Bab 2 Suara di Kamar Sebelah (2)
Arya pun makin penasaran dengan asal suara itu. Ia pun perlahan melangkah ke arah pintu kamar sebelah dan ternyata pintu kamar pak Dirman tak dikunci dari dalam serta terbuka sedikit sehingga dari luar Arya bisa mengintip aktivitas orang yang berada di dalam kamar pak dirman itu.
Saat menggintip dari balik pintu kamar itu, Arya tekejut bukan kepalang karena ia melihat tubuh telanjang laki-laki dan perempuan. Posisi si perempuan sedang menungging di pinggir kasur sementara si laki-laki yang diyakini itu adalah pak Dirman sedang berdiri di pinggir kasur. Lampu yang dinyalakan di kamar itu adalah lampu redup remang-remang sehingga Arya perlu melihat lebih jeli siapa orang yang sedang berada di kamar tersebut.
Tak berapa lama kemudian Arya mendengar suara sang perempuan, “Ayo pak genjot lagi!”
Deggg......
“Hah! Itu kan kayak suara mbak Tini?” Arya kaget bukan kepalang mendengar suara mbak Tini di kamar pak Dirman itu.
“Ok, tahan ya de Tini....aku dorong lagi ya!” ucap suara pak Dirman terdengar jelas di telinga Arya yang makin deg-degan jantungnya karena tak mengira malam itu di hari pertamanya ia akan bekerja sebagai sopir malah mendapatkan pertunjukkan gratis di hadapannya.
Maka terdengarlah suara keplak-keplok dari kamar pak Dirman itu yang menandakan bertemunya sepasang tubuh telanjang dua insan di kamar itu.
Tak berapa lama kemudian pak Dirman nampak menggeser posisi dirinya yang sekarang ia naik berlutut di atas kasur sementara mbak Tini dengan tubuh montoknya makin terihat oleh Arya masih berposisi menungging di kasur kamar pak Dirman itu.
Arya melogo melihat tubuh telanjang mbak Tini itu. Telihat kedua gunung kembarnya menggantung bergoyang-goyang karena gerakan tekanan selangkangan pak Dirman dari arah bokong mbak Tini. Terlihat di remang-remang lampu kamar itu ada tampak rudal panjang dan besar sedang keluar masuk ke bagian belakang pantat indah mlik mbak Tini. Sehingga terdegarlah suara lenguhan dan desahan mba Tini yang nampaknya membuat nafsu pak Dirman makin berkobar untuk terus menggenjotnya.
“Heughhh....heugghhh....plokkkk...plokkk...argh..arghhh!” suara beradunya selangkangan pak Dirman dan bokong mbak Tini serta lenguhan dan desahan menggema malam itu di kamar pak Dirman. Arya pun makin lama makin terbawa suasana penampakan yang ia lihat saat itu. Tangan kirinya secara tak sadar mengelus sleting celana panjangnya. Lalu makin lama Arya membuka seleting itu dan meraba CD nya yang ternyata mulai basah yang sangat mungkin karena terangsang hebat melihat persetubuhan antara mbak Tini dan pak Dirman di kamar sebelh itu.
“Pak, kita rebahan yuk!” Ajak Tini untuk nampaknya mereka berdua ingin melanjutkan pertempuran mereka dengan gaya tradisional.
Arya melihat mbak Tini kini berposisi terlentang di kasur pak Dirman, Arya melihat mbak Tini melebarkan kedua pahanya, sementara pak Dirman mulai berposisi di atas tubuh montok mbak Tini. Nampak pak Dirman menatap jalang buah dada ranum itu dengan kedua pentilnya di bagian pucuknya. Jakun Arya terus menerus turun naek karena menelan salivanya melihat persetubuhan dua insan telanjang itu di depan matanya. Dan tak terasa CDnya Arya sudah makin basah karena begitu terangsang hebatnya.
Dilihatnya tiba-tiba pak Dirman sambil menindih tubuh mbak Tini ia pu melahap dengan ganas kedua buah dada mbak Tini dan terdengar suara napas menderu seperti beruang yang sedang menerkam mangsanya. Sementara mbak Tini terus menggeliat tubuh montoknya itu ke kiri dan ke kanan menahan nikmatnya serangan pak Dirman.
“Slerppp...slerppp..cuppp...cuppp....arghhh!” suara mulut pak Dirman yang melahap buah dada mbak Tini begitu jelas terdengar.
“Eshhh...arghhh..arghh.....pakkkk...enakkk pakkkk!” lenguhan dan desahan mbak Tini menggema lagi di kamar itu dan kedua kaki mbak Tini mulai menekuk bersiku di atas kasur.
Setelah puas meraup dua bukit kembar itu, pak Dirman meroso ke arah bawah dan kini ia menjilat dan mengecup selangkangan mbak Tini. Kedua Paha mulus itu ia kecup dan jilat habis sampe ke ujung jari kaki mbak Tini.
“Eshhh....arghhh...arghhh...pakkkk enakkkk...arghhh!” mbak Tini makin liar bergerak kesana kemari sambil kini kedua tangannya memegang kepala pak Dirman yang sekarang sudah mulai menyerag bagian lubang intinya. Terlihat bulu-bulu halu jembut yang mengeilingi liang inti mbak Tini. Setiap laki-laki yang melihat bulu-bulu jembut itupasti akan terbakar nafsunya untuk melahapnya demikian pua denganpak Dirman. Dengan suara geramannya ia memainkan lidahnay untuk menjilat bagian lubang itu.
“Arghhh...pakkkkk!” tubuh telanjang mbak Tini melenting sejenak ke atas mengangkat bagian belahan pantatnya karena menahan geli sekalius nikmat dari permainan lidah pak Dirman. Kedua tangan pak Driman dengan cekatan menagkap bongkahan pantat mbak Tini dan ia kini mulai naik lagi ke atas tubuh mbak Tini. Dan kini mereka berdua sudah berpagutan saling melumat bibir mereka.
“Ceppp...ceppp..ahhhhhh!” suara kecupan dan lumatan untuk beberapa sat menghiasi pertempuran mereka di kasur itu.
“Aku gak tahan lagi pak, masukin donk!” tiba-tiba mbak Tini bersuara meminta pak Dirman untuk nampaknya memulai pertempuran yang sebenarnya.
Pak Dirman pun dengan kondisi tubuh agak bergetar mengangkat selangkangannya untuk mengarahkan rudal raksaksanya ke arah lubang mbak Tini. Digesek-geseknya terlebih dahulu kepala rudal milik pak dirman itu sehingga membuat mbak Tini makin gak tahan untuk dihujam benda besar nan kekar itu.
“Eshhhh...arghhh...pakkk...jangan lama-lama donk pakkkk...geli dah gak tahan aku pakkkk!” teriak kecil mbak Tini meminta pak Dirman untuk langsung mengeksekusi dirinya di ranjang itu. Terlihat kedua tangan mbak Tini memeluk tubuh besar di atasnya itu.
“Tahan ya de....!” terdengar suara pak Dirman sambil mengangkat pahanya untuk mengarahkan rudal raksasanya itu ke arah lubang mbak Tini.
Perlahan kepala rudal pak Dirman menerobos masuk ke pintu lubang inti mbak Tini.
“Slepppp...ahhhhhhh!” suara lenguhan tertahan mbak Tini menggema di kamar itu. Seketika kedua kaki mbak Tini menjepit pinggang pak Dirman.
“Sakit gak?” terdengar suara pak Dirman bertanya ke mbak Tini.
“Sedikit pak....tapi pelan-pelan ya pakkkk!” ucap mbak Tini yang meski merasakan agak sakit karena besarnya ukuran kepala kontol pak Dirman, namun karena mulai terasa nikmatnya maka Tini pun memberi kode kepada pak Dirman untuk mulai menggenjotnya perlahan.
Pak Dirman pun mendorong lebih dalam lagi bagian batang kontol besarnya itu dan akhirnya.....
“Slepppp...blesssss! Ahhhhhhh...ahhhhhh! Gede bangetttttt punya bapakkkkk!” mbak Tini mendesah sambil mendelik matanya merasakan perih sekaligus nikmat tak terkira ketika ada sebuah benda besar masuk ke lubang senggamanya. Pelukan kedua tangan mbak Tini ke tubuh besar pak Dirman makin erat dengan kedua kaki masih memiting bagian pinggang pak Dirman.
Belum selesai mulut mbak Tini mendesah dan melenguh, bibir pak Dirman tiba-tiba sudah melumat bibir mbak Tini. Kini kedua tubuh telanjang itu memulai pertempuran yang sesungguhnya.
Genjotan dan ciuman menghiasi persetubuhan dua tubuh telanjang di kamar itu.
“Enakkkk gak deee...?” tanya pak Dirman dengan suara bergetar sambil tersu menggenjot tubuh mntok mbak Tini di bawahnya.
“Banget pakkkk...arhhhh...arhhhh...terus pakkk!”
Dan akhirnya setelah skitar saling genjot selama lima belas menit mereka bertempur dengan posisi itu. Pak Dirman bilang kalo ia pun akhirnya gak tahan untuk menyeburkan cairan kenikmatannya.
“Aku mo kluar deeee...arghhh...eshhhh!” keringat mengucur deras di kedua tubuh telanjang di kamar itu.
Tiba-tiba mbak Tini mendorong tubuh pak Dirman dan Tini langsung menungging seperti gaya semula. Nampaknya mbak Tini sengaja untuk membuat pak Dirman puas sepenuhnya untuk orgasme dengan posisi pantat mbak Tini yang menganga dan menantang.
Arya terbelalak melihat posisi cara menungging mbak Tini yang membuat pantatnya itu terlihat indah sempurna. Arya membayangkan andai ia bisa merasakan hal yang sama yang kini dialami pak Dirman tentu akan sangat menakjbkan baginya.
Akhirnya dengan kondisi sudah bercucuran keringat disekujur tubuhnay pak Dirman pun mengarahkan rudal raksaksanya itu ke lubang mbak Tini. Gaya doggystyle untuk kedua kalinya merak lakukan di ranjang itu.
“Blessss...arghhhh....!” pantat besar mbak Tini bergoyang karena doronga tubuh besar pak Dirman itu.
Sekitar sepuluh menit menggenjot akhirnya....
“Crotttt...crotttt...crotttt..ss..serrrr..serrr...arhhhhh....arhhhh!” suara keduanya berteriak tertahan merasakan barengan orgasme mereka. Saat menyembur rudal pak Dirman sudah langsung dicabut sehingga semburan pejunya membanjiri pantat besar mbak Tini.
Kedut-kedut di kedua kelamin laki-laki dan perempuan itu mengakhiri persetubuhan merka malam itu. Tanpa Arya ketahui bahwa sebenarnya mbak Tini sempat melirik beberapa kali ke arah pintu kamar pak Dirman dimana disitulah posisi Arya mengintip. Dalam hati mbak Tini tersenyum karena ia memang berharap Arya suatu saat akan melihat kemolekan tubuhnya itu.
