Ringkasan
Daniel adalah Dewa Perang Terbaik. Karena merasa berhutang budi pada seorang gadis kecil yang memberinya biscuit saat dia kelaparan, maka dia kembali untuk melindungi gadis kecil itu. Dia terus melindungi gadis kecil itu di tengah perasaan cintanya yang semakin dia rasa pada gadis kecil yang kini telah menjadi gadis muda yang cantik jelita dan menawan hatinya.
1 Penyambutan Besar-Besaran
Hari ini, ada penyambutan besar-besaran untuk sang dewa perang di kota Auburn. Kisah dari sang dewa perang berjuluk Raven, memang sangat luar biasa dan menjadi buah bibir di negara Hawking selama berbulan-bulan.
Raven pernah memimpin seratus ribu prajurit Negara Hawking untuk melawan dan menghancurkan musuh dari negara Fandor yang berjumlah satu juta prajurit dengan perlengkapan perang yang canggih.
Kemenangan besar dan gilang gemilang itu, adalah kemenangan yang menjadi cikal bakal kekalahan Negara Fandor atas Negara Hawking sehingga negara besar yang selama ratusan tahun ditakuti oleh Negara Hawking, tiba-tiba telah menjadi jajahan Negara Hawking dan itu semua karena kehebatan dan kebesaran nama Raven, sang dewa perang.
Raven yang selalu tampil dengan baju perang dan helm perang di tengah medan pertempuran yang menutupi seluruh wajahnya, membuat wajahnya tidak dikenal oleh para pengagumnya. Dan hari ini, untuk pertama kalinya Raven akan turun dari pesawat militer untuk menyapa rakyatnya.
Kehebatan Raven di medan perang, membuat namanya melambung tinggi, melebihi sosok presiden di negara Hawking ini. Dan ini membuat ada banyak sekali pasang mata yang menyerbu bandara untuk sekedar melihat Jenderal Raven, sang dewa perang.
**
Sementara itu, sebuah pesawat baru saja mendarat di bandara Kota Auburn, yang merupakan kota terbesar kedua di Negara Hawking.
Seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun sudah mengambil sebuah helm yang dia pakai untuk langsung menutupi wajah tampannya.
Seorang pria berumur 40 tahunan mentap heran pada pemuda itu. "Jenderal Besar Raven. mengapa kamu menutup wajahmu?"
"Auburn adalah kota kelahiranku. Aku putuskan untuk masih merahasiakan diriku dari semua orang yang mengenalku di kota ini," tandas Raven.
"Bolehkah aku tahu alasannya? Karena mendengar cerita masa kecil jenderal disini yang direndahkan dan dianiya hingga hampir tewas di kota ini, justru kemunculan jenderal pada hari ini, akan membuat semua mata terbuka, mulut menganga, lutut bertekuk melihat transformasi yang jenderal alami selama 3 tahun ini, jenderal."
"Tidak, Brigjen Bryan Dick. Aku putuskan untuk datang ke kota ini sebagai sosok yang tidak jauh berbeda dengan lima tahun yang lalu. Aku ingin melihat, siapa yang bisa menerimaku dan siapa yang tidak. Aku ingin melihat, siapa yang membelaku dan siapa yang tidak. Kalau dulu, aku tidak berdaya, sekarang ini, aku bisa merubah hidup mereka. Yang kejam padaku, akan aku perlakukan lebih kejam. Yang baik padaku, maka aku juga akan jauh lebih baik padanya."
"Aku mengerti, Jenderal. Oh iya, Sebentar lagi walikota Auburn dan juga gubernur Nagara bagian Auburn akan naik ke atas pesawat ini. Jadi, apa yang akan aku katakan pada mereka berhubung penyambutan untuk Jenderal Besar Raven sudah mereka siapkan?"
"Bilang saja kalau Jenderal Raven tiba-tiba putuskan untuk tidak menemui mereka."
Bertepatan dengan kata-kata Jenderal Raven itu, tiba-tiba pramugari pesawat mengumumkan kalau pintu pesawat akan segera dibuka.
Raven putuskan untuk menanggalkan helm perangnya dan membuka jubah kebesarannya. saat ini, dengan memakai baju sederhana, Raven putuskan untuk turun dari pesawat.
Dengan memakai baju sederhana, Jenderal Raven berpapasan dengan Gubernur dan Walikota Auburn yang baru saja hendak naik ke atas pesawat.
Dua orang petinggi di Auburn ini yang sejak beberapa hari terakhir ini telah mempersiapkan pesta penyambutan untuk Jenderal Besar Raven, kini melewati orang yang sangat mereka hormati itu tanpa mereka tahu kalau orang itu telah berpapasan dengan mereka.
Jenderal Raven meneruskan perjalanannya dengan tenang, melewati lautan manusia yang terus mengelu-elukan namanya.
"HIDUP JENDERAL BESAR RAVEN. HIDUP SANG JENDERAL BESAR RAVEN. JAYALAH NEGARA HAWKING DI DALAM PERLINDUNGAN JENDERAL RAVEN YANG PERKASA."
"SEMOGA JENDERAL BESAR RAVEN DIKARUNIAI UMUR PANJANG. SEMOGA JENDERAL RAVEN TERUS BERJAYA."
"BRAVO JENDERAL BESAR RAVEN."
Itulah sebagian kata-kata dari para rakyat dan pejabat di kota Auburn ini yang saat ini terus didengar oleh Jenderal Raven saat Jenderal Raven melewati mereka. Tidak ada seorang pun yang menyadari kalau sosok yang sedang mereka elu-elukan itu adalah sosok pemuda berpakaian sederhana yang saat ini sedang melewati mereka.
"Jenderal-jenderal negeri kita di masa lalu cuma sanggup memukul mundur ribuan musuh tapi Jenderal Raven sanggup menghancurkan jutaan musuh. Jenderal di masa lalu cuma sanggup mempertahankan negara dari negara penjajah tapi Jenderal Raven sanggup mengalahkan dan menguasai negara musuh. Jenderal Raven benar-benar luar biasa." Itulah nyanyian yang mulai dinyanyikan para warga yang menyemut di bandara ini.
Tapi, Jenderal Raven memilih untuk melewati mereka dan bergerak menuju keluar bandara.
Dua orang tergopoh-gopoh mengejar Raven. Seorang di antaranya sudah melewati Jenderal Raven dan berkata, "Brigjen Bryan meminta kami berdua untuk membantumu jen ..."
"Ssssttt. Jangan menyebut namaku." Buru-buru Jenderal Raven sudah menaruh telunjuknya di bibirnya.
"Baik."
"Kalau kalian ingin membantuku, panggil aku dengan nama asliku. Daniel. Aku suka karena kalian memakai baju sipil. Karena itu, aku bolehkan kalian berdua mengikutiku."
"Baik, jen ... e ... Daniel. Aku kapten Thomas dan ini Sersan Juno, siap bertugas," bisik Thomas.
"Iya. Jangan terlalu banyak peradatan. Aku tahu siapa kalian. Kalian pernah bahu membahu denganku di Medan perang, jadi, aku tahu siapa kalian."
"Terimakasih." Thomas tidak kuasa menahan haru karena ternyata jenderal kebanggaannya tahu siapa dirinya.
"Ada transportasi militer yang sudah disediakan untuk kita, jenderal," timpal Juno.
"Jangan. Tinggalkan semua itu. Kita pakai taksi online." Daniel menyebutkan alamat yang dia ingin tuju.
"Baik, jen ... e ... Daniel." Thomas segera meminta Juno untuk memesan taksi. Thomas dan Juno sangat bangga karena bisa menjadi ajudan dari jenderal yang sangat mereka kagumi itu.
**
Beberapa saat kemudian, dengan menumpang taksi online, Daniel atau Jenderal Raven sudah duduk di jok belakang bersama dengan Thomas sementara Juno duduk di depan bersama dengan supir taksi online.
"Kita akan kemana, Daniel?" tanya Thomas sesaat setelah mobil mulai berjalan.
"Aku ingin pergi ke rumah pujaan hatiku. Mudah-mudahan dia masih mengenalku."
"Dia pasti mengenalmu, Daniel."
"Maksudku, mudah-mudahan dia belum jadi milik orang lain. 3 tahun sudah berlalu. Aku tidak tahu akan apa yang terjadi padanya."
**
Mobil berhenti di depan sebuah rumah mewah. Tapi, ada banyak sekali mobil yang terparkir dan ada banyak sekali hiasan di depan rumah ini.
"Nampaknya ada sebuah pesta pernikahan, Daniel. Ya. Tak salah lagi. Ini adalah sebuah pesta pernikahan."
"Iya. Kamu betul, Thomas. Ini adalah sebuah pesta pernikahan." Daniel langsung turun dari mobil dan melangkah ke arah pintu masuk utama dari rumah yang sedang menyelenggarakan acara nikah itu.
Seorang satpam bertubuh gempal nampak mendekati Daniel. "Heh! Kenapa sepertinya aku mengenalmu. Hah! Apakah kamu bocah penyakitan itu!"
"Ini memang aku, Kelo." Daniel menatap satpam itu. Dia teringat akan perlakuan satpam ini yang pernah memukulnya dan bahkan sempat menginjak-injak tubuhnya saat dia sudah tidak berdaya lagi.