Perceraian malam pertama.
"Apa...! Ceraii..? Kita baru dua hari menikah, Ko, kenapa harus bercerai. Koko juga belum melakukan apapun pada aku. Apa salahku?" teriak Stela didalam kamar mewah saat mendengar kata talak dari William Danu Barata.
William mengangguk, "Koko, akan mengurus semua perceraian kita dan kamu masih dinafkahi secara baik, hingga mendapatkan suami lebih baik dari Koko."
Stela terlihat shock, wajah cantik keturunan blesteran Padang itu, masih tidak percaya dengan semua yang baru dia dengar. Bagaimana tidak, hubungan mereka selama ini baik, harus bercerai setelah menikah.
"Usiaku masih 22 tahun, Ko. Kenapa Koko tega sama aku? apakah Ko Wil sudah menikah dan memiliki anak, atau Koko sengaja menyakiti aku karena perdebatan panjang tadi malam sama, Papa?" tangis Stela menatap lekat iris mata William.
William memeluk tubuh Stela, dia enggan menjelaskan kenapa mereka bercerai, "Tidak ada hubungannya dengan Papa. Ini hanya kewajiban Koko dan harus dilakukan. Mulai besok, kamu harus terbiasa tanpa Koko. Maafkan Koko, permisi!"
Air mata Stela semakin deras membasahi pipi kemerahan alami, tanpa dia sadari ini sangat menyakitkan daripada putus cinta dengan pria batak bernama Landon.
"Brengsek kamu, Ko. Teganya menceraikan aku!" Stela melempar William dengan semua perkakas yang ada dimeja rias, tapi pria gagah itu masih tetap konsisten pada keputusannya.
Didalam apartemen mewah, dikamar luas pemberian William sebelum menikah, Stela bersimpuh dengan deraian air mata. Dia berteriak sekuat tenaga memanggil nama suaminya.
"Koko William brengsek, bajingan, sok cakep, sok keren. Lihat yah, aku bakal mencari sendiri informasi tentang Koko. Aku akan menghubungi semua orang kantor. Siapa Ko Wil, dasar cina jelek, cacing tanah, biawak, kepiting rebus. Aku sumpahi Ko Wil nggak akan dapat jodoh," Stela terus mengumpat, menyumpahi William.
Stela meraih handphone miliknya, bersandar dimeja rias dengan wajah masih menekuk sedih. Mencari nomor telepon Leonal, Papa tercinta.
"Angkat, Pa!" Stela semakin kesal, karena telpon tidak ada jawaban sama sekali.
Wanita cantik itu kembali keranjang peraduan yang dia harapkan akan menjadi saksi untuk malam pertamanya.
"Ko Wil, kok tega sih sama aku. Kita belum ngapa ngapain. Baru juga minum jamu kuat untuk melayani Koko, tapi harus cerai di tengah malam begini. Oogh, aku mencintai Ko Wil sampai kapanpun," Stela terlelap dalam kesedihannya.
Wajah sembab nan mulus, harus menerima kenyataan dengan status barunya sebagai janda perawan, tidak menghiraukan kamar yang berserakan setelah melampiaskan rasa sakit hatinya.
**
Stela Chaniago Leonal Alkhairi, adalah putri satu-satunya dari empat orang anak kembar keluarga Leonal Alkhairi dan Parassani Chaniago. Dia bekerja di bagian informasi di Badan Narkotika Internasional. Diusia 22 tahun, dia telah menyelesaikan semua tanggung jawabnya sebagai seorang anak dari keluarga terpandang.
Stela berhasil menyelesaikan kuliahnya sebagai Badan informasi internasional di Melbourne Australia, setelah mengikuti keluarga Oma Maride dalam pengawasan keluarga Leonal.
"Hmm, aku pikir pagi ini akan menjadi pagi paling romantis, mandi kembang tujuh rupa, ternyata masih sama," Stela bergumam dalam hati menatap wajahnya didepan cermin kamar mandi.
"Aku nggak jelek, Ko Wil juga aja yang cakep, tapi kenapa dia justru menalak aku?" dia masih terus berbicara sendiri, tanpa perduli getaran handphone miliknya, sambil membersihkan kamar.
Setelah lelah membereskan kamar, dia beranjak kedapur mencari beberapa makanan cepat saji, untuk dia santap.
"Ternyata menjadi seorang janda seumur aku, tidaklah buruk. Masih bisa mempersiapkan makanan sendiri, masih dinafkahi, tempat tinggal dikasih, mobil dilunasi, indahnya hidup tanpa suami."
Braaak,
Suara pintu utama didobrak paksa oleh seorang pria bertopeng, tanpa tahu siapa mereka. Stela yang masih menggunakan pakaian tidur tipis, karena masih diberi izin cuti diseret oleh tangan kokoh putih bersih, terlihat tato wanita menari dilengan pria itu.
"Siapa kalian?!"
Stela berlari menuju lemari dapur, mencari senjata untuk melawan. Tangan mungilnya seketika menggigil, karena kehadiran orang yang tidak dia dikenal.
Pria bertopeng itu tersenyum tipis, melakukan perlawanan pada Stela, merebut pisau yang berada ditangan janda muda itu, "jangan melawan Nona, jika tidak ingin kami sakiti."
"Aaaaagh!"
Stela memberontak seketika, saat tubuh mungilnya berhasil diraih oleh pria yang belum diketahui statusnya.
"Lepaskan aku!" teriak Stela histeris.
Bhuuuug,
Seketika tubuh yang masih tercium aroma shampo itu tak sadarkan diri. Pria bertopeng itu menggendong tubuh mungil Stela, meninggalkan apartemen pemberian William mantan suaminya.
"Bawa dia, kita akan memberi kejutan luar biasa pada Yudas. Ini akan menjadi tamparan keras untuk Stefan dan Will, karena telah berani mengacak ranah kita," tawa mereka saat memasukkan tubuh Stela kedalam bagasi mobil.
Dua orang pria bertopeng itu, membawa Stela ke sebuah hotel, dimana Yudas telah menunggu mereka. Nyanyian keduanya saat didalam perjalanan sangat menggangu gendang telinga Stela hingga tersadar dari pingsannya, meringkuk didalam bagasi.
"Apakah kamu tidak tergiur dengan kemolekan tubuhnya. Aku dengar dia adalah istri William, aku yakin pria satu itu tidak akan mencari istrinya, karena bisnis haramnya tengah ditahan," racau pria bertopeng itu dengan lantang.
Stela seketika terus menerus mengetuk, meronta dari dalam bagasi, agar terlepas dari tangan para bandit tidak jelas itu.
Tibalah mereka disebuah hotel, mobil terhenti. Terdengar dari luar suara seorang pria asing yang menunggu kedatangan mereka.
"Mana wanita itu? Tuan sudah menunggu kalian," pria bule bertubuh kekar membuka bagasi mobil.
Bhuuuug,
Tendangan kaki kanan Stela, mengenai pria bertubuh besar itu, membuat laki laki bule sedikit oleng karena tendangan wanita oriental itu tepat mendarat didada.
"Bajingan," Pria bule itu kembali meraih tubuh Stela yang berusaha keluar dari bagasi mobil.
"Hmm, kemana kamu akan pergi Nona. Bos telah menunggumu dikamarnya, untuk menikmati keindahan tubuhmu," tawa smirk pria bule, sangat menakutkan bagi Stela Chaniago Leonal Alkhairi.
Dengan sangat mudah pria bule membopong tubuh Stela menuju private room yang telah disediakan oleh para pengawal. Stela terus meminta pertolongan, dengan raut wajah ketakutan. Dia memukul pria tegap, yang menggendongnya seperti karung beras.
"Brengsek kalian semua, aku akan melaporkan kalian kepada pihak berwajib!" teriak Stela dengan terisak ketakutan.
Stela Chaniago Leonal Alkhairi dibawa oleh para orang suruhan pria yang sama sekali tidak dia kenal. Dia yang hanya menggunakan pakaian tipis dengan paha terbuka didudukkan secara paksa disofa kamar hotel yang sangat mewah.
Pria mapan, berkharisma justru tengah memandang penuh selidik pada Stela yang bertubuh seksi. Seketika matanya tak berkedip menatap wajah cantik alami gadis dihadapannya.
Wajah pria dewasa, sangat mengejutkan Stela, "Bagaimana mungkin pria ini mau menyakitiku. Apa masalah mereka? Jika dia menyentuhku, akan aku laporkan dia!"