Prolog
Alya tinggal di sebuah desa pinggiran, ia gadis yang menghilang dari keluarganya karena sebuah insident yang mengerikan Sepuluh tahun yang lalu.
Alya tumbuh menjadi gadis yang ceria dan cekatan. ia tak pernah merasa kekurangan kasih sayang, karena bapak dan kakak perempuan angkatnya selalu memanjakan nya
"Alya ayo bangun!"suara di depan pintu membuat gadis yang sedang terlelap di sudut tempat tidur.
"Uaahhhh......, apasih kak jangan ganggu aku , aku masih ngantuk!" gerutu Alya yang enggan untuk bangun.
"Alya awas ya kalau nggk mau bangun kakak tinggal nih!!!!" ancamnya sambil menari selimut yang melilit tubuh Alya.
tapi Alya tetap tidak mengindahkan suara kak Rani, kak Rani adalah kakak angkat Alya dari orang tua angkatnya.
"terserah kamu ya, kakak nggak tanggung ya kalau kamu nanti mimpi buruk, sore sore gini masih tidur!" suara kak Rani sambil berlalu dari kamar Alya. Alya melanjutkan tidurnya.
****
Sosok laki-laki dengan perawakan tinggi dan tegap itu tiba-tiba muncul di balik cahaya yang sangat menyilaukan mata Alya, sosok laki-laki itu terlihat sangat gagah.
"Kamu siapa?"
Tanpa menjawab pertanyaan Alya, dia mengulurkan tangannya kepada Alya sambil melengkungkan bibirnya yang terlihat samar karena cahaya yang menyilaukan itu.
tanpa banyak bertanya Alya menyambut uluran tangan laki laki itu tengan tatapan lekat tampa berkedip, tiba-tiba suara lembut mengagetkannya.
"aku akan slalu menjagamu, itu janjiku.....!!!!!" suara itu sayup-sayup menghilang di balik cahaya putih itu.
****
Alya mengerjap dan segera membangunkan badannya yang terasa masih begitu berat tanpa terasa badanya sudah penuh dengan peluh, peluh bercucuran di sekujur tubuhnya.
Dengan nafas yang ngos-ngosan menghimpun sisa sisa udara supaya masuk ke dalam rongga paru-parunya.
Ia meraih air minum di meja samping tempat tidurnya.
"apa ini, kenapa mimpi itu lagi yang muncul!" sambil berfikir sebentar, mimpi itu seperti dejavu yang sering datang di dalam tidurnya, selalu mimpi yang sama.
"siapa cowok itu......, apa mungkin ....!????" Alya memutar matanya dan sedikit kaget.
"Apa mungkin dia kakak itu........!!!!!" Alya teriak dan segera menutup mulutnya yang membulat sempurna,
tapi kemudian wajahnya kembali bingung dan terlihat frustasi
"Aaah... mana mungkin itu kan sudah lama sekali sebelum kejadian itu, saat itu dia kan juga masih anak-anak , itu paling kan cuma janji main-main dia, sekarang juga nggak tau dimana rimba-nya!" pikiran Alya melayang layang tanpa ujung.
****
Flaskback on
Alya baru saja lulus SMA, orang tua angkat Alya, lebih tepatnya orang yang telah menemukan Alya dari penculikan 10 tahun lalu,
Kejadian itu bermula sepuluh tahun yang lalu. saat itu acara ulang tahun Alya yang ke 8 di rumah Alya di adakan pesta ulang tahun, tapi ternyata di hari ulang tahunnya itu adalah hari terburuk bagi Alya, sebelum pesta di mulai tiba-tiba segrobolan penculik datang dan membawa Alya pergi jauh dari rumahnya.
Saat itu kepala Alya terluka karena sebuah benturan hebat, Alya tidak sadarkan diri.
Disitu lah awal pertemuan Alya dan wildan di masa kecil, Alya di bawa oleh para penculik itu ke daerah puncak. mereka menyekap Alya di sebuah gudang kosong di dekat kebun teh.
tiba tiba tepukan di pipi menyadarkan Alya kecil
" hai bangun.....!" suara itu lirih sedikit berbisik, di depanya berdiri sosok remaja yang sudah terlihat sangat tampan dialah Wildan, tampak usianya 15 tahunan.
Alya kecil pelan membuka matanya
"kakak siapa?" tapi cowok itu tidak menjawab pertanyaan alya, ia sibuk membuka ikatan di tangan alya.
"ayo pergi dari sini!" tampa menunggu jawaban dari alya, langsung menarik tangan alya pergi dari tempat itu.
tapi pelarian mereka tidak berjalan mulus, ternya penculik itu ada yang melihat, sehungga mereka harus lari tanpa arah menghidar dari para penculik.
Kepala Alya masih begitu sakit karena benturan itu, ia bahkan melupakan banyak hal. Ia tidak mengenali siapun.
"kak aku capek!"seru Alya sambil memegangi lututnya
"ya udah sini aku gendong!" sambil sedikit merendahkan punggungnya, dan alya pun menaikan tubuhnya di punggung wildan, setelah berjalan cukup jauh dan di rasa sudah aman
"berat juga ya tubuh kamu!" dengan ekpresi yang sedikit menggoda
"kan kakak sendiri yang nawari!" gerutu Alya
"memang nyaman sih punggung aku ya!" goda pria kecil itu
"ya dah kalau gitu turunin aku deh!"
"emang nggak bisa turun sendiri?"
"gimana mau turun kan masih di pegang sama kakak!"
"o..... iya, aku lupa!" sambil tersenym menggoda, segera menurunkan alya
mereka pun tanpa sadar sudah melewatkan satu malam di dalam hutan, mereka tertidur di bawah pohon semalaman, tak ada yang menemukan mereka
saat sinar matahari sedikit menyilaukan matanya, mereka pun mengerjapkan mata karena silaunya
"selamat pagi cantik!" suara wildan sedikit mengagetka alya, memang benar walaupun masih delapan tahun usia alya, tapi tidak bisa menutupi kecantikanya
"selamat pagi kak!" jawab alya sambil tersenyum manisnya
"apa kau lapar?" wildan dengan senyum yang mempesona itu, bagai sedang tidak dalam masalah saja
"memang kakak punya makanan!"alya pun heran karena mana mungkin di sini ada makanan
" baik kamu tunggu di sini, biar aku carikan makanan!"wildan pun beranjak dari duduknya, sebelum sempat melangkah, alya segera menarik tanganya
"aku takut kak!"raut wajah alya terlihat cemas dan di selimut rasa takut yang sangat,dan tanpa terasa air mata nya pun meleleh
"jangan takut, aku akan slalu menjagamu, itu janjiku!" sambil tangannya menyeka air mata Alya
"Namamu siapa cantik?" tanya anak laki-laki itu.
"aku ....!" jawab gadis kecil itu dengan sedikit sesenggukan.
"Iya kamu?"
"Aku tidak tahu kak, siapa aku?"
"Baiklah kalau gitu aku panggil Alya saja ya!"
"Tapi itu bukan namaku!"
"Kamu kan nggak ingat sama nama kamu, aku wildan" ucap pria kecil itu dengan senyum yang menawan.
"Baiklah ...., berarti mulai sekarang nama aku Alya!"
*****
Setelah melewati hari yang panjang mereka semakin akrab satu sama lain,
"Alya kau tau jika saja kita sudah besar nanti, aku akan tetap menjagamu seperti ini! " kata kata wildan itu sedikit mengagetkan batin Alya,
sambil tetap berjalan mencari jalan keluar dari dearah itu
"apa maksudnya!"guman alya dalam hati,
ternyata di sadari atau tidak wildan memang sudah menaruh hati pada alya kecil.
Flask back of
Bersambung