7
Zella sudah menyajikan semua makanan yang ia buat di meja makan. Ada nasi goreng spesial, nugget, dadar telor, kerupuk udang, sosis bakar dan mie kuning.
"Sudah selesai ... Mandi dulu terus baru makan. Tidak mungkin aku makan pakai baju seperti ini," ucap Zella lirih dan kemudian segera pergi dari ruang makan itu tanpa melihat ke arah depan dan ...
Bruk!!
"Arghhh ..." teriak Zella yang terjatuh tersungkur di lantai. Daster pendeknya ikut tersingkap ke atas hingga pangkal paha hingga pahanya yang mulus dan putih itu terlihat dengan jelas oleh Arka. Arka sama sekali tak berkedip dan terus menatap tajam ke arah pemandangan indah itu.
Zella melotot dan langsung menutup pahanya dengan kedua tangannya.
"Apa yang kamu lihat?" teriak Zella ketus. Tubuhnya bukan tontonan gratis. Zella terpaksa memakai baju seperti ini karena tidak ada lagi pakaian.
Arka mengatupkan kedua bibirnya dan kemudian membalikkan tubuhnya dan mengucap kata maaf kepada Zella. "Maafkan saya."
Zella langsung berdiri dan masuk ke dalam kamar tamu lalu menutup kamar itu dengan rapat. Jantungnya berdegup dengan keras dan terus berdetak semakin kencang. Napasnya juga memburu antara, gugup, malu dan merasa tidak enak. Ini rumah orang bukan rumahnya sendiri.
Zella mengambil gaunnya yang tadi malam ia pakai dan di kenakan lagi. Mau gimana lagi, tak ada pakaian yang cukup dan pantas untuknya. Baju -baju milik Nanny pun tak muat di tubuhnya yang sexy dan montok itu.
Marcell yang bodoh. Istri sempurna pilihan Opanya itu tak pernah salah. Penglihatan Marcell saja yang salah karena sellau melihat kekurangan Zella dan menganggungkan kecantikan Luna.
Sama -samar, Zella mendengar tangisan Gea dari lantai dua. Sepertinya gadis kecil itu sedang merajuk.
"Zella ... Zella ... Tolong putriku yang ingin bersamamu," pinta Arka dengan nada memohon sambil mengetuk pintu kamar Zella.
Nanny juga sudah berusaha membujuk Gea, namun Gea tetap tidak mau. Hanya ingin di urus oleh Zella.
Ceklek ...
"Ya Mas Arka," jawab Zella yang berpura -pura tak mendengar permintaan Arka tadi.
"Aku minta tolong padamu, Zella. Tolong bantu putriku. Dia hanya ingin denganmu," ucap Arka bingung.
"Ingin denganku? Tapi aku hanya tamu disini," ucap Zella pelan. Zella hanya tidak ingin terlalu dekat dengan Gea dan akhirnya ia hanya bisa menggantungkan hidupnya pada Arka. Zella ingin bebas dan hidup mandiri tanpa ada yang mengikatnya. Cukup sudah pernikahannya dengan Marcell menjad pengalaman terpahit dalam hidupnya. Lagi pula, Ia dan Marcell juga belum resmi berpisah dan bercerai. Zella harus tetap hati -hati, jangan sampai, smeua ini jadi boomerang untuk dirinya.
"Maafkan aku, Mas Arka. Sepertinya kehadiran aku disini malah menambah membuat masalah baru untuk Mas Arka dan Gea. Jadi, aku putuskan untuk pergi dari rumah ini dan kembali melanjutkan smeua usahaku yang sudah aku rintis sendiri. Aku pamit, Mas," ucap Zella dengan cepat. Jangan sampai Gea melihatnya pergi dan itu akan membuat hidup Zella semakin sulit.
Zella setengah berlari setelah berpamitan dan langsung keluar dari rumah Arka. Zella harus kembali ke apartemen yang telah di sewanya dan mendatangi kantor yang di bukanya sejak beberapa bulan terakhir.
Saat taksi online itu masuk ke dalam halaman apartemen yang Zella sewa. Zella melihat ada Marcell dan beberapa anak buahnya yang sedang berjaga dan sepertinya memang sedang menunggu dirinya.
"Pak ... Kita keluar saja. Ternyata teman saya, ada di kantornya," pinta Zella berbohong.
Supir itu hanya mengangguk dan kemudian keluar lagi dari halaman apartemen itu dan melaju menuju alamat yang Zella berikan.
Lagi -lagi semua tak sesuai dengan harapannya. Zella benar -benar tak memiliki akses lagi untuk berkembang. Perusahaan miliknya telah di tutup dan tentunya ini semua Marcell yang melakukannya.
"Pak ... Kita kemali ke rumah yang tadi," ucap Zella tak memiliki pilihan lagi.
Zella menggigit bibirnya dengan keras. Ia bingung sekali. Apa yang harus dilakukannya setelah ini. Masa iya, Zella harus menjadi pengasuh Gea? Zella punya tabungan yang cukup dan pastinya Marcell tidak pernah tahu itu.
Zella langsung membuka ponselnya dan membuka semua akses m -bankingnya. Satu rekeningnya di blokir karena sebagai alur transaksi kantor, dan satu rekening miliknya masih ada dan bisa di akses. Mungkin sisa uang itu akan ia gunakan untuk membuka usaha baru. Tapi, usaha apa? Dirinya tak memiliki kemampuan berbisinis yang baik.
Taksi online itu sampai kembali di rumah Arka. Zella membayar taksi itu dan berdiri di depan teras rumah Arka. Zella bingung, ia bahkan malu kembali ke rumah itu setelah tadi Zella menolak mentah -mentah permintaan tolong Arka.
Zella terpaksa menekan bel masuk dan Nanny membuka pintu itu sambil menatap Zella yang berdiri di depan pintu, lalu mempersilahkan masuk. Nanny pun memanggil Arka, bahwa Zella menunggu Arka di ruang tamu.
"Zella? Ada apa?" tanya Arka lembut. Arka tak dendam sama sekali. Arka paham Zella sedang berada di situasi yang sulit.
"Maafkan Aku, Mas. Kalau boleh aku ingin bekerja disini untuk beberapa waktu sampai aku bisa membuka usaha baru," ucap Zella pelan sambil menunduk.
"Kamu tidak ingin kembali ke rumah suami kamu, Zella. Dia pasti megkhawatirkanmu. Aku tidak bisa membantumu banyak kecuali menyuruhmu untuk pulang ke rumahmu. Lagi pula, disini ada Nanny yang mengurus Gea," ucap Arka menolak dengan halus.
Zella mengangguk pelan. Ia paham maksud dari ucapan Arka. Memang benar, dirinya masih SAH menjadi istri Marcell. Mungkin saja, Arka tidak mau bermasalah dengan suami Zella yang merupakan CEO terkenal di kota ini.
Arka berdiri dan ingin masuk ke dalam. Langkahnya terhenti dan melirik ke arah Zella. Ia harus tega bersikap seperti ini, walaupun ia tahu, ucapannya ini telah menyakiti hati Zellaa.
Arka melanjutkan langkahnya dan naik ke atas menuju kamarnya.
***
"Semoga saja uangku cukup untuk membuka bisnis butik dan kosmetik ini," ucap Zella yang tengah membereskan ruko kecil yang ia sewa dengan sangat murah di pinggiran kota besar.
Zella merubah gaya berpakaian dan juga tatanan rambut serta riasannya. tak hanya itu, Zella mencari cara untuk bisa menceraikan Marcell secara sepihak.
"Ohhhh ... Jadi disini kamu bersembunyi, istri nakalku," ucap Marcell yang masih saja bisa menemukan Zella.
Zella menatap Marcell dengan wajah sedikit memucat dan terkejut akan kedatangan MArcell dan beberapa anak buah AMrcell.
"Mau apa kamu kesini, Mas? Kita sudah bercerai," ucap Zella terbata.
"Apa? Bercerai? Kamu berani menceraikan aku? Lihat, beberapa hari saja, hidupmu drastis jatuh di dasar sumur," ucap Marcell tertawa keras.
"Aku tidak peduli, Mas. Sekarang lebih baik kamu keluar dari ruko ini dan pergi. Kamu urus saja, pacar rahasiamu itu, Mas. Aku sudah cukup sabar menjalani rumah tangga bersamamu," ucap Zella lirih.
Tangan Marcell langsung mencengkeram lengan Zella lalu tubuh Zella diangkat dan dimasukkan ke dalam mobil.
"Mas!! Apa yang ingin kamu lakukan!! Mas!!" teriak Zella dengan keras. Marcell pun membungkam mulut Zella dengan kain yang ada di dalam mobilnya.
Zella menangis saat kedua tangan dan kakinya juga di ikat oleh Marcell. Marcell hanya butuh tanda tangan Zella untuk mengambil semua harta yang telah di wariskan Opanya melalui Zella. Kalau Zella pergi dari rumah, harta warisan itu tak bisa di cairkan.
"Aku bahkan belum pernah menikmati tubuhmu. Gimana kalau kamu melihatku bermain dengan Luna seperti malam -malam biasanya, kamu lihat melalui CCTV dikamar itu," ucap Marcell sambil meraba pipi Zella hingga membuat istrinya itu merinding.