Bab 2 Pemilik Kost yang Perkasa
Suatu Malam, Dita merasa sangat gelisah. Dia telah merencanakan langkah besar yang akan dia ambil. Dengan perasaan yang bercampur aduk, dia berjalan menuju ruangan kerja Om Simon, di mana pria itu biasanya menghabiskan waktunya saat dia tidak sibuk mengelola kos-kosannya yang tersebar di seluruh kota.
Ketika Dita tiba di depan pintu ruangan, dia mengambil nafas dalam-dalam, mencoba untuk membangun keberanian. Dia mengetuk pintu dan mendengar suara Om Simon yang ramah mempersilakannya masuk.
Dita memasuki ruangan dengan senyum yang lebar. "Om Simon, ada yang ingin saya bicarakan dengan Om," katanya, mencoba tampil seantusias mungkin.
Om Simon, yang sedang sibuk mengisi dokumen di meja kerjanya, mengangkat kepala dan tersenyum. "Tentu, Dita. Silakan duduk. Ada yang bisa saya bantu?"
Dita duduk di kursi yang disediakan dan mulai membahas rencananya. "Om Simon, saya ingin berbicara tentang biaya kost saya. Akhir-akhir ini, saya sedang menghadapi beberapa masalah keuangan yang membuat saya kesulitan membayar kost."
Om Simon melihat Dita dengan penuh perhatian. "Saya mengerti, Dita. Masalah keuangan bisa sulit. Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu?"
Dita mulai menjelaskan situasinya dengan rinci, membagikan beban keuangannya, dan mencoba membuat Om Simon merasa simpati. Dia menambahkan dengan suara lembut, "Om Simon, apakah Anda bisa memberikan saya diskon untuk dua bulan ke depan? Itu akan sangat membantu saya melewati masa sulit ini."
Om Simon merenung sejenak, memikirkan permintaan Dita. Dia tahu bahwa memberikan diskon berarti dia harus mengorbankan sebagian pendapatan dari kostnya.
Sebelum Om Simon menjawab permintaan Dita, tiba-tiba Dita mendekati posisi duduk om Simon dan memeluk om Simon dari belakang. Wajah Dita yang cantik dan tubuhnya yang wangi itu kini telah begitu dekat dendan pemilik kost itu.
“Kamu mau apa Dita?” tanya Om Simon yang masih pura-pura belom paham keinginan sang mahasiswi cantik itu.
Sambil berbisik di telinga Om Simon, Dita pun berkata,”Aku pengen om!” ucap Dita dengan suara mendesah. Seketika Om Simon tersenyum lebar dan membiarkan Dita mengeksplorasi dada bidangnya itu.
“Aku buka ya Om!” ucap Dita lagi sambil membuka kancing baju atas om Simon. Setelah terbuka Dita pun meraba dan mulai mencium dada bidang om Simon yang penuh bulu lebat itu.
“Ceppp..cuppp..cuppp!” bibir dan lidah Dita mulai menjilat dan mencium area dada om Simon.
Dita yang kini sudah merunduk di depan badan om Simon sudah makin ke bawah dan menuju selangkangan om Simon. Sambil mendongak ke atas dengan pandangan mata nakalnya Dita pun menatap wajah om Simon yng tampan itu. Jemari Dita mulai menarik resleting celana Om Simon.
“Srettt...srettt..!” maka terbukalah bagian tengah celana itu. Seketika tangan Dita meraba ke bagian celana dalam dan meraih benda besar dan panjang milik om Simon yang ternyata telah membesar dan tegang maksimal.
“Wahhh...gede banget om?” ucap Dita terbengong melihat senjata andalan sang pemilik kost itu.
“Ayo Dita, jilat donk!” pinta om Simon sambil membelai keplaa dan rambu Dita yang terurai hingga bahunya yang putih mulus itu.
Di posisi itu om Simon bisa melihat belahan benda kenyal di dada Dita karena Dita nampak sengaja malam itu memakai kaos ketat dengan belahan dada yang rendah di bagian depannya.
“Slerppp...slurppp..arghhh!” bibir dan lidah Dita mulai mengulum dan melahap serta menjilat kontol besar milik om Simon.
Om Simon pun merasakan nikmat dan mendegus keras merasakan rangsangan hebat dari bibir dan jemari Dita yang tangannya sedang mengocok batang tegang yang sedang ngaceng berat itu.
“Eshhh...terusss..Ditt...ahhh!” ucap Om Simon yang makin menggeliat tubuhnya karena serangan erotis Dita di area selangkangannya itu.
Kini tangan om Simon mulai bergerak ke bawah mencoba meraih dua benda kenyal yang menyembul indah di dada di balik kaos ketat yang sedang dipake oleh Dita.
Jemari om Simon pun mulai bergerilya dan sesekali memilin puting susu dan meremas buah dada Dita.
“Eshhh...ahhh..owhhh..ommm..gelii...ahhh!” Dita pun mulai mendesah dan melenguh.
Tiba-tiba Om Simon bangun dari dudukya di kursi kerjanya itu dan membangunkan Dita dari posisi jongkoknya.
“Sini sayang!” Om Simon pun mmeeluk dan melahap bibir Dita sambil merema dua bukit kembar Dita.
“Ceppp..cuppp...arghhhh..eshhhh!” kedua telapak tangan om Simon mulai meraba dua bongkahan pantat Dita yang sedang memakai rok pendek itu sehingga memudahkan om Simon meraih pantat semok milik Dita itu. Maka diremaslah pantat Dita karena saking gemasnya melihat dan menyentuh salah satu bagian tubuh wanita yang paling menarik bagi setiap laki-laki itu.
Sambil berciuman tangan Om Simon pun kini memelorotkan celana dalam Dita hingga terjatuh di lantai ruangan kerjanya.
Kemudian Dita pun diajaknya ke Sofa besar di ruangan itu.
“Ayo Dita kamu rebahan aja!” ucap Om Simon sambil membuka semua pakaiannya. Saat Om Simon telah telanjang bulat. Mata Dita terbelalak meliha betapa terlihat perkasanya om Simon itu. Belum lagi benda besar dan panjang di selangkangan om Simon membuat Dita semakin takjub melihatnya.
Jantung Dita makin berdebar kencang saat om Simon bersiap memasukkan kontol besarnya itu ke lubangnya yang telah basah sejak tadi itu.
“Tahan ya Dit!”
“Slepppp...Blesss....arhhhh..ommm...arghhh!” Dita terpekik sesaat senjata besar itu melesak masuk ke liang intinya.
“Aku genjot yah?” tanya om Simon dan dijawab dengan anggukan Dita tanda setuju.
“Heughhh...sleppp...blasss...!” hentakan dan tarikan terus berlangsung di sofa besar itu. Om Simon dengan gagah mengagahi tubuh montok milik Dita. Dan akhirnya Dita dan Om Simon pun tak tahan juga.
“Slepppp....arghhh...!” Om Simon mencabut dengan cepat kontolnya dai lubang Dita dan....
“Crottt..crottt...serrrr...arghhhh!” dengan tubuh bergetar om Simon memuncratkan cairan pejunya ke sekitar selangkangan Dita.
Dita yang telah merasa berhasil menaklukkan laki-laki pemilik kst itu pun merasa puas dan senang karena ia yakin setelah om Simon mendapatkan kepuasan darinya maka ia akan mendapatkan keringanan dalam membayar biaya kostnya.
Sambil terengah-engah om Simon pun berkata,"Baiklah, Dita," kata Om Simon akhirnya dengan senyum. "Saya akan memberikan kamu diskon untuk dua bulan ke depan. Tapi saya ingin kamu besok-besok kalo aku lagi pengen ngentot sama kamu, kamu mau ya melayaniku, heheh!”
“Ok om aku mau koq, enak banget dientot sama om, perkasa banget!” balas Dita sambil memonyongkan mulutnya.
Dita pun sangat bersyukur dan bahagia mendengar kabar baik itu. Dia bersorak dalam hati, merasa bahwa upayanya telah berhasil. "Terima kasih, Om Simon. Om benar-benar baik hati. Saya berjanji akan melunasi semua biaya kost saya secepat mungkin."
Om Simon tersenyum dan mengangguk. "Saya tahu kamu akan melakukannya, Dita. Dan jika suatu saat kamu menghadapi kesulitan lagi, jangan ragu untuk datang kepada saya."
Momen itu membuat Dita merasa sangat lega. Dia telah berhasil merayu Om Simon untuk memberikannya diskon yang dia inginkan.
