Bab 3 Rasanya Lumayan
Bab 3 Rasanya Lumayan
Pagi hari berikutnya.
Mu Nuannuan yang bersandar di kepala tempat tidur mendadak terbangun, barulah dia menyadari bahwa langit sudah terang.
Mu Tingxiao tidak datang tadi malam.
Hatinya sedikit lega dan juga berat.
Rasanya seperti ada sebuah pisau yang menggantung di atas kepalanya, yang tidak dapat disingkirkan, membuatnya merasa gelisah.
...
Setelah Mu Nuannuan mencuci muka dan turun ke bawah, seorang pengawal datang untuk membawanya ke ruang makan.
Ruang makan terletak dekat dengan dapur. Begitu dia masuk, dia melihat seorang yang tinggi dan tegap keluar dari dapur dengan sarapan.
Setelah melihat bahwa pria itu adalah "Mu Jiachen ", dia membalikan tubuhnya berniat untuk pergi, tetapi pria itu terlebih dulu berkata, "kakak ipar, selamat pagi."
Suaranya yang rendah, sangat enak didengar, terasa ringan ditelinga.
Bahu pengawal yang ada di sampingnya bergetar. Apakah tuan muda sedang bermain peran dengan nyonya muda?
Mu Nuannuan sangat muak melihatnya, dia benar-benar tidak mengerti, untuk apa pria ini berada di rumah sepupunya setiap hari.
"Pagi." Mu Nuannuan menaikkan kacamatanya. Setelah selesai membalas sapaannya, dia berbalik ke arah pengawal di belakangnya, "Tuan muda kalian tidak ada di sini?"
Pengawal itu melirik ke arah Mu Tingxiao yang tidak berekspresi. Dengan terpaksa berbohong, "Baru-baru ini tuan muda sakit, dia sedang berada di rumah sakit."
Mu Nuannuan tampak seperti orang idiot, tapi sebenarnya karena ia selalu ditekan oleh Xiao Chuhe sejak ia masih kecil agar ia tidak merebut perhatian yang diberikan kepada saudara laki-laki dan saudara perempuannya, ia selalu menyembunyikan kemampuan yang sebenarnya dimilikinya.
Kebohongan pengawal yang kikuk ini tidak dapat mengelabuinya.
Tetapi dia tetap mengangguk. "Oh, bolehkah aku pergi menjenguknya?"
"Waktu belakangan ini tidak tepat untuk berkunjung." Pengawal itu terus berbohong.
Tampaknya Mu Tingxiao tidak terlalu menyukainya, bertemu dengannya saja dia tidak mau.
Mu Tingxiao meletakkan sarapan di meja makan, dengan suara ringan berkata, "Ayo makan."
Ketika Mu Nuannuan turun, dia menemukan bahwa tidak ada pelayan sama sekali di vila ini, jadi apakah pria itu yang membuat sarapan ini?
"Kenapa? Takut aku meracunimu?" Mu Tingxiao mencondongkan tubuhnya kearah Mu Nuannuan, pandangan matanya begitu dalam, dia merasakan terror dari sana.
Mu Nuannuan melangkah mundur tanpa sadar. "Terima kasih atas sarapannya, tapi aku tidak lapar."
Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan bergegas keluar.
Dia bertemu dengan seorang pengawal yang menjemputnya kemarin. "Bisakah kamu mengantarku? Aku ingin kembali ke rumah keluargaku untuk mengambil sesuatu."
Ketika dia datang kemarin, dia tidak membawa apapun, jadi dia harus kembali dan mengambil beberapa pakaian serta barang lainnya. Ketika dia datang, dia melihat bahwa vila ini dibangun di tengah-tengah gunung, turun gunung dia harus melalui jalanan yang mengelilingi gunung, sangat jauh.
Pengawal itu tidak segera menjawabnya, melainkan melihat ke belakang Mu Nuannuan .
Mu Nuannuan berbalik dan melihat bahwa "Mu Jiachen " berjalan keluar.
Dia meletakkan tangannya di saku celananya dan berjalan ke depan dengan santai. "Kakak ipar mau pulang untuk mengambil sesuatu? Biar aku saja yang mengantarnya, tidak perlu merepotkan orang lain."
Setelah selesai berucap, lengannya melingkari pundak Mu Nuannuan .
Mu Nuannuan dengan kesal mengibaskan tangannya. "Tidak perlu."
Dia tidak mengerti, kemarin pria ini mengatakan bahwa dia jelek, mengapa hari ini dia terus menempel padanya.
"Nyonya muda, biarkan tuan ... sepupu tuan muda mengantar anda.", pengawal di sampingnya berkata.
...
Akhirnya, "Mu Jiachen " mengantar Mu Nuannuan kembali ke rumah Mu .
Karena Mu Jiachen mendekat ke telinganya dan berkata, "aku rasa tubuh kakak ipar lumayan menggoda.", Mu Nuannuan takut dia akan melakukan sesuatu yang tak terduga, tapi ia tidak memiliki pilihan lain selain mengikutinya masuk mobil.
Suasana di dalam mobil sangat sunyi, Mu Nuannuan menggenggam sabuk pengamannya dengan erat dan menatap lurus ke depan, tanpa memberi perhatian kepada "Mu Jiachen ".
Ketika Mu Tingxiao melihatnya seperti itu, terlintas ketertarikan dibenaknya.
Istri baru ini memang sedikit jelek, tapi ia sangat jujur.
Kemarin, awalnya Mu Tingxiao hanya ingin memancingnya, tetapi reaksi wanita itu terlalu menarik, membuatnya ingin terus melanjutkan permainan ini.