Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Epsd 3 Nonton Film Horor

Aku kembali melihat Hani yang sudah basah kuyup karena disiram air tadi dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Akupun merangkul pundaknya dan membawanya keluar dan menenangi dirinya.

"Udah gausah dipikirin orang-orang kaya gitu, dia juga udah seenaknya bertindak begitu ke kamu, jadi dia pantes dapet apa yang dia dapetin" ucapku. Hani yang mulai tenang pun akhirnya menatapku dengan senyuman manisnya dan mengangguk-angguk mengiyakan perkataanku.

"Iya bay, gapapa kok. Aku tadi kaget banget aja, cuma udah tenang kok sekarang. Eh kamu mau nganter aku balik dulu ngga? Aku gaenak ke kelas bajunya basah begini" ucap Hani. Akupun mengiyakan dan kita berjalan ke parkiran untuk mengambil motor.

Selama perjalanan kami ke motorku aku selalu salah fokus ke bagian dada Hani yang tsrsiram oleh orang tadi. Siraman itu membuat baju Hani menjadi lepek dan membuat payudaranya menjadi sangat menonjol. Namun, aku yang takut jika dia dilihat oleh orang sekitar pun membuka sweaterku dan memakaikannya kepada Hani. Hani yang kaget pun bertanya kepadaku

"Loh bay ini buat apaan? Kok tiba-tiba kamu makein aku sweater?" tanya Hani heran. Aku hanya membalas "Biar kamu ga kedinginan nanti dijalan, sama aku juga ngga suka kalo orang-orang di jalan ngeliatin dada kamu, siraman air tadi bikin baju kamu jadi ngetat" ucapku. Hani yang tidak terlalu menyadarinya pun kaget dan kembali melihat kedepan, namun aku bisa memperhatikan bahwa dia sedang senyum-senyum salting melihatku. To make it even better, Hani tiba-tiba menggandeng tanganku dan membuatku menjadi salting juga. Singkat cerita kita sampai di motor V*rio kesayanganku dan kita berangkat ke apartemennya Hani.

Tidak ada hal spesial yang terjadi di jalan, hanya saja Hani menyenderkan kepalanya di bahuku dan payudaranya seperti menekan punggungku membuatku menjadi geli-geli enak. Kitapun sampai di apartemen Hani dan Hani langsung beranjak ke kamarnya untuk mengambil handuk dan beranjak ke kamar mandi. "Bay, aku sekalian mandi dulu ya sebentar. Awas kalo kamu ngintip, kalo mau liat, ikut mandi sekarang juga, hehehehe bercanda. Tunggu sebentar yaa!" ucap Hani. Aku yang merasa di-PHP-kan karena ajakannya hanya bercanda pun akhirnya membalas tertawa ucapan Hani tersebut dan aku membuka hp untuk melihat pesan-pesan yang ada di HP ku. Saat sedang meng-scroll timeline di sosial mediaku, muncul pesan dari group chat kelas yang bertuliskan "Hari Ini dosennya berhalangan, guys. Jadi kita ngga ada kelas buat hari ini." mendengar ini akupun sempat tertawa kegirangan dan aku memberitahu Hani yang masih di kamar mandi.

"HANNN! DOSENNYA GADATENG HARI INII!!! GAADA KELAS JADINYAA!!!" teriakku dari sofa ruang TV. Hani yang masih di dalam kamar mandi pun membalas

"LOH FREE CLASS DONG? YESS!" teriak Hani yang ikut kegirangan karena memang mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang paling boring dan kita sialnya kedapatan dosen yang cukup deadly, sekali menguap saja bisa membawa masalah bagi kita bila dia melihat. Tak lama setelah itu, Hani keluar dengan outfit yang sudah berbeda dari sebelumnya, menggunakan celana training, kaos lengan panjang dan kerudung bergo. Outfit ini juga memancarkan aura-aura manis Hani ke titik yang jauh lebih tinggi dari biasanya.

"Terus kamu mau gimana Bay? Kamu diajakin nongkrong ama Rama Adi ngga? Kalo ngga disini dulu aja dongg, aku mau nonton film horor tapi gamau sendirian" ucap Hani sambil beranjak duduk disampingku di sofa.

"Ngga sih, aku juga biasanya kan kalo main sama Rama Adi jalannya kalo kita lagi bertigaan, kalo berduaan terus yang satu nyusul malah gabakal jadi main" balasku.

"Yaudahh kamu disini dulu aja yaa, temenin aku nonton film, mau ngga??" ucap Hani.

"Yaudahh tapi aku mau pulang dulu naro barang sekalian ganti baju, ambil peralatan buat futsal, sama beli cemilan." balasku. Hani pun membalas "tapi kan kita baru makan..." dengan tatapan tajamnya ke mukaku. Akupun hanya tertawa dan membalas "ngga, beda kalo nonton ama makan berat takarannya eheheh, yaudah aku jalan dulu yah" ucapku sambil beranjak keluar. "Iyaa deh, awas hati-hati di jalan, jangan lama-lama yaa!" balas Hani. Akupun Hanya mengangguk dan menutup pintu.

Setelah berganti baju di kosan dan mengambil sepatu, akupun langsung jalan lagi ke supermarket terdekat dari kosanku untuk membeli beberapa cemilan. Di saat aku sedang memilih cemilan, tiba-tiba aku dikageti dengan Rama yang sedang ada disitu juga.

"Lagi ngapain lu, Bay? Lu mau nyetok cemilan?" tanya Rama. Aku hanya membalas "kagakk, ini Hani minta temenin nonton film horor, jadi gua beli cemilan buat nyemil sambil nonton". Rama pun meledek-ledekku yang sudah semakin dekat untuk mengambil hati Hani dan memacarinya "Wadaww bentar lagi gua dapet pajak jadian nih wehehehe, mau makan-makan dimana nih" canda Rama. Akupun tertawa kecil dan hanya membalas "Ahahahah, doain aja Ram secepetnya". Rama yang tadinya senyam-senyum tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi agak serius. "Kalo gitu lu juga harus cepet, Bay. Ada kabar burung kalo Hani juga sekarang lagi dideketin ama anak teknik. Lu harus buru-buru Bay kalo ngga keambil jatah lu" ucap Rama meyakinkanku untuk bergerak cepat dalam mengambil keputusan. Aku sempat terdiam sebentar dan bertanya ke Rama. "yah gimana ya, Ram? Apa gua tembak sekarang aja kali ya?

Kayaknya momennya juga pas" tanyaku kepada Rama. Rama hanya membalas pertanyaanku dengan "lu yakin?". Pertanyaannya tidak menggoyahkan pilihanku. "Well, kalo kondisinya kayak sekarang, mending gua ambil resiko ketimbang gerak lama terus ketikung, kan?" balasku terhadap pertanyaan Rama. Rama akhirnya mengiyakan pertanyaanku dan menyemangatiku agar tidak goyah sebelum dia kembali mencari barang yang dia cari.

Setelah aku keluar dari supermarket tersebut, aku tidak langsung berangkat ke Apartemen Hani dan memikirkan tindakan yang akan kulakukan sekarang. Jujur, aku takut aku belum siap jika Hani menolak ajakan pacaranku dan Hani jadi menjauh dariku karena takut jika malah menjadi menyakiti perasaanku. Namun, jika aku tidak bergerak cepat, aku bisa kehilangan kesempatanku untuk memacari salah satu perempuan tercantik yang ada di fakultasku. Pemikiran ini pun berlangsung cukup lama sebelum akhirnya aku memutuskan untuk mengambil resiko. Let's just hope whatever happens inside her apartment today stays in her apartment today.

Tapi untuk menembak Hani, aku rasa tidak cukup jika hanya dengan sebuah kata-kata romantis picisan yang sering kita lihat di novel, film, dll. After all, I'm not really into that. Bagiku, hal-hal yang seperti itu agak menggelikan. Jadi aku sedang memikirkan barang apa yang cocok untuk diberikan kepada Hani sebagai kenang-kenangan hari pertama jadian kita. Aku sempat berpikir cukup lama sebelum menentukan bahwa boneka yang akan menjadi pilihanku. Toh dia juga suka koleksi boneka, jadi kupikir dia akan suka. Akhirnya aku menyempatkan diri ke toko boneka yang searah dengan apartemen Hani.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel