Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 Dia Adalah Raja

Melihat Wang Rongsheng masih berpura-pura bingung, tatapan Yang Yi menjadi lebih dingin.

Dia mengetuk meja dengan pelan, "Kamu sepertinya belum mengerti situasimu. Kalau aku menemukanmu, berarti aku yakin bahwa kamulah pelakunya. Huh! Kamu ingin mengelak dengan alasan apa sekarang?"

Entah kenapa hati Wang Rongsheng bergetar ketika mendengar dengusan Yang Yi. Namun, dia masih memaksa diri untuk tenang, lalu berkata dengan gagap, "Aku... Aku tidak mengerti...."

Krek!

Tiba-tiba meja kayu di depannya hancur berkeping-keping. Sudut mata Wang Rongsheng berkedut. Dia tiba-tiba berdiri dan melangkah mundur, menatap Yang Yi dengan ngeri sambil berkata, "Apa yang kamu inginkan?! Siapa kamu sebenarnya?!"

Yang Yi memandang Wang Rongsheng dengan dingin dan berkata, "Kamu masih hidup karena aku ingin tahu siapa orang di balikmu. Wang Rongsheng, kamu itu orang pintar. Pikirkan apakah kamu ingin hidup atau mati."

Wang Rongsheng menelan ludahnya. Pada saat ini, dahinya penuh keringat. Pria di depannya terlalu menekannya. Mata di balik topeng aneh sekaligus menakutkan itu membuatnya merasakan ketidakacuhannya terhadap nyawa.

"Aku... Aku.... Tidak mungkin, anak itu jelas hanya anak haram. Bagaimana mungkin bisa ketahuan?" gumam Wang Rongsheng. Dia ketakutan. Meskipun Yang Yi tidak melakukan apa-apa, aura membunuhnya membuat Wang Rongsheng bergidik.

Pada saat ini, dia benar-benar ingin memberitahunya tentang siapa orang di belakangnya. Namun, logika mengatakan bahwa dia tidak boleh mengatakannya, karena dia dan keluarganya akan mati.

Dia hanya berdiri di sana dengan ekspresi bimbang.

Yang Yi menunggu satu menit penuh. Melihat Wang Rongsheng masih tidak berbicara, dia perlahan bangkit dan berkata, "Inilah pilihanmu?"

Saat suaranya terlontar, Wang Rongsheng, yang berada di bawah tekanan, merasa frustrasi.

"Ah!"

Wang Rongsheng meraung marah dan berlari menuju pintu kantor dokter. Saat ini dia tidak punya pilihan lain. Dia ingin melarikan diri.

Tapi baru dua langkah dia berlari, dia langsung menempel di dinding.

"Ah! Jangan! Lepaskan aku! Bukan aku! Tolong, tolong!" teriak Wang Rongsheng dengan panik.

Yang Yi menekan Wang Rongsheng ke dinding dengan satu tangan. Menekan kepalanya sambil berkata dengan datar, "Membunuhmu tidak lebih merepotkan daripada membunuh semut."

Kata-kata datar dan suara yang meremehkan nyawa membuat Wang Rongsheng takut, "Siapa kamu? Lepaskan aku! Jangan! Kamu tidak bisa melarikan diri kalau kamu membunuhku. Lepaskan aku maka aku akan memberimu uang. Aku punya uang!"

Ekspresi Yang Yi tampak jijik, "Uang? Bisakah uang membeli kesehatan anakku! Uang! Hahahaha, kamu membahas uang denganku! Sepertinya kamu menyakiti anakku karena uang."

Saat berbicara, tangan Yang Yi menambah kekuatannya hingga tulang Wang Rongsheng sedikit berubah bentuk!

"Aaahhh! Jangan! Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aahh!" Rasa sakit yang parah membuat mata Wang Rongsheng memelotot. Dia berteriak ngeri.

Detik berikutnya, celananya basah. Ternyata dia ngompol karena ketakutan.

Yang Yi melempar Wang Rongsheng ke lantai, kemudian menatapnya dengan tatapan merendahkan dan tidak sabar..

Wang Rongsheng mundur dengan ketakutan, meninggalkan jejak air yang jelas di lantai. Dia berkata dengan tidak jelas, "Jangan bunuh aku! Jangan, aku sudah tahu salah! Jangan bunuh aku!"

Suara Yang Yi dingin, "Beri tahu aku, siapa yang menyuruhmu melakukan ini?"

"Xu Shaotian dari Keluarga Xu! Dia... dia yang memberiku uang. Jangan bunuh aku, jangan bunuh aku! Patogen kanker juga diberikan oleh dia. Jangan bunuh aku, tolong...."

Wang Rongsheng benar-benar ketakutan. Dia memegang kepalanya dengan ngeri dan menggumamkan jawaban yang Yang Yi inginkan.

"Xu! Shao! Tian!" Yang Yi menggumamkan nama itu. Tatapannya menjadi lebih dingin.

Dia bangkit lalu menendang dada Wang Rongsheng.

Puft!

Seteguk darah dimuntahkan, Wang Rongsheng berbaring di lantai. Tetapi dia menemukan bahwa dia baik-baik saja setelah memuntahkan seteguk darah.

Yang Yi tidak repot-repot melihat Wang Rongsheng saat berbalik untuk keluar.

Sedangkan Wang Rongsheng menemukan bahwa dia benar-benar tidak kenapa-kenapa. Dadanya tidak sakit.

Dia tidak tahu bahwa tendangan Yang Yi tadi telah memecahkan pembuluh darah hatinya. Sekarang memang baik-baik saja, tetapi hatinya akan segera rusak lalu mati.

Tiantian masih bisa hidup selama seminggu. Tapi dia, jika tidak segera melakukan operasi, hanya bisa hidup satu hari lagi.

Di sisi lain, Yang Yi memikirkan nama Xu Shaotian, yang mana tidak ada dalam ingatannya. Pria itu pasti orang yang disinggung oleh Shen Xue setelah ia pergi lima tahun yang lalu.

Tetapi siapa pun yang berani menggunakan trik jahat seperti itu terhadap putrinya, Yang Yi bersumpah bahwa dia tidak akan pernah mengampuninya.

Turun ke bawah, Yang Yi berjalan maju selangkah demi selangkah. Pada saat ini, terdengar suara gemuruh. Sepasang tentara berseragam tempur berlari dengan rapi ke depan, kemudian berbalik mendadak dan menghadap Yang Yi.

Para dokter dan pasien di Rumah Sakit No. 4 yang melihat pemandangan ini sedikit terkejut, tidak tahu apa yang terjadi.

Beberapa bahkan mengeluarkan ponsel mereka dan mulai mengambil gambar, merekam video pendek.

Yang Yi tidak bisa menahan diri untuk tidak berhenti ketika dia melihat pemandangan di depannya.

Mereka adalah seribu orang Pasukan Dewa. Alun-alun yang rapi menempati bidang penglihatan yang luas, megah dan perkasa.

Melihat pisau panjang yang disulam di bahu kanan mereka, Yang Yi sepertinya mengingat peperangan mereka lagi.

Detik berikutnya, Zhao Hai melangkah maju dan berkata dengan keras, "Pasukan Dewa menyambut Raja Dewa!"

Ribuan orang memberi hormat serempak dan berteriak keras, "Selamat datang, Raja Dewa!"

Untuk sesaat, seolah-olah tidak ada suara lain di seluruh dunia. Di sekitar Rumah Sakit No. 4 sangat sunyi.

Baik orang di jalan maupun di Rumah Sakit No. 4 melihat pemandangan di depan mereka dengan kaget dan tidak percaya.

Tiba-tiba, seorang pria bergumam, "Raja Dewa ternyata seorang raja!"

Seorang dokter asing berseru,"Ya Tuhan, bisa-bisanya aku melihat raja! Raja Shen Zhou!"

Bam, bam, bam!

Sekelompok orang tiba-tiba berlari keluar dari rumah sakit. Ada yang dibungkus kain kasa, ada yang lumpuh, ada yang menggunakan kruk, ada yang membawa botol infus sendiri.

Pada saat ini, sekelompok orang itu melihat sosok yang berdiri di depan seribu orang dengan air mata berlinang.

Mereka semua memberi hormat.

"Selamat datang, Raja!" teriak salah satu dari mereka.

Kemudian, kelompok itu berteriak bersama, "Selamat datang, Raja!"

Raja, Raja Shen Zhou adalah dewa perang yang melindungi Shen Zhou.

Di seluruh Shen Zhou yang bisa menjadi raja, dan menyebut dirinya raja tidaklah banyak.

Sedangkan sebutan Raja Dewa, menyebut diri sebagai raja atas para dewa, menjadi yang nomor satu di era itu, adalah keberadaan terhormat raja diantar para raja yang tidak terkalahkan!

Nama Raja Dewa tidak hanya tidak dikenal di Shen Zhou, tetapi bahkan di luar Shen Zhou.

Hanya saja mereka semua cuma tahu bahwa Raja Dewa mengenakan topeng pola naga. Hanya sedikit orang yang tahu identitas asli Yang Yi.

Banyak orang di tempat itu menangis dan memandang Yang Yi dengan hormat.

Beberapa tentara yang terluka dan veteran yang pensiun dari medan perang sangat antusias hingga mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak memandang sosok itu dengan tatapan membara.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel