Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Ketakutan!

Dia benar-benar sombong dan tidak tahu diri.

Bahkan ada orang yang tidak takut mati sepertinya.

Baron tercengang sejenak, lalu tersenyum jahat.

Dia menggunakan kesempatan ini dan segera meminta bantuan Cakra.

Bagus, sangat bagus.

Aku tidak bisa menghadapimu, apakah sekretaris Cakra tidak bisa membereskanmu?

Baron melakukan panggilan sambil berlutut. Bukan dirinya tidak ingin berdiri, tapi tendangan Balin membuat kedua kakinya mati rasa sehingga tidak bisa berdiri!

Habisi dia, habisi dia!

Kebencian dan rasa malu yang besar melanda Baron. Dia hanya ingin membunuh Balin!

Tidak lama kemudian, terdengar suara sirene yang tak terhitung jumlahnya dari luar.

"Sekretaris Cakra telah datang. Aku ingin lihat bagaimana nasibmu."

Baron meludah dan tertawa kencang.

Sekretaris Cakra telah datang.

Puluhan mobil polisi datang.

Sebuah mobil khusus ketua berhenti, lalu diikuti puluhan mobil militer di belakangnya!

Ribuan tentara turun dari mobil.

Total ada satu resimen yang datang!

"Batalyon satu bersiaga, batalyon kedua dan ketiga ikut denganku. Aku ingin melihat siapa orang yang melawanku."

Cakra memakai seragam militer dan naik bersama dua batalyon tentara.

"Bajingan, Sekretaris Cakra datang, aku akan mencabikmu."

Baron memegang bahunya, mulutnya penuh darah dan tertawa mengerikan.

"Dasar bajingan tidak tahu diri. Kamu membunuh putra keduaku dan melukai putra sulungku. Hari ini, aku akan membunuh seluruh keluargamu!"

Baron berkata dengan sombong, "Meskipun kamu berlutut dan memohonku sekarang, sudah tidak ada gunanya lagi!"

Saat ini, prajurit yang membawa senjata lengkap masuk untuk mengosongkan lokasi, lalu membagi dua barisan untuk menunggu kedatangan Cakra.

"Siapa yang membuat onar?"

Cakra telah tiba.

Baron berjuang untuk berdiri dan bergegas menyambutnya serta berkata dengan sedih, "Sekretaris Cakra, akhirnya Anda datang. Orang gila ini telah membunuh putra keduaku dan mematahkan kaki putra sulungku. Dia bahkan tidak takut saat aku menyebut nama Anda. Anda harus menegakkan keadilan untukku."

Cakra berkata dengan dingin, "Besok, Marsekal akan datang ke Kota QT, kamu berani membuat masalah …"

Kata-katanya masih belum selesai dan Balin menoleh.

Lalu menatapnya dengan datar.

Saat melihat wajah itu, suara Cakra tiba-tiba berhenti dan kedua kakinya gemetar!

Marsekal!!

Dia berpaling dengan kaku dan bertanya dengan suara suram, "Apa yang ingin kamu lakukan?"

Baron berkata dengan marah, "Dia membunuh putra keduaku dan melukai putra sulungku, jadi aku ingin mematahkan kaki dan tangannya, lalu perlahan menyiksanya sampai mati!"

"Baik."

Cakra mengangguk.

Prak.

Sebuah tamparan membuat Baron berputar, "Patahkan kaki dan tangannya."

Baron ketakutan dan buru-buru berkata, "Sekretaris Cakra, Anda salah, seharusnya dia bukan aku. Anda salah."

"Tidak salah."

Cakra melambaikan tangannya.

Dua prajurit segera datang, mematahkan kaki dan lengan Baron tanpa peduli teriakan histerisnya.

Baron hampir mati kesakitan, tapi yang paling membuatnya takut adalah Cakra malah berlutut di depan Balin.

Sekujur tubuhnya gemetar dan dia tidak berani mengatakan sepatah kata pun.

Balin berkata dengan datar, "Kamu tidak layak berlutut di depanku, bangunlah."

Wajah Cakra pucat pasi dan air matanya langsung jatuh.

Mulai sekarang, dia tidak layak memakai seragam militer ini lagi.

Cakra menggigit bibirnya dengan sedih dan berkata dengan sedih, "Mas …"

Saat melihat tatapan dingin Balin, dia buru-buru mengubah sapanya dan berkata, "Marsekal … aku selamanya adalah anak buah Anda."

Saat melihat adegan ini, Baron sangat ketakutan sehingga suaranya menjadi pelan.

Dia bukan orang bodoh makanya bisa menjadi orang kepercayaan Cakra.

Sebuah pikiran melintas di kepalanya.

Selain Marsekal, siapa lagi yang bisa membuat Cakra berlutut?

Orang yang disinggung putranya adalah Marsekal.

Orang yang dia minta Cakra hadapi ini adalah Marsekal yang bisa memutuskan nasib Cakra dalam satu kalimat!

Boom.

Kebenaran ini seperti petir dan hampir membuat Baron mati ketakutan.

Hal ini hampir menghancurkan jiwanya.

Balin adalah Marsekal!

"Ba … lin."

Saat ini, Casandra yang pingsan membuka matanya dan berpikir kalau semua yang terjadi barusan adalah mimpi.

Dia bahkan mimpi kalau Balin telah pulang.

"Sandra, aku ada di sini."

Balin yang baru saja dipenuhi aura pembunuhan tiba-tiba melembutkan suaranya pada saat ini dan memeluk Casandra dengan sedih.

"Balin, apakah aku sudah mati? Aku sudah mati, bagus sekali aku bisa bertemu denganmu." Casandra menangis sambil menyentuh wajah Balin.

Hati Balin seperti disayat dan menangis. Bibirnya bergetar, bahkan napas pun terasa sakit, "Kamu tidak mati, aku sudah kembali. Sandra, aku sudah kembali dan tidak akan ada yang akan menindasmu lagi."

Casandra tercengang melihat Balin sambil bercucuran air mata.

Tiba-tiba dia menampar wajah Balin dengan marah!

Balin tidak mengelaknya!

Dia adalah seorang Marsekal, jika dia tidak bersedia, siapa yang bisa menamparnya?

Tamparan ini adalah hutangnya pada Casandra!

Tiba-tiba, Casandra menangis dan berkata dengan sedih, "Kamu tidak mati, kenapa tidak datang mencariku? Kenapa tidak mengangkat teleponmu? Kenapa tidak ada kabar sama sekali? Kenapa, kenapa!"

Semua keluhan ini dia keluarkan seperti banjir badang!

Balin tidak bisa menjawabnya dan menangis.

Cakra menggertakkan giginya, "Nyonya, Anda telah salah paham dengan Marsekal Balin, dia …"

"Diam!"

Balin berpaling dan berteriak!

Dia berhutang pada istrinya, jadi tidak layak memberikan penjelasan!

Casandra mengambil ponsel Bastian seperti orang gila dan siaran langsung di dalamnya masih berlangsung.

"Cepat pergi selamatkan Siesy, cepat pergi selamatkan putri kita. Kenapa kamu masih berada di sini? Cepat selamatkan dia!"

Balin tercengang, dirinya terkejut seperti tersengat listrik.

Aku sudah punya putri!

Gadis kecil yang sedang disiksa di dalam siaran langsung itu adalah putri Balin!

Boom!

Berita ini seperti sambaran petir yang hampir membuat Balin pingsan.

Aku baru menyelamatkan istriku, tapi putriku sedang disiksa!

"Cakra, jaga kakak iparmu, aku akan membunuhmu kalau terjadi sesuatu padanya!"

Cakra merasa sangat senang lalu amarahnya meledak!

Putri Marsekal, keponakannya sedang disiksa orang!

Dia langsung menampar Baron dan berteriak, "Baron, kamu berani menyuruh orang menyiksa keponakanku!"

"Bukan, bukan aku yang melakukannya."

Keenan panik dan buru-buru berkata, "Masalah ini tidak ada hubungannya dengan kami, Keluarga Wongso yang melakukannya. Demi mendapatkan kartu undangan pernikahan Marsekal, Keluarga Wongso memakai putri Casandra untuk memancingnya ke sini …"

"Berengsek!"

Cakra langsung menginjak kaki Keenan hingga hancur!

Sedangkan Balin langsung bergegas keluar seperti orang gila. Dia naik mobil Cakra sambil melakukan panggilan video.

"Periksa alamat di dalam video ini! Aku akan bunuh kalian semua kalau sampai telat satu menit. Aku akan menghancurkan seluruh Kota QT kalau terjadi sesuatu kepada putriku!!"

Gila!

Semua orang kaget saat ini!

Putri Marsekal sedang disiksa orang!

Saat berita ini tersebar, Kendrick, sang penguasa yang sedang rapat menghentikan pertemuan karena kaget!

Dia adalah Marsekal Negeri X!

Saat ini, istrinya dipermalukan lalu terjadi sesuatu dengan putrinya!

Ini adalah penghinaan bagi Negari X!

Penguasa bergegas kembali ke kantor dan segera memberikan perintah kepada semua personel terkait untuk menghentikan pekerjaan mereka demi menemukan putri Marsekal!

Penguasa langsung menelepon ke kantor orang paling penting di jalur G dan penguasa yang tidak pernah marah berkata penuh emosi, "Dasar tidak berguna, jika terjadi sesuatu dengan putri Marsekal, kalian harus menebus kesalahan dengan kepala kalian!"

Penanggung jawab di jalur G gemetaran dan keringat dingin bercucuran.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel