Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bab.4

Sesampai nya di Hotel, Dave merebahkan tubuhnya dan mencoba memejam kan mata nya namun entah mengapa bayangan wajah Nica yang merintih kesakitan saat ia berhasil menembus pertahanan terus menghantui pikirannya. Ia coba membuang jauh jauh ingatan tentang wanita itu, namun entah lah seperti ada rasa bersalah yang mengganjal dalam lubuk hati nya.

Dan jujur pikirannya di penuhi jutaan pertanyaan, bagaimana bisa wanita itu dengan sengaja menggoda dirinya dan meminta untuk di tiduri namun pada kenyataan nya ia masih perawan. Ia benar benar tak habis pikir dengan apa yang ia lalui hari ini.

"Mengapa gue musti bertemu dengan orang orang aneh."

Ia pun kemudian menutup telinganya dengan earphone mendengar kan lagu dan kemudian tertidur.

**

Dave bangun saat matahari sudah terang benderang menyinari bumi. Ia bangun dengan malas, kemudian ke kamar mandi untuk buang air kecil dan mandi.

Setelah itu Dave memesan makanan siap saji dari aplikasi hijau, sambil menunggu ia pun mencoba menghubungi nomor salah satu teman nya yang tengah berada di Lombok lantaran membuka bisnis baru di bidang kuliner.

Namun teman nya tak mengangkat panggilan telfon dari Dave dan mengirimkan pesan jika ia tengah meeting dengan klien.

Dave yang bosan lantas mencoba mengakses salah satu aplikasi media sosial dan mencari tau akun yang bernama Nica.

Jujur saja ada sesuatu yang mengusik pikiran dan relung hatinya.

Bayangan tangis Nica begitu menghantui dirinya. Begitu banyak nama Nica di akun media sosial dan tidak ada satu pun foto yang sama dengan wajah Nica yang ia maksud.

Saat jemarinya tengah asik mencari akun, pintu kamarnya di ketuk. Dave lantas segera bangkit membuka pintu.

"Siang Pak mengantar pesanan." Ucap seorang kurir makanan pada Dave.

"Iya pak terimakasih." Balas Dave dengan ramah kemudian menutup kembali pintu kamarnya.

Ia lantas duduk dan menikmati makanan yang baru saja di beli seraya menyalakan saluran televisi, Namun tidak ada yang menarik perhatian nya. Dave benar benar muak dengan dirinya sendiri, ia lantas mematikan nya dan menghabis kan sarapan, tepat nya makan siang karna Dave bangun sudah pukul sebelas siang.

"Huffft...apa mungkin gue temui aja tu cewek dan minta maaf." Lirih Dave kemudian bangkit, dan pergi menuju ke tempat hiburan malam di mana semalam ia bertemu dengan Nica.

Sesampai nya di sana.

Dave pun segera naik ke lantai atas kemudian berjalan dan masuk ke kamar yang ia sewa semalam, namun sialnya kamar itu telah kosong. Dave lantas segera turun danmencari tau ke petugas yang berjaga di meja resepsionis.

"Siang, gadis yang semalam tidur di kamar 99 apakah sudah pergi." Tanya Dave pada petugas kamar.

"Oh sudah pergi sejak jam empat pagi tadi pak."

"Hah?!." Dave kaget, kenapa si gadis pergi se pagi itu.

"Ia pak, beliau sudah meninggalkan tempat ini sejak tadi pagi." Ulang seorang petugas.

"Oh baik kalau begitu." Dave kemudian pergi dari tempat laknat itu.

Ia sendiri pun tak tau mengapa tiba tiba dirinya perduli dan mencari Nica, atau ini semua karna rasa bersalah karena ia telah merenggut kesucian Nica. Atau ia hanya penasaran tentang apa yang menjadi alasan wanita tersebut menggoda nya lebih dulu sedang ternyata ia adalah wanita baik baik.

Isi otak nya terus menerka nerka gerangan apa yang terjadi dengan wanita itu.

Setelah itu Dave memutuskan untuk kembali saja ke Jakarta karena ia benar benar sudah tidak nyaman lagi berada di pulau tersebut. Bukan karena pulau nya, lebih tepatnya karena kejadian kejadian aneh yang membuatnya muak.

"Sepertinya liburan kali ini tidak sejalan dengan yang gue harap."

Ia benar benar di kejar rasa bersalah pada gadis bernama Nica tersebut.

***

Jakarta.

Jantung nya ibukota dimana hampir semua orang mencoba mengadu nasib.

Dave melangkahkan kakinya menuruni anak tangga pesawat, dan bergegas menuju parkiran.

Sesampai nya di parkiran ia begitu terkejut dan emosi melihat mobil nya yang lecet tergores.

"F*ck!!! Umpat nya seraya menendang ban mobil. Setelah itu ia pun pergi dan meminta pertanggung jawaban pada pihak pengelola Bandara, mereka pun datang mengecek kondisi mobil Dave.

Terang saja Dave menuntut pertanggung jawaban dari mereka meski pun dengan mudah bisa membawa mobil nya ke bengkel namun itu adalah kesalahan mereka dan mereka musti bertanggung jawab.

Salah satu dari mereka bicara panjang lebar mengenai prosedur, membuat kepala Dave semakin panas, ia sendiri paling malas dengan sesuatu yang bertele tele.

lantaran prosedur dan proses yang terlalu berbelit belit Dave pun meninggalkan para petugas pengaduan dengan kesal dan terus memaki maki sambil berjalan ke arah mobilnya.

"Ke laut saja kalian kalau gak becus kerja!!

Teriak nya seraya terus memaki dari dalam mobil dan menabrak kan mobil nya pada tong sampah yang ada di dekat mereka, membuat sampah sampah itu pun berserakan.

Dave pun pergi dengan kesal menuju ke sebuah bengkel mobil ternama di pusat ibukota

(NC Auto Service) karna salah satu teman kuliah nya dulu bekerja di sana dan terbukti jika bengkel ini memiliki kualitas kerja para montir yang bagus, namun kebetulan hari ini teman nya tengah libur.

Dave lantas meninggalkan mobil nya di sana, setelah itu ia memesan Taxi online untuk pulang kerumah.

Perlu di ketahui Dave sendiri sebenarnya tinggal di sebuah aparteman mewah yang di belikan oleh kedua orangtua nya sebagai hadiah ulang tahun yang bertepatan dengan kelulusan kuliah.

Namun hari ini ia memutus kan untuk pulang kerumah orangtua nya lantaran ibunya telah meminta padanya untuk segera pulang.

Sesampai nya di rumah Dave langsung masuk ke dalam. Di mana mama dan papa tengah asik menonton televisi.

"Hei sayang...kenapa cemberut sih."

Tanya mama Dave seraya menghampiri putranya yang nampak begitu kesal dan membanting tubuh nya di sofa dekat mereka duduk.

"Ayolah, kamu bukan anak kecil lagi yang setiap kali pulang selalu marah marah dan tidak jelas,cobalah bersikap dewasa." Omel papa Andika yang tak lain adalah papa Dave.

"Pa..no.."

Istrinya meminta papa Dave berhenti bicara ia tak terima suaminya mengomeli anak semata wayangnya itu.

"Vel..berhenti memanjakan anakmu, dia sudah bukan anak anak lagi, bahkan kita hanya memiliki satu anak namun lihat bagaimana kelakuan nya, Dave hanya bisa menghambur hambur kan uang untuk pergi kesana kemari dan belum lagi gendang telingaku rasa nya ingin pecah tiap kali mendengar semua orang membicarakan ulah nya. Setiap hari ada saja hal buruk yang ia lakukan."

Andika terus mengomeli anaknya sedang mama Dave menghampiri Dave yang memilih menutup wajah dengan bantal sofa dan membiarkan papanya berbicara sesuka dirinya.

"Sayang..coba hargai sedikit papa mu,dan minta lah maaf pada nya,semua yang papa katakan benar." Ucap mama Dave lirih seraya membelai rambutnya.

"Maaf pa." ucap Dave menuruti perintah mamanya.

Setelah itu ia kemudian bangkit dan pergi menuju ke kamar.

Bukan sekali dua kali Andika mengomeli nya, rasa nya telinga Dave telah terbiasa dengan itu semua, dan hal itu juga yang membuat nya malas untuk pulang ke rumah jika bukan karena mama nya yang terus menelfon dan bilang rindu padanya.

"Kamu lihat itu,seperti itulah hasil nya jika sejak kecil selalu di manja." Ucap Andika pada istrinya seraya menunjuk ke arah Dave yang berlalu pergi.

"Dan kamu lihat juga karna mulut mu yang begitu bawel Dave tidak pernah mau pulang ke rumah, Pa..anak kita hanya satu kamu harus nya tau itu, biarkan dia menikmati masa muda nya, aku yakin seiring berjalan nya waktu dia akan berubah dengan sendiri nya menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab."

"Kamu selalu saja bilang begitu,tapi lihat apa yang terjadi sejauh ini.

"Ssst...sudah lah..jangan rusak kebahagiaan ku melihat nya pulang atau aku akan marah padamu." Andika pun akhir nya mengalah dan pergi ke taman belakang rumah melihat koleksi kura kura nya.

Dan Dave pun bisa tidur dengan nyenyak tanpa mendengar omelan papanya.

Ya meski Andika sering memarahi Dave, namun Dave sadar papanya begitu sayang dan peduli padanya, bahkan dulu ia dan papanya sering bermain PS atau bola bersama saat Dave masih duduk di bangku kuliah. Namun setelah lulus dan Dave tidak mau bekerja di perusahaan papanya, Andika terus memarahi nya dan kedekatan mereka pun mulai renggang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel