apa yang kalian lakukan disini!?” teriak Tasha tanpa menutup tubuhnya di depan kedua pria itu. Bahkan wanita itu tidak turun dari tubuh Arion yang saat ini berbaring di atas sofa.
“Ah sialan mataku!” umpat Felix.
“Tentu saja menjemput Arion!” sahut Reynard—ketus.
“Hey! Apa kalian tidak punya sopan santun? Aku dan Arion sedang sibuk—bercinta,” tukas Tasha. Dia tidak ingin moment yang ia tunggu-tunggu ini dikacaukan oleh Felix dan Reynard. “Sialan! Kenapa dua dedemit ini bisa tahu kalau Arion ada disini?!” pikir Tasha.
Felix tertawa keras, “Hahahha, bukannya disini terlihat hanya kau yang sibuk?” sarkas Felix, “Rey, bantu Arion bangun.”
“Hey! Hentikan!” teriak Tasha yang saat ini dipaksa menjauh dengan tubuh Arion.
Felix dan Reynard mengabaikan teriakan histeris dari Tasha—salah satu model di perusahaan mereka yang begitu terobsesi dengan Arion.
Tiba-tiba dari arah pintu terlihat lima orang pria bertubuh kekar menhadang mereka. “Ck! Rey, waktu kita hanya tersisa lima menit!”
“Kalau begitu selesaikan dalam satu menit!” sahut Reynard enteng.
Kedua pria itu langsung menghajar kelima pria besar yang menghadang mereka dengan satu kali pukulan yang melumpuhkan.
Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!
“Nice!!”
“GG!” dan melihat jam tangannya, “lima puluh enam detik!” dan mereka kembali kepada Arion.
Kedua pria itu sambil meringin memakaikan Arion pakaian dengan cepat. Arion benar-benar tidak sadarkan diri.
“Sialan kau Tasha! Apa yang sudah kau berikan pada Arion?!” murka Felix.
“Anggap karirmu berakhir malam ini juga!” ketus Reynard kepada Tasha yang sudah tertunduk ketakutan.
“Hei berengsek! Sampai kapan kalian berdua mau disini? Aku tidak ingin diomeli oleh twins!” suara berat Arion menegur kedua sahabatnya.
(Noob : Newbie dalam game atau pemain pemula, GG : GoodGame istilah yang sering dipakai di dalam game saat pertandingan antar tim)
***
“Kau sudah bangun?” tanya Reynard dan tepat saat itu mendapatkan tatapan tajam dari Arion. Membuat Reynard meneguk kasar salivanya.
Bukan karena apa, sebelum Arion benar-benar berada di bawah pengaruh obat yang ia minum. Arion sempat menghubungi Reynard. Tetapi sahabat sekaligus asistentnya itu mengabaikan panggilannya.
Reynard segera mengalihkan pandangannya, menatap Felix meminta bantuan, “Hah… Bantu aku, waktu kita tinggal tiga menit!” seru Felix kemudian kepada Reynard.
Arion yang masih dalam keadaan setengah sadar menjadi penasaran, kenapa bisa sampai ada limited time. “Apa maksudmu, Fel?”
“Dalam waktu tiga menit kalau kita tidak tiba di birthday party twins, kita bertiga akan dikirim ke pelatihan keluarga Harold dan menyusul ke keluarga Vladislav,” tentu saja benar dengan keluarga Harold, tetapi dia dengan sengaja menambahkan pelatihan dari keluarga Vladislav.
Reynard yang mendengar itupun langsung terkejut, “Eh bukannya—” namun ucapannya langsung berhenti saat Felix menatapnya tajam.
Sedangkan Arion yang masih setengah sadar langsung berdiri, “Sialan! Kenapa tidak kalian bilang dari tadi!” serya berjalan menuju pintu keluar, berhasil membuat Reynard dan Felix terbelalak terkejut melihat dampak kata pelatihan kepada Arion.
Tepat sebelum keluar, Arion berbalik dan menatap Tasha, “Aku akan membuat perhitungan denganmu!”
Ketiga pria tampan dan rupawan itu pun akhirnya keluar. Semua mata teruju kepada mereka. Dimana Arion berjalan di depan, sedangkan Reynard dan Felix berjalan dibelakangnya.
“Waktu kita sisa berapa menit?”
“Dua menit!” sahut Felix tenang.
“Shit! Karena perempuan sialan itu! Awas saja kalau aku sampai ikut dikirim ke Afrika!”
“Yon, Fel, aku punya ide….” Gumam Reynard pelan dan berhasil menghentikan langkah Arion dan Felix. Dengan kompak mereka berdua menoleh ke arah Reynard.
“Ayo ikut saja!” seru Reynard dan berjalan mendahului Arion dan Felix. Bahkan kini ketiga pria dewasa itu berlari tanpa memedulikan pandangan dari pengunjung disana.
Reynard dengan cepat masuk ke dalam kursi pengemudi, “Masuk!” Arion duduk di bagian belakang, sedangkan Felix masuk di bagian depan, disamping Reynard.
Tanpa aba-aba, Reynard segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh tetapi bukan menuju mansion utama keluarga Harold. “Kita mau kemana, Rey?” tanya Arion yang saat ini duduk di bagian tengah kursi dan ikut memandangi jalan.
“Tadi saat kesini, aku melihat butik tas.” Sahut Reynard.
“Hey ini bukan waktunya untuk—” protes Felix tapi langsung di tahan oleh Arion.
“Good idea! ” potong Arion. Paham akan tujuan Reynard.
Felix menekuk keningnya, “Why?”
“Ayo turun!” seru Reynard begitu memarkirkan mobilnya.
Felix yang masih kebingungan hanya mengikuti perbuatan kedua sahabtnya itu. “Hey, ada apa?!” tanyanya yang masih tidak paham.
Ketiga pria itu tidak memedulikan sapaan dari para staff yang menyambut mereka dengan ramah.
“Keluarkan ponselmu, Yon.” Pinta Reynard kepada Arion.
Arion segera merogoh saku jas dan celananya tapi nihil, “Ponselku di mana?”
“Ah sial! Aku lupa! Fel, ponselmu…!” Reynard beralih ke Felix, “buruan!”
Reynard segera mencari nomor ponsel Emily—putri pertama dari Ethan dan Della, baru nada dering ke tiga, panggilan tersebut terhubung, “Kalian dimana?” terdengar suara Emily dengan sangat pelan.
“Nanti baru aku jelaskan, sekarang panggilkan twins, aku akan melakukan panggilan video,” ujar Reynard kepada Emily.
“Tapi—”
Arion langsung meraih ponsel tersebut dari tangan Reynard, dan berbicara kepada Emily, “Panggilkan twins!” ucapnya singkat dan dingin.
Emily yang diseberang sana cukup terkejut mendengar suara Arion, “Arion? Hmm, baiklah.” Dan tidak lama kemudian terdengar suara heboh di seberang sana.
“Mereka disini,” ucap Emily.
“Ok siap-siap!” Panggilan telpon pun berganti menjadi panggilan video.