Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Willy siram Arka dengan Air Keras

Suatu hari, setelah beberapa minggu ketegangan di sekolah, Willy yang merasa terhina oleh keberanian Arka, memutuskan untuk menyerang dengan cara yang lebih brutal. Dia merasa terancam oleh perubahan yang terjadi pada Arka, dan dalam pikirannya, jika ia tidak bisa mengalahkan Arka, maka gengnya akan kehilangan kekuasaan di sekolah. Willy, dengan rasa marah yang membara, mengumpulkan beberapa teman-temannya dan mencari kesempatan untuk melawan Arka secara langsung.

Pada saat itu, Arka baru saja keluar dari kelas dan berjalan menuju gerbang sekolah, tidak menyangka bahwa Willy dan gengnya sedang menunggu di sana. Ketika Arka menyadari bahwa mereka berada di hadapannya, ketegangan langsung terasa. Willy melangkah maju dengan tatapan penuh kebencian, sedangkan teman-temannya siap mengikutinya.

"Lo kira lo bisa menang, Arka? Lo pikir lo udah jadi orang yang kuat? Kita akan tunjukkan siapa yang sebenarnya berkuasa di sini!" kata Willy dengan suara penuh amarah.

Arka merasakan ketegangan yang luar biasa. Walaupun dia sudah lebih percaya diri berkat bantuan Laras dan kalung kerang ajaib yang ia kenakan, perasaan takut mulai menyelip. Namun, dia tahu bahwa kali ini dia tidak bisa mundur. Dengan hati yang lebih tenang berkat kekuatan dari kalung kerang, dia menggenggamnya erat-erat, mengingat pesan Laras tentang kekuatan dari dalam dirinya yang berasal dari alam.

"Willy, gue nggak mau berkelahi sama lo. Ini bukan cara yang benar. Lo bisa merubah cara pandang lo," kata Arka, mencoba berbicara dengan ketenangan yang baru dia temui.

Tapi Willy tidak mendengarkan. "Bicara aja lo! Ini sudah terlalu jauh, Arka. Lo harus bayar!" teriak Willy, sambil bergerak maju untuk menyerang.

Saat itu, Arka merasa hatinya berdebar, namun di saat yang sama, ada kekuatan besar yang mengalir melalui kalung kerang ajaibnya. Kalung itu mulai bersinar dengan cahaya lembut yang memancar dari kerang, seolah memberikan energi positif yang luar biasa. Arka merasa seperti ada kekuatan yang menenangkan dirinya, seperti ombak laut yang datang dan pergi, membawa ketenangan meski badai datang menghadang.

Dengan kalung itu, Arka mulai merasakan dirinya lebih kuat dari sebelumnya. Ia bisa merasakan aliran energi laut yang mengisi dirinya, memberi keberanian dan ketenangan luar biasa. Melihat Willy yang datang mendekat, Arka dengan tenang mengangkat tangannya, menggenggam kerang pada kalungnya, dan tiba-tiba sebuah aura perlindungan yang kuat muncul di sekitarnya.

"Willy, lo nggak akan bisa menakut-nakuti gue lagi," kata Arka dengan penuh keyakinan.

Saat Willy menyerang dengan pukulan ke arahnya, sesuatu yang luar biasa terjadi. Sebuah gelombang energi dari kalung kerang ajaib memantul, menghalangi serangan Willy dan membalikkan kekuatan serangan itu. Serangan Willy yang tadinya mengarah ke tubuh Arka seolah tertahan oleh kekuatan tak terlihat yang melindungi dirinya. Willy terhenti di tempatnya, bingung dan terkejut melihat kekuatan yang tak bisa dia jelaskan.

"Lo... Lo nggak apa-apa?" tanya Willy, kebingungan dan mulai ragu.

Arka merasa ada kekuatan dalam dirinya yang tumbuh semakin besar, bukan untuk melawan dengan kekerasan, tapi untuk melindungi dirinya dan mengubah arah pertarungan. "Ini bukan tentang kekerasan, Willy. Gue nggak mau lo merasa kalah atau marah. Gue cuma ingin kita berhenti dengan semua ini. Lo bisa jadi lebih baik tanpa kekerasan," kata Arka dengan penuh ketenangan, namun kali ini suaranya penuh kekuatan dan pengaruh.

Arah serangan Willy terhenti, seolah ada sesuatu yang menahan niatnya untuk melanjutkan kekerasan. Teman-teman Willy yang ikut serta juga mulai ragu, melihat bahwa Arka tidak terpengaruh oleh ancaman mereka dan justru memiliki kekuatan yang lebih dari yang mereka bayangkan. Aura yang mengelilingi Arka membuat mereka merasa tak nyaman, seperti ada sesuatu yang jauh lebih besar daripada kekuatan fisik yang sedang bermain.

Kalung kerang ajaib memancarkan cahaya yang semakin terang, memberikan Arka keberanian untuk mengubah cara pikir orang-orang di sekitarnya. Sebagai gantinya, Arka mengalihkan perhatian mereka dengan kata-kata bijak dan penuh pengertian, sesuatu yang jauh lebih kuat daripada pertarungan fisik.

"Ini adalah waktunya untuk berubah, Willy," lanjut Arka, dengan sikap yang penuh ketegasan. "Lo nggak perlu lagi jadi orang yang selalu mengancam orang lain. Lo punya pilihan untuk jadi lebih baik."

Melihat Arka yang kini berdiri dengan penuh kedamaian, beberapa anggota geng Willy mulai merasa tergerak. Mereka melihat bahwa Arka bukan hanya lebih kuat secara fisik, tetapi juga lebih kuat dalam cara dia mengatasi masalah dan tetap tenang meskipun dikelilingi ancaman. Mereka mulai berpikir dua kali.

Willy, yang masih merasa terkejut, tidak bisa lagi melanjutkan niatnya untuk menyerang. Tiba-tiba, ia merasa cemas dan bingung, seolah-olah kekuatan yang dimiliki Arka telah mengubah pandangannya tentang siapa yang benar-benar kuat. Meskipun amarahnya masih ada, ada bagian dalam dirinya yang mulai meragukan tindakannya. Dia mundur, perlahan, tidak tahu harus berkata apa.

Akhirnya, geng Willy yang lainnya juga mundur, merasa bingung dan tidak tahu bagaimana harus melanjutkan. Mereka mungkin telah menganggap Arka sebagai sasaran empuk mereka sebelumnya, tetapi sekarang mereka menyadari bahwa kekuatan Arka jauh lebih dalam dari yang mereka bayangkan.

Dengan keberanian yang datang dari dalam dirinya, dan dengan bantuan kalung kerang ajaib, Arka berhasil menghentikan serangan itu tanpa harus melawan fisik. Arka mengajarkan bahwa kekuatan sejati tidak selalu datang dari kekerasan, tetapi dari kemampuan untuk tetap tenang, bijaksana, dan mengubah pandangan orang lain melalui kekuatan hati.

Setelah pertemuan yang penuh ketegangan antara Arka dan geng Willy, konflik semakin memanas. Meskipun Arka sudah menunjukkan keberaniannya untuk tidak melawan, Willy masih merasa dipermalukan oleh perubahan Arka yang kini lebih percaya diri dan berani berdiri teguh. Ketidakmampuannya untuk mengatasi perasaan malu dan kemarahannya membuat Willy merasa bahwa cara-cara kekerasan adalah satu-satunya jalan untuk menghancurkan rasa percaya diri Arka.

Pada suatu sore, setelah pelajaran selesai dan hampir semua siswa meninggalkan sekolah, Willy memutuskan untuk melakukan sesuatu yang lebih ekstrem. Dengan membawa seember air keras, dia berniat untuk menghukum Arka. Willy ingin menunjukkan bahwa meskipun Arka punya kalung ajaib dan tampaknya lebih kuat, dia masih bisa dihancurkan dengan cara yang lebih kejam.

Saat Arka berjalan sendirian menuju gerbang sekolah, Willy mengintainya dari balik tembok dengan seember air keras di tangannya. Tanpa peringatan, Willy menyiramkan air keras itu ke tubuh Arka, berharap dapat membuatnya terkejut dan merusak kepercayaan diri yang telah ia bangun.

Air keras itu mengenai tubuh Arka, dan rasa panas yang luar biasa langsung menyebar ke kulitnya. Arka terkejut dan terjatuh ke tanah karena rasa sakit yang sangat tajam. Beberapa teman Willy yang ikut serta tertawa melihat aksi tersebut, berpikir bahwa mereka akhirnya berhasil menghancurkan Arka.

Namun, dalam keputusasaan dan rasa sakit yang hebat, Arka merasakan sesuatu yang luar biasa—sesuatu yang jauh lebih besar dari rasa sakit fisik. Kalung kerang ajaib yang ia kenakan mulai bersinar lebih terang, seolah merespons rasa sakitnya. Tanpa sadar, Arka meraih kalung itu, menggenggamnya erat-erat, dan mendengar suara lembut dalam pikirannya, seperti suara dari laut yang jauh.

"Jangan biarkan rasa sakit mengalahkanmu, Arka. Ingat kekuatanmu datang dari dalam, bukan dari apa yang terlihat di luar," suara Laras terdengar dalam hatinya. Kalung kerang itu memancarkan energi yang semakin kuat, dan dengan setiap detik yang berlalu, Arka merasa ada aliran energi penyembuhan yang datang dari dalam dirinya.

Meskipun rasa sakitnya sangat hebat, Arka perlahan-lahan bangkit, tubuhnya mulai terasa lebih kuat dengan setiap detik. Kalung kerang ajaib itu membantunya menyembuhkan luka-lukanya, bukan hanya fisik, tetapi juga mental. Dengan keyakinan yang semakin besar, Arka bisa merasakan kekuatan alam yang mengalir dalam dirinya, memberi kekuatan untuk melawan rasa sakit dan ketakutan yang menyelimutinya.

Willy dan teman-temannya yang melihat kejadian itu mulai terkejut, melihat Arka bangkit kembali dengan penuh ketenangan, meskipun air keras itu telah mengakibatkan luka yang cukup parah. Namun, kalung kerang ajaib memberikan perlindungan mistis yang membantu menyembuhkan luka-lukanya lebih cepat dari yang bisa dibayangkan.

"Lo kira gue takut sama lo?" Arka berkata dengan suara yang penuh ketegasan, meskipun wajahnya menunjukkan sedikit rasa sakit. "Gue nggak akan pernah mundur. Lo bisa coba untuk merusak gue, tapi lo nggak akan bisa menghancurkan apa yang ada di dalam diri gue."

Willy, yang mulai merasakan kekhawatiran, tidak tahu bagaimana melanjutkan tindakannya. Lihatlah Arka, yang meskipun terluka, berdiri tegak dengan penuh keyakinan. Kalung kerang itu bersinar terang, dan aura perlindungan yang memancar dari Arka membuat Willy dan gengnya merasa tidak nyaman.

"Apa... apa lo nggak takut?" tanya Willy, suaranya mulai goyah.

Arka menggelengkan kepala, "Rasa takut itu cuma ilusi, Willy. Lo mau menghancurkan gue, tapi lo malah menunjukkan betapa rapuhnya lo. Lo takut kehilangan kekuasaan lo, tapi lo nggak sadar bahwa kekuatan sejati itu bukan dari ancaman atau kekerasan."

Lihatlah Arka, meskipun tubuhnya terasa lelah dan penuh luka, kalung kerang ajaib terus memberikan kekuatan untuk melawan rasa takut dan rasa sakit. Willy dan gengnya merasa cemas, mulai meragukan tindakan mereka, dan perlahan-lahan mereka mundur.

Pada saat itu, beberapa teman Arka yang melihat kejadian itu berlari untuk menolongnya. Mereka membawa air dan kain untuk membersihkan luka-luka yang terkena air keras. Arka tetap tenang dan memberi instruksi untuk tetap menjaga kedamaian, sementara dia fokus pada proses penyembuhan yang semakin cepat berkat kekuatan kalung kerang.

Setelah beberapa saat, Willy dan gengnya akhirnya mundur, merasa malu dengan apa yang baru saja mereka lakukan. Meskipun mereka berusaha untuk menghancurkan Arka, mereka justru melihat bahwa kekuatan sejati bukan datang dari kekerasan, tetapi dari ketenangan dan keberanian hati.

Arka akhirnya bisa berdiri kembali, meskipun tubuhnya masih terluka, dia tahu bahwa kalung kerang ajaib itu telah menyelamatkannya. Dengan bantuan Laras dan kekuatan dari dalam dirinya, Arka bisa mengatasi serangan itu dengan cara yang lebih bijaksana, dan ia kembali menunjukkan kepada semua orang bahwa tidak ada kekuatan yang bisa mengalahkan kekuatan hati yang penuh kedamaian.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel