7. His Forever
Siluet tubuh tinggi didalam ruangan gelap, Chris berdiri layaknya patung dewa yunani disudut kamar. Melihat putri tidurnya yang akhirnya tertidur pulas setelah tenaganya terkuras habis akibat emosinya yang meluap, gadis itu sungguh berhati batu, Chris tak dapat mengendalikan gadis itu sepeenuhnya kecuali atas kemauan dirinya sendiri, tapi Chris akan tetap berjuang agar Valery tak meninggalkannya.
Nafas gadis itu begitu teratur, berbaring miring sambil memeluk gulingnya. Kedua mata indah itu terpejam, hanya diterangi oleh cahaya rembulan dari luar jendela. Chris menyunggingkan senyum, begitu indah ketika ia melihat gadisnya tertidur pulas. Chris melangkah pelan, tak ingin membangunkan putri tidur tersebut.
Pria itu berdiri ditepi ranjang, mengelus pelan wajah mulus Valery guna menyingkirkan beberapa helai diwajah cantiknya. Chris begitu mengagumi gadis itu, keponakan atau apapun namanya Chris tidak perduli. Sejak gadis polos tersebut menginjakan kakinya dirumah ini, dan netra indah berwarna kehijauan itu bertatapan untuk kali pertama dengannya, mulai saat itulah Chris mulai mengagumi gadis itu.
Jangan bilang Cinta...
Karena Chris sendiri tidak mengeri apa arti dari kata tersebut.
Menikah dengan Carol hanya demi menjaga nama baik perusahaan dan kerjasamanya dibidang fashion, karena Carol adalah wanita yang sangat berpengaruh dalam bidang tersebut, dan lagi orang tua Chris yang menjodohkannya dengan wanita yang telah menjadi istrinya selama beberapa tahun itu.
Chris sedikit terkejut, gadis itu bergerak. Seolah terganggu dengan belaian jemari besar itu, namun tak membangunkan dirinya. Chris lalu menarik selimut guna menutupi tubuh gadis itu, ia merapihkannya dan tak lupa mengecup dahi Valery. Kemudian ia meninggalkan Valery, menutup pintu kamarnya dengan pelan tak ingin mengganggu tidur nyenyak gadisnya.
Chris menuju kamarnya, menyalakan saklar lampu dan menutup pintu kamarnya lagi. Pria itu membuka kemejanya, menampilkan tubuh yang masih kekar dan keras diusianya yang tidak muda lagi. Ia membuang kemejanya kesembarang arah, membuka kamar mandi dan membuka celana jeansnya.
Ia berendam didalam bath-up dengan perlahan, aroma wewangian menguar diindera penciumannya ketika setengah tubuhnya terendam didalam air. Chris menyandarkan kepalanya dipinggiran bath-up, menatap langit-langit ruangan seraya memikirkan sesuatu.
Apakah ia harus menceraikan Carol?
Bagaimana mungkin ia dapat menjalani hubungan terlarang ini selamanya?
Mengenai Valery yang selalu menghindar darinya, ia akan pikirkan itu nanti.
Mungkin menculik gadis itu hingga keujung dunia hingga tak seorangpun dapat menemukan mereka berdua.
Chris menutup kedua matanya, mengela nafas kasar. Mengapa jadi sesulit ini? Jika saja ia tidak menggilai keponakan istrinya, mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi. Sentuhan gadis itu, setiap jengkal kulit tubuhnya, dan desahannya yang selalu membuat Chris ingin memilikinya.
Ahh shit!
Umpat Chris, ia bisa gila jika terus berlama-lama seperti ini.
Ia harus segera menceraikan Carol, bagaimanapun caranya. Ia tidak perduli dengan segala resikonya nanti, termasuk gunjingan dan amarah Carol.
Chris terbang dengan segala pemikiran dan khayalan gilanya, sampai tak sadar ada seseorang yang berdiri diambang pintu kamar mandinya.
"Chris?!" Ujar orang itu dan berhasil membuat Chris terkejut.
Chris mengernyit heran, gadis itu dengan penampilan kusutnya berdiri tak jauh darinya. Apa ia sekarang sedang bermimpi? Gadis itu telah tertidur tadi.
Valery melangkah menuju kearahnya, membuka seluruh pakaiannya menampilkan tubuh mulus nan seksi tersebut dan membuat Chris menegak salivanya sendiri.
Oh, god... help me!
Ujar Chris dalam hati.