Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 6 MIMPI APA SEMALAM

Seminggu kemudian

Jo yang bersemangat pagi ini mengingat hari ini adalah mata kuliah dosen cantik yang ia sukai.

“Wedeeehhhh klimis bener dah kek anak SD mo berangkar cekulah utuk utuk dede,” ujar Alex meledek.

“Iya dong, kan hari ini mata kuliah bu Intan tercintah unchh,” Jo memonyongkan bibirnya.

“Iiihhh geli gue liat lu hhhiii,” Alex segera pergi. Jo yang tengah bersiap di ruang tamu tak lupa mengambil sepatu sneaker nya.

“Uwowww, Dedek mau kemana klimis amat,” Budi datang menghampiri Jo.

“Mau cekulah kaka, adek berangkat dulu ya, semlikum,” Jo mencium tangan Budi bak anak kecil berpamitan sekolah.

“Wa..alaikumsalam,” Budi bengong.

Seperti minggu lalu, Jo yang mulai berubah menjadi lebih disiplin akhirnya berangkat lebih awal. Di hirupnya udara segar pagi itu dengan hati gembira karena ia akan bertemu dengan dosen cantik pujaannya. “Pasti ayang Intan terkesima liat hal baik aku,” batin Jo.

Bahkan sekarang Jo memiliki panggilan khusus bagi dosennya itu. Sudah pasti jika dosennya itu mendengar Jo memanggilnya dengan panggilan khususnya Jo, bisa saja hukumannya akan lebih di tambah sepuluh kali lipat.

“Wuiiihh Sujono? Ini beneran lu apa jin kampus yang nyerupain lu? Gak salah lu berangkat jam segini?” ucap Udin teman futsal Jo.

“Heh fulgoso, jangan gababah kau bicara,”

“Gegabah din,” ucap Udin.

“Iya itu, mulai sekarang Sujono bin Joni Sumantri ini gak akan telat lagi masuk kuliah, dan pastinya akan menjadi mahasiswa teladan seee kampus ini,” terang Jo dengan percaya diri.

“Ck ck ck, gue sih berani tarohan tiga mangkok mi ayam mas jawa kalo besok juga lu telat lagi,” ujar Udin.

“Waduh, berat sih kalo sama mi ayam, ah elu bikin gue sulit memutuskan, udah gue masuk dulu,” ujar Jo berlalu pergi.

“Wah pasti ada udang di balik bakwan nih anak,” pikir Udin. Jo pun duduk di barisan paling depan pagi itu, berharap dapat perhatian lebih dari dosen pujaannya.

Akhirnya satu persatu mahasiswa lain pun datang. Jo yang terlihat klimis dengan dambut di sisir rapih tak lupa memakai gatsby andalannya, membuat tiap mata mahasiswa yang datang tak menghilangkan pandangannya pada Jo. Jo yang tersenyum membuat mahasiswa lain ngeri, karena mereka pikir Jo kesurupan jin penunggu kelas itu.

“Good morning class,” bu Intan memulai kelasnya pagi itu.

“Morning miss.”

Bu Intan yang menyadari keberadaan Jo tidak seperti biasanya sempat melirik pada Jo, namun ia alihkan lagi konsentrasiny untuk mengajar. Setelah kurang lebih satu setengah jam akhirnya kelas pun berakhir. Jo segera menghampiri bu Intan untuk menyampaikan tugas darinya telah selesai.

“Bu…” belum selesai Jo berbicara, bu Intan langsung berdiri.

“Ke ruangan saya ya,” ujarnya.

Jo pun mengikutinya dari belakang, entah mengapa jantung Jo berdegub kencang saat berjalan di belakangnya. Sesampainya di ruangan bu Intan, Jo pun mengeluarkan buku binder bermotif micky mouse itu dan menyerahkannya pada bu Intan.

“Oke let’s see,” bu Intan membuka dan mulai membaca catatan Jo.

Belum ada satu menit membacanya bu Intan pun menutup kembali buku Jo. Ia menghela napas panjang melihat isi dari catatannya itu.

“Kenapa Bu? Tugas saya udah selesai ya, perfecto bu?” Jo memberikan dua jempol di depan mukanya.

“Saya nggak ngerti lagi harus ngehukum kamu pake cara apa Jo,” ucap bu Intan sembari menghela napas.

“Ya kasih yang kaya gini lagi aja Bu, lagian temen-temen saya pada seneng juga bisa saya kerjain semua pekerjaan rumah hehe,” jawab Jo.

“Oke, gini deh mm, saya boleh ke kontrakan kamu?,” tanya bu Intan.

“Bo bo bo boleh Bu, dengan senang hati banget,” Jo gugup.

“Oke jam 5 saya beres kelas terakhir nanti ketemu di parkiran, saya bawa mobil,” ujar bu Intan.

“Bu, sebenernya gak perlu naik mobil, kita bisa jalan aja soalnya rumah kita cuman dua puluh meter dari gerbang kampus, nanti susah parkirnya masuk gang hehe,” jelas Jo.

“Oh begitu, ya sudah nanti temuin saya di ruangan saya jam lima ya, sekarang kamu boleh kembali ke kelas,” ujar bu Intan.

“Ba baik bu, saya permisi,” Jo berjalan menuju kelasnya.

Entah mimpi apa Jo semalam, ia masih tidak percaya bahwa dosen pujaan hatinya akan berkunjung ke kosannya. Jo segera mengirim pesan whatsapp ke grup ABJ untuk tidak mengacaukan harinya yang spesial ini.

“Guys, hari ini ada yg mau dateng ke kosan ABJ ceria, mohon kerja samanya,” ketik Jo.

“Jangan sampe kacau.”

“Ini hari special kuh.”

“Btw sempak lu @ABJmbud jangan taro sembarangan.”

“Kond*m lu sama tisu mejik jangan lu umpetin bawah tv @ABJkelek.”

“Aelah ribet amat siapa si tamunya?” ketik Alex.

“Jangan bilang bapak lu mo sidak Jo,” balas Budi.

“Bukan bpk gue, pokonya ntar sore jangan aneh-aneh ya lu pada,” balas Jo.

“Ga janji deh,” timpal Alex.

“Gue mah aman Jo, sempak udh gue amanin,” ketik Budi

“Good job ferguso.”

Jo pun gelisah menunggu jam lima sore tiba. Kebetulan ia tak ada kelas lagi setelah jam sepuluh pagi. Ia hanya menghabiskan waktunya dengan melamun di pojokan kantin kampus dengan es teh yang entah sudah berapa gelas ia habiskan. Setelah salat jumat Jo yang tetap ingin menunggu dosen pujaannya pun hanya melamun di depan tangga masjid. Sesekali ia mengecek ponselnya memastikan pukul berapa. Karena Jo bosan menunggu terlalu lama, ia pun mengajak game squad nya untuk push rank siang itu.

Waktu pun menunjukan pukul lima sore, Jo yang sudah mempersiapkan diri pun segera menuju ke ruangan bu Intan untuk menjemputnya.

Ttookkk toookk tookkk

“Permisi Bu,” ucap Jo dengan sopan.

“Oh iya kamu, sebentar ya saya beres-beres dulu,” ujar bu Intan.

Jo yang gugup seketika bercucuran keringat dari dahinya. Ia mencoba menenangkan dirimya dengan mengatur napas

.

“Oke yuk!” ajak bu Intan.

“Bu tasnya mau saya bawain?” tanya Jo menawarkan.

“Oh gak usah saya bisa bawa sendiri,” jawabnya.

Sepanjang perjalanan menuju ke kosannya, Jo sangat gugup dan takut jika kesan pertama kali dosennya datang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Maklum lah teman-teman Jo yang sangat tidak bisa di ajak kerja sama jika berurusan dengan wanita.

“Nah sampe Bu, mari masuk,” ajak Jo yang membukakan pintu.

“Oh iya makasih,”

“Jemmmmbbbuuuuddddd…. Lu taro mana casan gue!” teriak Alex dari kamarnya.

“Itu di bawah tv sama kndom lu,” jawab Budi dari arah dapur.

“Aduh mampus gue,” Jo sudah berfirasat kurang enak.

“Mmhh Bu, boleh duduk dulu saya ambilin minum dulu,” ujar Jo.

Bersambung ...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel