Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Gairah yang Tertahan

Ryan masih terus menciumi leher sang istri dan Tania masih terus mendesah karena gerakan dan ciuman suaminya itu. Tak terasa rudal Ryan mulai menegang dan terasa sesak dibalik CD biru yang Ryan pake saat itu.

Ryan mulai menggeser posisinya yang sekarang dia atas Tania, membekap memeluk lalu melanjutkan pagutan dan ciuman mesrRani kepada sang istri. Tania pun terus terbawa permainan sang suami. Sementara di luar tiba-tiba hujan turun dengan derasnya plus guntur menggelegar menambah membarRani kedua insan yang sedang dimabuk percintaan di ranjang kamar mereka.

Tangan Ryan mulai melucuti kancing-kancing bagian depan daster sang istri dan dengan masih menggunakan BH Karena Ryan merasa terhalangi pergerakannya untuk melumat dua bukit kembar sang istri maka dibukalah pengait BH di punggung istriya itu. Dilemparnya ke lantai kamar.

Tanpa berkata-kata Ryan segera menarik ke atas daster yang dipake Tania dan istrinya itu seolah mengerti keinginan sang suami apalagi hatinya sedang berbunga-bunga karena abis dikasih surprise oleh Ryan tadi. Seketika daster itu sudah terlepas dari raga Tania dan langsung dilempar ke lantai kamar

Terpampanglah buah dada nan menantang milik Tania berikut pentil berwarna coklat diujungnya membuat Ryan tak sanggup menahan geloranya untuk langsung melumat buah dada sang istri. Kecupan, Jilatan dan kenyotan berulangkali Ryan lakukan untuk memuaskan hasratnya malam itu.

Tania terus mendesah dan menggeliat-geliat menerima serangan erotis sang suami.

‘”Arggggghhhhh....eshhhh.....ahhhhh....!’ desahan Tania menambah nafsu Ryan yang terus memuncak.

Sementara CD bagian depan Tania mulai basah oleh cairan kenikmatan yang mulai menetes sedikit demi sedikit. Rudal Ryan yang menempel di bagian atas paha tengah Tania sudah menegang maksimal sejak tadi berciuman.

“Jeggerrrr......!” tiba-tiba suara kllat menyambar berbarengan semakin derasnya hujan turun seolah menambah gelora pertarungan yang makin sengit dari dua insan yang sedang bercumbu di kamar itu.

Kini Tania Cuma memakai CD pink nya yang sudah sangat basah terlihat.

Tak lupa Ryan juga langsung menrik CD pink Tania melepasnya hingga melalui dua kakinya dan dilemparnya lagi ke lantai kamar. Kini Tania telah bugil terpampanglah tubuh indah sang Istri dan berbarengan dengan itu Tania mulai merasa cemas terhadap serangan Ryan berikutnya apalagi Ryan sedang berdiri untuk melepaskan CD birunya maka langsung terlihat rudal sang suami yang sangat besar dan kekar itu di hadapan Tania. Tania terbelalak melihat rudal Ryan yang sudah mengacung ke atas dengan kencang bahkan sekilas Tania melihat rudal itu berkedut-kedut bergoyaan-goyang tanda nafsu Ryan sudah berada di ubun-ubun untuk segera ‘melahap’ sang istri.

“Massss....!” tiba-tiba Tania berucap dan menghentikan ciuman dan pelukan mereka

“Kenapa berhenti sayang?” tanya Ryan sedikit kecewa

“Mas yakin untuk melakukan ini?” tanya Tania

“Maksudnya?” Ryan seolah tak paham

“Yaaa...untuk kita bersetubuh!” ucap Tania

“Ya kan kita suami istri. Wajar kan?” Ryan Keheranan sambil memasang wajah gusar

“Kamu masih takut ya?” cetus Ryan

“Iii...iyya mas!” Tania terus terang sambil memandang dengan wajah memelas ke sang suami tanda tak tega melihat Ryan kecewa lagi.

“Maafkan aku ya mas!” tegas Tania

Karena kecewa Ryan membalikkan badan bugilnya memunggungi sang istri.

“Maafkan aku ya mas! Saya masih ragu dan takut!” tegas Tania sambil memeluk sang suami dari belakang.

Tau sang suami kesal Tania tiba-tiba melanjutkan permainan dengan menarik badan Ryan sehingga tubuh sang suami dalam posisi terlentang kembali dan segera melumat rudal Ryan. Entah ilmu dari mana tiba-tiba Tania cukup lihai memainkan gaya sepong itu.

‘Slurpppp...slurpppp...emmphhh...slurppp!” mulut dan lidah Tania begitu lincah bergerak memainkan rudal tegang berurat itu sambil tangan kanannya seolah mengurut torpedo Ryan.

Ryan yang awalnya mulai kesal jadi kaget bercampur senang juga dengan inisiatif sang istri. Ryan menggeliat-geliat paha dan pantatnya karena rasa nikmat yang luar biasa dari permainan sang istri.

“Arghhhhhh...eshhhhh...enakkk sayanggggg!” desis Ryan sambil mengegeliat geliat menahan geli tapi nikmat luar biasa. Tiba-tiba Ryan merasa ada aliran cairan yang bergerak yang akan keluar dari rudalnya itu makin berkedut-kedut ia rasakan tanda sebentar lagi Ryan akan sampe ke punak kenikmatannya.

“Aku mo keluar sayangggg....!” teriak kecil Ryan

Tanpa memperdulikan kata-kata sang suami Tania malah makin mempecepat gerakannya.

“Slurppppp...slurppp...mphhh....ahhhh!” lidah dan mulut dipenuhi dengan rudal yang makin berkedut-kedut itu.

Tiba-tiba.....”Arghhhhh....arghhhh....eshhhh aku kluar sayanggg! Teriak Ryan.

“Serrrrrr......serrrr...crettt....cretttt!” cairan kenikmatan Ryan muncrat sesaat setelah Tania melepaskan lumatan bibir dan lidahnya di rudal Ryan.

Karena masih berasa bersalah dengan sang suami, Tania segera melumat kembali bibir Ryan dan berpaguta kembali sambil sebentaran memainkan lidah mereka berdua. Rudal Ryan masih memuntahkan sisa-sisa cairannya dan lama-lama Rudal Ryan mengkerut dan mengecil tanda sudah keluar semua cairan itu.

“Sudah enakan mas?” tanya Tania memandang mesra suaminya

Dengan mata sayu dan cuma menganggukan kepalanya Ryan memberi tanda kalo ia lumayan puas meski belum berhasil sejauh ini untuk menyetubuhi Tania.

Dalam hati Tania bersorak karena untuk kesekian kalinya berhasil menahan hasrat suaminya untuk tidak memasukan rudak besarnya itu ke Miss V nya.

“Tunggu aku sampe siap ya masss!” kata Tania dalam hatinya

Hujan masih turun dengan derasnya dan kilat masih terdengar beberapa kali. Tania yang masih dalam kedaan bugil langsung bangun dari ranjang mengambil daster, CD dan BH-nya yang tergeletak di ubin lalu bersegera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Usai mandi Tania dan sudah memakai dasternya kembali ketika kembali ke kamar dilihatnya sang suami sudah mendengkur tertidur pulas kembali meski masih dalam keadaan bugil.

“Dasar lelaki! kalo sudah puas pasti langung bobo...hihi!” cetus Tania dalam hati

Ternyata sebelumnya Tania menyempatkan diri untuk mempelajari cara-cara memenuhi hasrat lelaki meski tidak melalui persetubuhan dan salah satu cara yang ia sempat baca dan mempelajari lewat video juga di situs-situs dewasa adalah dengan teknik sepong atau ‘Blowjob’ yang ia praktekkan tadi.

Hanya saja ada yang aneh dari diri Tania yang sejauh ini masih takut untuk bersenggama apalagi rudal Ryan begitu besar dan kekarnya menambah keraguan di dirinya untuk melakukan persetubuhan dengan sang suami.

Tania pun juga sudah merasakan lelah dan mengantuk luar biasa dan akhirnya ikut rebahan dan memejamkan matanya di sebelah Ryan.

Tak terasa pagi datang mejelang suara kokok ayam terdengar di kejauhan. Ryan masih terlelap di di tidurnya sementara itu mata Tania mulai terbuka perlahan sambil menggeliat dan menguap kecil. Belum sempat ia terbangun dari posisi rebahan tiba-tiba ada pesan WA masuk ke HP nya.

“Derrrtttt...derrtttt...!” Nomor siap ini koq saya tidak kenal tanya Tania dalam hati.

“Assalamu alaikum...selamat pagi....maaf ini benar dengan Tania?” tertulis isi bunyi pesan WA itu

‘Waalaikum salam...iya benar! Maaf ini dengan siapa yah?” tanya Tania

“Hey Taniaaaa...ini aku Santi...kamu gak liat profil WA ku?” ternyata dari Santi teman akrab Tania saat di kelas 12 SMA dulu.

“Astagaaa....ini beneran Santi?” tRani Tania setengah tak percaya karena sudah sangat lama dan loss kontak dengan Santi sahabat lamanya itu.

“Aku telpon yahhh!” cetus Santi di WA

“Dringggg...dringggg...!” telpon berbunyi dan langsung diangkat Tania agar tidak menggangu sang suami yang masih tertidur pulas Tania segera berpindah ke arah Dapur dan duduk di meja makan.

“Halooo sayyyy....apa kabar?” teriak Santi diujung telpon

“Alhamdulillah San....aku baik. Kamu gimana?” balas Tania yang juga merasa hepi banget dapat kejutan pagi ini dihubungi Santi.

“Kamu tinggal dimana sekarang. Sudah lama banget kan kita Loss Kontak?” Cetus Tania

“Aku di Malang sekarang say. Ikut suami yang memang dapet kerjaan disini!”Jelas Santi

“Aku kangen banget sama kamu Tania, makRani aku hubungi kamu pagi-pagi gini karena kemarin ini aku dapat nomor WA mu dari ketua OSIS kita sewaktu di SMA dulu. Si Cecil itu lohhh!” Santi menjelaskan

“Owh, pantesan kamu bisa hubungi aku di WA ini ternyata dapet nomorku dari Cecil toh...hehe...yyy!” seru Tania

“Iya say.....selain kangen aku juga mo ngabarin kamu bahwa SMA angkatan kita mo ngadain reuni sebulan lagi. Kamu dateng yah!” ajak Santi

“Wahhh...mo ada reuni yah? Seru juga nih!’ cetus Tania senang mendengar kabar ini

Akhirnya mereka ngobrol ngalor ngidul sampe satu jam telponan karena melepas kangen yang memang sudah lama tidak saling berkabar satu sama lainnya.

Dan dari obrolan itu mereka saling bercerita kehidupan mereka selepas SMA dan melanjutkan studinya masing-masing.

Santi tidak sempat menyelesaikan kuliahnya karena keburu dinikahi oleh laki-laki pilihan orang tuanya. Namun ternyata pilihan ortunya itu cukup tepat yang awalnya Santi tidak cinta lama-lama tumbuh rasa sayang dan cinta apalagi santi dan suami sudah dikaruniai dua anak balita yang lucu-lucu sepasang laki-laki dan perempuan. Terlebih lagi sang suami meski umurnya agak jauh dari Santi yaitu beda sekitar sepuluh tahun tapi karena matang dan dewasa serta bertanggung jawab maka Santi pun merasa nyaman berumah tangga dengan suaminya itu. Begitulah cerita Santi diujung telpon dengan Tania.

“Syukurlah kalo begitu. Aku senang mendengar kabar kamu San!” kata Tania

‘Kamu sendiri gimana Tania?” Santi berbalik tanya

“Aku baru seminggu ini menikah San, hihi!” pekik Tania sambil tertawa

“Wahhhhh...lagi masih penganten baru toh! Uhuyyyyy!” teriak Santi

“Alhamdulillah San, aku dapat jodoh teman kuliahku. Namanya Ryan sekarang ngajar di sebuah Universitas swasta. Sementara aku masih cuti dulu dari tugas ngajarku San!” terang Tania

‘Wow...lagi ‘anget-angetnya’ nih!” Seru Santi meledek

“Hihi....Aku masih belajar jadi istri dan terutama dalam melayani segala keperluan suamiku,” kata Tania sambil tertawa kecil.

“Moga Samawa yah bersama suami dan cepet dapet momongan!” Santi mendoakan

“Aamiiin...makasih ya Say!” cetus Tania

“Ya udah segini aja dulu yah. Aku mesti ngurus dua anakku tuh dah pada bangun yang satu terdengar menangis manggil-manggil aku,” kata Santi

“Ok deh say...sampe ketemu di Reuni yah!” pesan Tania

“Okehhhh......dahhh!” Santi menutup obrolan di telpon

Hari sudah semakin siang sementara Ryan masih terlelap tidur di kamarnya. Tania teringat bahwa Ryan seharusnya masuk mengajar hari ini ke kampus. Segera ia berlari ke kamar dari dapur untuk membangunkan suaminya itu.

“Mas Ryan...bangunnn masss...bukankah mas mesti ngajar hari ini?” teriak Tania sambil menepuk bahu sang suami yang masih tiduran

“Memangnya sekarang jam berapa ya sayang?” tanya Ryan sambil mengucek-ngucek matanya dan menguap....”Hoammmm....!”

“Sudah jam 9.30an massss!” cetus Tania lagi

“Yah ampunnn...mas ada jam ngajar jam 10.30!” kata Ryan kaget sambil bangun dan berlari ke kamar mandi padahal ia masih bugil sisa maen panas dengan sang istri semalam.

Langsung aja Ryan gebyar-gebyur di kamar mandi dan setelah selesai mandi ia langsung memakai kemejanya. Wajahnya yang tampan mirip artis film itu sudah nampak bersih dan menawan terutama bagi para mahasiswinya di kampus.

Langsung aja ia ambil tas kerja berisi laptop yang biasa ia bawa setiap hari.

“Mas berangkat dulu yah...!” kata Ryan sambil menghampiri sang istri dan mengecup keningnya.

“Cupppp ahhh!”

“Ati-ati nyetirnya!” pesan Tania memandang punggung suami yang sudah membuka pintu mobil di garasi di samping rumah.

Dalam perjalanannya Ryan juga baru teringat kalo hari ini ia ada janji dengan Rani siangnya setelah jam mengajar usai. Yup, Cafe Casanova tempat mereka janjian untuk berdiskusi sambil mejelaskan tugas-tugas buat Rani sang mahaisiswi yang meski agak mungil bodinya tapi cantik dan menyegarkan tubuhnya.

Seketika sambil nyetir bayangan Rani mucul lagi di imajinasi Ryan.

“Hmmmm...’”meski agak kecil bodinya tapi Ryan masih ingat Rani berpakaian sangat ngepres ke badannya sehingga bentuk dada dan bokongnya terlihat membentuk dan jadinya seksi sekali.

“Entah hari ini dia berpenampilan seperti apa yah?” tanya Ryan dalam hati.

Sementara itu di tempat lain yaitu di rumah Papa Sudono dan Mama Tyas terlihat kesibukan suami istri itu yang terlihat sedang mempersiapkan tas besar, pakaian serta keperluan lainya untuk mereka menuju Kota Gudeg Yogyakarta dimana besok mereka berdua ada tugas seminar nasional dan kunjunga ke beberapa kampus selama seminggu di Kota pelajar itu.

Mbak Muti dan Kang Karjo yang juga sama-sama tinggal di rumah mewah itu sudah dipanggil oleh papa Sudono dan Mama Tyas di ruang keluarga.

“Begini ya kang Karjo dan mbak Muti, kami siang ini akan berangkat ke Yogya karena ada tugas di Yogya selama seminggu. Mohon jaga rumah ini baik-baik yah!” pesan papa Sudono kepada keduanya.

“Nanti saya akan minta agar sekali-kali Ryan nengok rumah ini sambil tolong sampekan beberapa ramuan ini ke Ryan ya Mbak Muti,” timpal mama Tyas sambil menyerahkan sebuah bungkusin plastik berisi beberapa ramuan seperti layaknya jamu-jamuan.

“Nanti tolong bilang ke mas Ryan agar ramuan ini dituang ke air hangat ya mbak!” Pesan Mama Tyas lagi.

“Baik bu pak...!” serentak Mbak Muti dan Kang Karjo menjawab pesan kedua majikannya itu

“Sekarang tolong bawakan barang-barang kami ke mobil yah Kang!” perintah papa Sudono ke kang Karjo

“Siap pak!,” kata Kang Karjo dengan sigap segera membawa beberapa barang-barang bawaan papa Sudono dan mama Tyas ke dalam mobil.

Setelah makan siang papa Sudono dan mama Tyas sudah bersiap untuk naik mobil mereka menuju Kota Yogyakarta. Mereka tidak menggunakan Kereta Api atau Pesawat melainkan papa Sudono dan mama Tyas sendiri yang secara bergantian menyetir mobil mereka.

“Kami berangkat dulu ya!” pamit papa Sudono dan mama Tyas dari dalam mobil sebelum memacu kendaraan mereka kepada kang Karjo dan mbak Muti.

“Ati-ati pak Bu moga lancar perjalanan dan kembali ke rumah dalam kondisi sehat!” kata Mbak Muti sambil dadah-dadah kepada kedua majikannya itu. Sementara kang Karjo sambil menghormat layaknya upacara bendera kepada sang majikan.

Dan mobil mereka pun melaju cepat keluar dai kompleks perumahan mewah itu menuju Kota Gudeg Yogyakarta dengan Papa Sudono yang memegang stir mobil sementara mama Tyas duduk di sebelahnya.

Dalam perjalanan mama Tyas baru teringat untuk menghubungi Ryan agar mengambilramuan yang sudah dititipkan ke mbak Muti. Langsung membuka tas kecilnya untuk mengambil HP nya untuk menelpon Ryan.

“Tuttttt...tutttt....tutttt!” mama Tyas menelpon Ryan

“Halo maaa....ada apa?” tanya Ryan di ujung telpon.

“Ini mama lagi di mobil ama papa menuju Yogya karena selama seminggu kami ada tugas di sana!” jawab mama Tyas

“Ini mama cuma mo bilangin kamu agar nanti kalo sempat sore atau malam tolong ambil ramuan untuk kamu dari mama. Sudah ada di mbak Muti tadi mama titipkan,” cetus mama Tyas lagi

“Owh baik ma, nanti Ryan ambil deh ke mbak Muti!” kata Ryan

“Ya sudah, mama lanjutkan perjalanan dulu yah!’ kata mama menutup pembicaraan di telpon

“Iya ma...ati-ati di jalan moga lancar agendRani!” pesan Ryan

Dalam hati Ryan berkata, “Ramuan apalagi nih. Wah jadi penasaran nih aku!”

Tapi siang ini Ryan kudu menepati janji untuk menemani Rani di Cafe Casanova.

Tak lama kemudian HP Ryan ada notif masuk.

“Dertttt...derrtttt....!”

Pas di cek ternyata dari Rani

“Met siang pak Ryan, apa kita jadi siang ini?” tanya Rani untuk memastikan jadi atau tidaknya pertemuan mereka

“Owh jadilah...kan kamu wajib paham tugas-tugas kuliah dari saya!” terang Ryan

Padahal dalam hati Ryan punya rencana lain

“Siap pak Ryan yang gantengggg!” setengah mendesah Rani merespon jawaban sang dosen

Sementara itu sepeninggal papa Sudono dan mama Tyas tinggalah mbak Muti dan kang Karjo di rumah mewah itu berdua saja. Karena pengurus rumah tangga yang satunya yaitu mbok Darmi sedang pulang kampung. Mbok Darmi biasanya mengurus tanaman, mengepel lantai dan keperluan rumah lainnya. Sehingga memang sehari-hari mereka bertiga yang rajin membantu segala urusan kedua majikan mereka. Suami mbok Darmi sedang sakit-sakitan di kampung sehingga beberapa hari lalu mbok Darmi ijin pulkam ke papa Sudono dan mama Tyas untuk mengurus suaminya yang butuh pendampingannya selama sakit di kampung.

Di Rumah mewah itu tersedia 5 kamar yaitu kamar untuk kamar papa mama Sudono dan bekas kamar Ryan yang terletak di lantai 2 sedangkan kamar kang Karjo agak jauh di lantai 1 sebelah garasi mobil. Untu kamar mbak Muti dan mbok Darmi berdampingan dekat dapur di bagian belakang rumah.

Namun demikian, meski kamar mereka di dekat dapur maupun garasi, kamar-kamar mereka sangat bagus dan nyaman untuk dtinggali bahkan semuanya dipasang pendingin ruangan alias AC oleh majikan mereka.

Hal inilah yang jadi salah satu alasan kenapa mereka bertiga nyaman bekerja di rumah mewah itu.

Namun, seminggu ini mbak Muti dan Kang Karjo terpaksa hanya berdua-dua saja untuk menunggui rumah besar itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel