Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 Pot Emas Pertama

Pelayan ini berani-beraninya ikut membuka suara untuk menggurui dirinya! Shen Bichi menundukkan kepalanya dalam-dalam, sorot marah langsung memenuhi kedua matanya. Saat dia mengangkat kepalanya lagi, air mata sudah memenuhi kelopak matanya, "Iya, semua ini memang salahku, aku tidak pandai berbicara hingga akhirnya membuat kakak ipar marah." Setelah itu, dia berusaha keras untuk berdiri, tapi kelihatannya kakinya terluka, hingga akhirnya dia sama sekali tidak bisa berdiri.

Shuang Huan dan Cui Huan bergegas melangkah maju untuk membantunya, "Nona, apa kaki anda terluka?"

"Tidak, kakiku hanya sedikit terkilir, aku baik-baik saja." Shen Bichi menunjukkan ekspresi seperti sedang menahan rasa sakit.

Saat melihat ekspresi Shen Bichi yang seperti ini, Bai Shen langsung menatap ke arah Permaisuri dengan wajah datar. Tiba-tiba, dia merasa pusing. Mengapa dia harus muncul di saat kedua wanita yang tinggal di halaman belakang ini sedang berselisih? Situasi ini benar-benar menyulitkannya!

Ming Ruo juga menatap ke arah wanita licik yang sedang menangis itu dengan wajah datar. Setelah itu, dia melambaikan tangannya ke arah salah seorang pelayan yang sedang memegang kotak makan di tangannya, "Hei, kamu! Namamu siapa? Kemarilah!"

Pelayan itu langsung berjalan menghampirinya, kemudian berkata sambil membungkukkan badannya, "Nama hamba adalah Cao'er. Hamba memberi salam kepada Permaisuri."

"Bangunlah." Ming Ruo sudah memperhatikan pelayan ini sejak tadi. Tidak, lebih tepatnya memperhatikan kotak makan yang ada di tangannya. Dia mencium aroma manis dari dalam kotak makan tersebut. "Coba kamu ceritakan bagaimana Nona Sepupu bisa terjatuh. Kamu hanya perlu mengatakan apa yang kamu lihat saja."

Ibu Cao'er adalah juru masak di dapur besar, tadi pangeran kecil meminta kue jujube dan beberapa camilan kukus, jadi ibu Cao'er menyuruh Cao'er untuk mengantarkan makanan ini ke halaman pangeran kecil.

Saat sedang menikmati makanannya, pangeran kecil meminta Cao'er untuk menyisihkan makanannya beberapa buah, lalu mengantarkannya ke Kediaman Raja. Saat baru berjalan sampai dinding terluar Halaman Plum, Cao'er melihat Nona Sepupu dan Permaisuri yang sedang berpapasan, "Tadi hamba melihat Permaisuri sedang berbicara dengan Nona Sepupu, tidak lama setelah itu, Nona Sepupu tiba-tiba terjatuh karena kurang berhati-hati."

"Nona Sepupu, setelah ini kamu harus lebih berhati-hati lagi saat berjalan. Jangan sampai terjatuh lagi." Ming Ruo langsung berjalan pergi dari sana bersama Zi Su. Saat berjalan melewati Shen Bichi, tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa dia menjentikkan jarinya.

Ckck, apa wanita itu pikir calon penerus keluarga dokter metafisika ini adalah wanita bodoh yang bisa dia jebak dengan mudah?

"Karena kaki Nona Sepupu terluka, sebaiknya anda segera kembali. Setelah ini, mintalah tabib kekaisaran untuk memeriksa luka anda." Bai Shen merasa bahwa dua tabib kekaisaran yang diutus oleh Kaisar selama ini tidak pernah ada kerjaan, hari ini akhirnya mereka mendapat kerjaan juga.

"Lukanya masih bisa aku tahan. Sebelum kembali, aku ingin mengantarkan sup yang aku masak sendiri ini kepada kakak sepupu terlebih dahulu." Shen Bichi menunjukkan ekspresi seolah-olah tidak ada hal yang lebih penting dari kakak sepupunya.

"Biar aku saja yang mengantarkannya, Nona Sepupu sebaiknya segera kembali, karena saat ini Raja sedang dalam masa pemulihan, dia tidak menerima tamu dulu." Raja mengizinkan Nona Sepupu tinggal di sini untuk sementara hanya demi menghormati Selir Shen. Nona Sepupu sudah sering sekali mengantarkan makanan untuk Raja, tapi Raja tidak pernah mau menemuinya. Apa yang membuat Nona Sepupu begitu percaya diri dengan beranggapan bahwa Raja akan mengizinkan dirinya memasuki Halaman Plum?

"Baiklah, kalau begitu aku harus berterima kasih kepada Kak Bai!" Shen Bichi sudah ratusan kali mengatakan kalimat ini kepada Bai Shen, tapi dia tetap berpura-pura memasang ekspresi penuh terima kasih di wajahnya. Setelah itu, dia memberi isyarat kepada pelayannya untuk menyerahkan kotak makanan yang dia bawa kepada Bai Shen, kemudian dia berbalik badan dan berjalan pergi dari sana dengan dipapah oleh Shuang Huan.

Saat melihat punggung Shen Bichi yang perlahan-lahan semakin menjauh, Bai Shen menggelengkan kepalanya. Ternyata dia terlalu meremehkan Nona Sepupu ini, jelas-jelas yang terluka tadi adalah kaki kirinya, tapi setelah berjalan belasan langkah, lukanya seolah berpindah ke kaki kanannya. Tampaknya tadi dia tidak benar-benar terjatuh dan kakinya tidak benar-benar terkilir, dia hanya sedang berakting.

Shen Bichi sudah tiba di Halaman Krisan, dia tidak bisa lagi mempertahankan penampilannya yang lembut dan elegan, dia langsung meraih cangkir teh di atas meja dan membantingnya ke tanah, "Raja tidak menerima tamu? Memangnya aku ini tamu baginya? Lalu bagaimana dengan Ming Ruo?!"

Hati Cui Huan sedikit bergetar saat mendengar teriakan Nonanya. Saat ini, kediaman ini sudah mempunyai seorang Nyonya, meskipun Nonanya itu nantinya menjadi selir Raja, dia tidak akan pernah bisa menggantikan posisi sang Permaisuri. Terlebih lagi, selain berstatus sebagai Permaisuri, wanita itu juga merupakan seorang Putri dari suatu negara. Saat melihat Nonanya yang masih terus marah-marah sambil menghancurkan barang-barangnya, Cui Huan buru-buru mengajak pelayan yang lainnya untuk keluar dari kamar tersebut, setelah itu dia langsung menutup pintunya kembali.

Ming Ruo sudah tiba di Halaman Bambu, kakinya terasa sangat sakit. Istana ini terlalu besar, untuk berjalan dari Halaman Plum ke Halaman Bambu saja memakan waktu sekitar dua puluh menit, dia merasa kasihan terhadap sang pemilik tubuh asli karena tubuhnya sangat lemah. Dia diam-diam bertekad, mulai besok dia akan berolahraga secara rutin. Kalau mempunyai kekuatan fisik yang lemah, dia tidak layak untuk menjadi seorang ahli bedah terbaik.

"Tolong siapkan makan malam, aku lapar." Ming Ruo melihat ke arah langit, meskipun ini masih terlalu sore untuk makan malam, tapi tadi dia tidak makan siang.

"Baiklah, hamba akan memerintahkan seseorang untuk menyiapkan makanan. Sekarang masih belum waktunya makan malam, hamba tidak yakin orang-orang di dapur besar sudah menyiapkan makan malam." Zi Su teringat kalau hari ini Permaisuri tidak makan siang, jadi dia memerintahkan seorang pelayan lain untuk menyiapkan beberapa makanan ringan untuk Permaisuri.

Setelah Ming Ruo memakan dua buah kue jujube, tidak lama kemudian makan malamnya langsung disajikan. Ada berbagai jenis makanan yang tersedia, mulai dari ayam, daging, ikan, sup dan sayur-sayuran. Sepertinya orang-orang di Negara Donghuan terbiasa makan makanan yang direbus. Ming Ruo mencoba mengingat-ingat ingatan sang pemilih tubuh asli, sebagian besar makanan yang dihidangkan di Negara Nanrong adalah hidangan tumisan, hampir sama dengan makanan yang dihidangkan di zaman modern. Ming Ruo tidak suka makan makanan yang direbus, jadi dia hanya makan secukupnya saja, setelah itu langsung kembali ke kamarnya.

Ming Ruo membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia mulai merenungkan sesuatu. Bagaimana dirinya harus menjalani hari-harinya setelah ini? Apa dia akan terjebak di kediaman ini selamanya?

Dia menghela napas panjang. Meskipun dia bersedia tinggal di sini, kehadiran sepupu Raja Yun pasti akan menyulitkannya. Kalau tinggal di sini, situasi seperti tadi pasti akan terjadi lagi di masa depan. Di sini bukan zaman monogami modern, Raja boleh mempunyai istri dan selir sebanyak yang dia mau.

Posisi Ming Ruo di sini adalah sebagai tabib, tapi dia juga merupakan seorang Permaisuri, jadi kalau gadis itu ingin menggantikan posisinya, maka dia harus menyingkirkan dirinya terlebih dahulu.

Dia adalah seorang Putri negara lain, dia tidak mempunyai pendukung di Negara Donghuan. Sekarang, nyawa Raja Yun ada di tangannya, kalau dirinya menghadapi masalah, Raja Yun pasti akan melindunginya. Namun, kalau penyakitnya sudah sembuh, Raja Yun tidak mungkin mau melindunginya lagi.

Ming Ruo tidak mau menggantungkan nyawanya di tangan orang lain, dia menghela napas panjang lagi, lalu mulai menyusun rencana.

Saat ini, prioritasnya hanya ada dua: Pertama, menyembuhkan penyakit Si Haochen. Kedua, menghasilkan uang. Saat penyakit Si Haochen sudah berhasil dia sembuhkan, dia akan meninggalkan kediaman ini. Dunia ini begitu besar, dia harus pergi keluar untuk melihat-lihat. Dia bisa mencari lembah dengan iklim yang bagus, lalu mendirikan beberapa ladang obat-obatan dan menjadi seorang dokter sakti yang misterius. Hanya memikirkan hal ini saja, dia menjadi sangat bersemangat.

Karena ini adalah keputusan yang bagus, jadi mulai sekarang dia akan mulai menghasilkan pot emas yang pertama.

"Permaisuri, tirai yang baru sudah selesai dibuat, coba anda lihat dulu. Kalau anda menyukainya, hamba akan langsung memasangnya." Zi Su berjalan memasuki kamar Ming Ruo sambil membawa tirai tempat tidur di tangannya.

"Lumayan, kamu pasang saja." Tirai itu berwarna kuning, di bagian atasnya terdapat sulaman bunga anggrek, sangat cantik dan elegan. Saat tirai itu didekatkan ke arahnya, Ming Ruo masih bisa mencium aroma dupa. Dia benar-benar tidak menyukai aroma ini, "Setelah ini kamu tidak perlu lagi memakaikan wewangian ini pada pakaian dan selimutku."

"Baiklah, hamba akan mengingatnya."

"Aku akan pergi ke ruang kerja untuk meracik obat, tolong jangan ganggu aku." Ming Ruo tiba-tiba langsung terpikirkan dari mana dia bisa mendapatkan pot emas pertamanya.

Ming Ruo sibuk melakukan pekerjaannya sampai tengah malam, setelah itu dia baru kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Di tengah kegelapan malam, ada sesosok bayangan hitam yang menyelinap masuk ke dalam ruang kerja Ming Ruo. Bayangan hitam itu mengambil semua obat-obatan yang ada di ruang kerja tersebut, setelah itu langsung pergi begitu saja.

Tidak lama kemudian, bayangan hitam itu muncul di kamar Si Haochen. Dia menyerahkan obat-obatan yang dia bawa kepada Tabib Xu, kemudian menengok ke arah Si Haochen dan berkata, "Permaisuri sangat berhati-hati saat meracik obat, pintu dan jendelanya tertutup rapat, tidak ada seorang pun yang boleh mendekat, hamba tidak bisa menemukan apa pun."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel