Bab 1. Penghuni Kontrakan Baru
Ketika umur saya menginjak angka 24 tahun, nama saya pangggil saja budi, saya berasal dari daerah jawa barat yang banyak menghasilkan produk astris dan model. hanya saja saya tinggal di kampungnya. dari kecil saya di ajarkan untuk menjadi seoarang pekerja keras hidup sangat sederhana dari ayah dan ibu seorang kuli.
Semenjak kecil saya sudah mulai ikutan bekerja membantu kedua orang tua dari ikut paman saya jadi tukang bangunan sampai jualan donat di pasar. walaupun begitu saya tetep melanjutkan sekolah sampai lulus sma saya di ajarkan oleh kakek saya bahwa pendidikan adalah jembatan hidup walaupun kakek saya hidup sulit tapi saya akui kakek memang oleh yang pintar walaupun dulu tidak sekolah formal tapi beliau adalah panutan saya dalam hidup.
Waktu ke waktu saya tumbuh dewasa hingga tak terasa bisa lulus dari sma negeri di kota B, saya ingin sekali melanjutkan kuliah di kota b karena memang di kota ini banyak kampus yang bagus dan menjadi destinasi orang untuk menempuh pendidikan kuliah di negara ini. tapi nasib memang harus berkata lain, pilihan saya setelah lulus hanya satu yaitu bekerja dan membantu orang tua.
Akhir beberapa kali saya kirim cv saya yang hanya lulusan sma akhir nya dapat panggilan juga untuk wawancara bekerja, tapi mungkin harus jalannya saya dapat panggilan bekerja di wilayah ibukota yang kata nya keras bagai baja. karena sebelumnya belom pernah ke kota ini akhirnya saya coba bertanya ke beberapa teman kenalan, akhirnya dapat lah 1 orang teman yang katanya punya saudara yang bekerja juga di ibukota.
Dan tibalah hari dimana saya bertemu saudara teman saya sebut saja nama nya ujang, ujang ini sudah 1 tahun bekerja di wilayah ibukota dia bekerja sebagai security di salah satu hotel di ibukota. dari obrolan dengan nya saya tahu kalau ujang ini tinggal di kontrakan yang tidak jauh dari tempat saya akan wawancara bekerja.
Dari cerita ujang dia tinggal sendiri menempati kontrakan petak di daerah mangga besar dan saya bisa tinggal sementara di sana karena menurut ujang kontrakannya orang nya pada santai dan hidup masing-masing. dan akhirnya setalah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam tibalah juga kami ke kontrakan ujang.
Kalau saya gambarkan kontrakan nya ini terdiri dari 4 petak kontrakan yang masing-masing 1 kontrakan di sekat jadi 3 ruangan. 1 ruang tamu, 1 kamar tidur dan 1 dapur yang jadi satu dengan kamar mandi. di kontrakan petak ini letak nya agak ujung dari jalan gang utama. didepan kontrakan petak ini menghadap langsung ke teras dan didepan teras hanya tembok dari kontrakan petak lainnya.
Kontrakan ujang berada di ujung belakang kedua, ujung belakang sebelah kiri kotrakan ujang di tempati saudara yang punya kontrakan sebut saja mas marmo, dan di samping kanan kotrakan ujang di tempati oleh 2 saudara yang katanya adik kaka namanya mirna dan dito, dan di samping kanan kontrakan 2 saudara ini di tempati orang seorang perumpuan sebut saja namanya mbak susi.
Setelah sampai di rumah kontrakan ujang kemudian istirahat dan ngobrol-ngobrol dengan ujang akhir nya saya tidak bisa menahan ngantuk karena memang waktu itu sudah agak malam sekitar jam 1 an dini hari saya pamit untuk ijin tidur, oh ya walaupun kamar ini hanya 1 saya tidak tidur sekamar dengan ujang ya.
Akhirnya saya tidur di ruang tamu dekat dengan pintu masuk dan jendala. oh karena kontrakan ini hanya kontrakan petak biasa yang sederhana jadi samping-samping dinding pemisah masih bisa mendengar suara yang agak keras dalam samar. misalkan tv kontrakan sebelah yang sedang dangduatan aja bisa kedengeran ampe kamar mandi.
Akhirnya saya tidur lah dengan nyenyak nya karena memang waktu itu badan terasa lelah sekali. pukul 6 pagi saya bangun ujang sudah siap-siap mau berangkat ke tempat kerjanya karena memang dia kebagian shift pagi dari jam 7 pagi sampai jam 6 sore.
Ujang: Bud, saya berangkat kerja dulu ya nanti kamu kan katanya mau wawancara jam 10 an kan, kamu di rumah dulu aja, anggap rumah sendiri
Budi: iya jang makasih ya ini juga saya sudah makasih banget bisa ikut nginep di sini.
Ujang: iya santai aja bud kaya ama siapa aja.
Budi: oh ya jang kalau saya berangkat kunci rumah gimana jang?
Ujang: ohh itu tinggal kamu titip mas manto atau mirna aja kan katanya kamu mau barengan ama dito.
“Flash back ke minggu malam setibanya saya sampai di kontrakan ujang”
Waktu itu kami sampai rumah kira-kira sekitar jam 10 malaman di sana sudah sepi, kontrakan depan lampunya sudah gelap hanya ada cahaya dari kontrakan kan di tengah setelah kami sampai ternyata kontrakan samping kanan dari kontrakan ujang masih ramai setidaknya di sana ada 3 orang yang sedang menonton tv lebih terpatnya nonton bola kayanya sedang seru sekali sampai ujang menyapa mereka.
Ujang: wah sedang seru nih…
Mereka bertiga: iya nih jang ayo ikutan.
Mas marmo ini orang nya tinggi kurus item kira-kira umur nya 37 tahunan dengan tinggi sekitar (177 cm), mas marmo ini bekerja di kontraktor bangunan dia ini seperti mandor tukang-tukang. jadi kalau lagi ada proyek jarang di kontrakan. Dito orang nya putih tapi agak pendek logak nya khas ngapak banyumas, karena memang dia orang banyumas, umurnya sekitar 24 tahunan tinggi (163 cm) setidaknya beda dikit umurnya dengan ujang yang umurnya 23 yang beda tentu fisik nya kalau ujang tinggi sekitar (180 cm) dan hitam juga kalau dito pendek putih.
Ohh ya sampai lupa ada mirna hehe, mirna ini lebih tinggi dari dito mungkin sekitar 2 -3 cm dari dito, tingginya sekitar (165 cm) dengan pantat dan dada yang sedikit mumbusung, mirna ini khas gadis jawa yang ngomongnya pelan dan lembut dengan kulit putih dan sedikit kumis tipis di bibir, umurnya kalau tidak salah sekitar 20 an tahun karena dia sempat cerita kalau beda 1 tahunan di atas saya.
Ujang: ayo bud sini dulu, nih kenalin ini mas marmo, ini dito, dan ini mirna adik nya dito.
Budi: kenalkan saya budi mas, mbak saya teman sekampungnya ujang.
Marmo: oh ini jang teman kamu yang katanya mau wawancara kerja di PT. xxxx xxxx
Ujang: iya mas teman saya ini mau wawancara kerja besok jadi mau ikut nginep dulu beberapa hari mungkin di sini.
Marmo: iya gpp nanti saya tak bilangin mas mul (Mas mulyadi ini kakak nya mas marmo yang punya kontrakan dulunya orang klaten tapi sudah nikah dapat orang betawi sini dan dapat jatah warisan kontrakan petak ini) udah santai aja bud kalau ada butuh apa-apa tinggal bilang saya saja.
Budi: iya makasih sekali ya mas sudah di ijinkan tinggal sementara ama ujang.
Dito: ohh iya bud, kamu sudah tau lokasi tempat wawancara kerja nya?
Budi: hemm kemarin sih sebelum ke kontrakan nya ujang sempat lewat, tapi agak belum hapal juga sih soalnya kan tadi udah malam.
Dito: kalau gitu kamu tak bareng aku aja bud, kebetulan tempat kamu wawancara kerja beda beberapa ruko dengan tempat aku kerja.
Budi: wah boleh tuh mas dito.
Mirna: iya bareng mas dito aja bud biar gak kesasar kan.
Budi: iya mir, makasih ya.
Setelah ngalor ngidul ngobrol akhirnya jam 12 an saya dan ujang masuk kandang juga.”
Pagi itu setelah ujang berangkat kerja mungkin sekitar jam 7.30 an saya selesai mandi dan siap-siap berangkat, karena sudah janjian akan berangkat dengan dito waktu itu pintu sudah saya kunci, saya berniat mau menitipkan kunci ke mas marmo. maka saya jalan melangkah kan kaki ke samping kiri kontrakan, setiba nya di kontrakan mas marmo saya ketuk beberapa kali pintu kontrakan mas marmo tapi tidak ada jawaban.
Akhirnya saya berjalan kedepan dikit ke depan pintu kontrakan dito & dan mirna. pagi itu agak gerimis dengan suasana sedikit berawan jadi membuat orang mungkin males untuk keluar rumah. setelah di pintu depan kontrakan dito & mirna ketika saya mau ketuk. sayup sayup terdengar suuara orang merintih-rintih agak keras.
Saya penasaran sekali sedang ada apakah di dalam kontrakan akhirnya karena penasaran saya tempelkan kuping ke dinding pintu. hem ternyata suaranya bukan merintih-ritih seperti sakit tapi suara-suara mendesah-dehas khas orang sedang bersetubuh “ahhhhh ahhhh mas yang delem donk”. walaupun saya belum pernah bersetubuh tapi sering juga dulu nonton blue film dengan teman-teman kampung jadi hapal kalau suara-suara seperti ini.
Hahhh sudah lah kalau situasi seperti ini tidak penting kalau memikirkan hal tersebut. rasa penasaran saya makin menggebu sehingga saya nekat mau mengintip mereka. yah untunglah di kontrakan ini memakai kaca nako jadi masih ada sela-sela buat mengintip. tapi apes memang yang saya lihat hanya ruangan tamu kosong dengan tv serta karpet merah dan sedikit toples-toples makananan.
Setelah jam 8 saya memberanikan kembali kedapan pintu kontrakan dito & mirna, kali ini saya memberanikan mengetok langsung dan coba memanggil dito. asaalam mualaikum mas dito. dan tak menunggu lama pintu di buka dan di balas dito ehh bud, tunggu bentar ya saya pakai sepatu dulu. tampaknya mas dito habis mandi rambutnya sudah klimis wajah cerah (habis di uleg seger ya).
Dito: bentar ya bud saya pakai sepatu dulu.
Budi: iya mas dito gpp, btw mirna nya mana ya mas saya mau sekalian titip kunci, takutnya nanti sampai lama wawancaranya mau sekalian titip kunci kontrakan.
Dito: ya udah masuk dulu aja mirna nya kayanya masih mandi tuh di kamar mandi, kamu tunggu dulu aja saya mau beli sarapan dulu nasi uduk, kamu sudah sarapan bud?
Budi: belom mas saya gak biasa sarapan pagi suka mules..
Dito: bentar ya bud, saya bilang mirna dulu… de.. de.. ini budi mau titip kunci nih.
Mirna: bentar ee mas aku lagi handukan.
Dito: ya udah bud saya tunggu depan ya..
Budi: iya mas dito.
Klekkk, pintu kamar mandi di buka mirna keluar hanya dengan mengenakan handuk menutupi dada dan setangah paha. anjritt mirna ternyata semok juga putih mulus lagi… ada mungkin setengah menit saya bengon sampai mirna mulai ngomong.
Mirna: bud.. bud…
Budi: iya mir..
Mirna: koq kamu tadi bengong bud.. hehe “sambil sedikit ketawa mesem..” tuh muka kamu merah bud.
Budi: nggak mir cuman agak haus aja ..
Mirna: ohh haus bentar ya aku tak abil lin air minum dulu..
Budi: udah gak usah repot-repot mir nanti aja aku beli di jalan.
Mirna: udah gpp sek bentar ya aku ambilin dulu.
Tanpa sadar saya mengikuti mirna kebelakang dapur, dan entah sengaja atau gak mirna sedikit munggunggingkan pantatnya untuk mengambail air di dispenser yang hanya di letakkan di lantai tidak memakai penyannya seperti meja ataupun yang lainnya. sehinggga dari posisi saya berdiri tepat di belakang pantai mirna yang menungging..
Mirna: bud udah haus banget ya? ampe gak sabar ikut aku ke belakang.. sambil meberikan 1 gelas air putih hehe.
Budi: iya mir hehe. gleek glekkk gleekk segelas air putih langsung sirna seketika, entah mengapa air putih tersebut seperti air putih yang sangat segar sekali, seperti ketika orang tersesat di gurun pasir sudah dehidrasi sekali kemudian menemukan oase dan minum dari oase tersebut, sungguh segar…
Segelas air putih itu menyadarkan saya kalau saya sudah di tunggu dito di depan nasi uduk.
Budi: ya udha mir ini kunci nya titip ya, makasih juga air putih nya.
Mirna: sama-sama ya bud, nanti kalau kamu haus lagi mampir sini aja masih banyak koq air nya.. heheh, oh ya sukses ya bud wawancaranya.
Budi: iya makasih ya mir dah mir… sambil senyum penuh arti…
Akhirnya kami berangkat saya dan dito berangkat dari kostan jalan sekitar 400 meteran kemudian naik kopaja kearah pasar harmoni. hem tibalah saya di tempat wawancara kerja sebelum nya mapir dulu ke tempat kerja dito sambil waktu wawancara tiba.
PT. xxxx xxxx, ini adalah sebuah perusahaan bergerak di bidang penjualan printer besar dan juga installasinya. akhirnya setelah satu jam wawancara dengan hrd, kemudian saya berlajut wawancara dengan usernya dari situ saya banyak di test soal pengetahuan komputer dan semacamnya. karena dulu waktu sma sering kewarnet jadi agak sedikit paham dengan pekerjaan ini.
Sehabis makan siang hati ini terasa dag dig tidak karuan semoga saja berhasil karena terus terang saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, dan juga ini termasuk salah satu kemampuan saya. dan hasilnya sudah di umumkan yes saya di terima sebagai teknisi lapangan. sesudah pengumuman saya di minta untuk tanda tangan kontrak kerja di ruangan hrd.
Maka setalah itu hari senin sekitar jam 14.00 saya langsung pulang menuju kontrakan ujang.
Bersambung