Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Prolog

“Ell, aku tidak bisa meniup lilin bersamamu malam ini. Shanon mengalami kecelakaan, jadi aku harus menemaninya di rumah sakit.”

“Aaric, hari ini adalah hari ulang tahunku. Dan itu hanya satu tahun sekali.”

“Aku sudah menyiapkan hadiah untukmu. Jared akan mengantarkannya ke restoran.”

“Aku tidak membutuhkan hadiahmu, Aaric. Aku ingin kau menemaniku di sini.”

“Ell, jangan kekanakan. Shanon tidak memiliki siapapun kecuali aku.”

“Kau bisa meminta perawat untuk menjaganya.”

“Shanon tidak menyukai orang asing, Ell. Aku akan menutup panggilannya. Mari makan malam besok.”

Secara sepihak panggilan itu ditutup. Ellaine menatap ke kue ulang tahun yang ada di meja saat ini. Senyum getir tampak di wajah wanita itu.

Ulang tahunnya hanya dirayakan satu tahun sekali, tapi tunangannya lebih memilih menjaga adik mendiang sahabatnya daripada menemaninya.

Dari sekian banyak hari dalam satu tahun, kenapa Shanon harus mengalami kecelakaan malam ini? Bukankah sudah jelas bahwa Shanon sengaja ingin merusak malam ulang tahunnya sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Benar, ini bukan pertama kalinya Aaric lebih mementingkan Shanon daripada dirinya, Ellaine harusnya sudah terbiasa dengan hal itu, tapi malam ini ia merasa sudah sangat cukup mentolerir sikap Aaric yang terus menerus lebih memprioritaskan Shanon daripada dirinya.

Ia telah mencintai Aaric lebih dari delapan tahun dan telah menjadi tunangan Aaric selama tiga tahun. Dalam waktu yang panjang itu, ia telah mencurahkan seluruh hatinya untuk Aaric.

Namun, sayangnya ia yang terlalu cinta sementara Aaric biasa saja. Ini adalah kelemahannya, di dalam cinta, siapa yang mencintai lebih banyak maka dia yang akan terluka lebih sering.

Ellaine bertanya-tanya, jika ia dan Shanon berada di ambang kematian, siapa yang akan diselamatkan oleh Aaric terlebih dahulu.

Keinginan Ellaine untuk meniup lilin telah lenyap. Ia meninggalkan ruangan pribadi yang telah ia pesan beberapa hari sebelumnya hanya untuk merayakan ulang tahunnya bersama Aaric.

Ellaine masuk ke dalam mobil mewahnya, pergi ke sebuah bar. Wanita yang mengenakan gaun berwarna hitam itu duduk di depan meja bartender. Ia segera memesan minuman pada seorang bartender.

Bartender menyerahkan satu botol minuman dan gelas pada Ellaine. Dan Ellaine mulai meminum apa yang disajikan di depannya.

“Menjadi bartender tidak akan membuatmu memiliki cukup banyak uang, temani aku malam ini. Aku akan memberikan harga yang memuaskan untukmu.” Seorang wanita cantik menggoda bartender yang tadi menyajikan minuman untuk Ellaine.

“Tawaranmu sangat menggiurkan, tapi aku sedang bekerja saat ini. Mungkin lain kali.” Pria itu menolak dengan halus.

“Jangan terlalu jual mahal, aku tahu semua orang yang bekerja di bar ini bisa dibeli dengan uang.” Wanita itu tidak terima penolakan dari bartender.

“Maafkan saya, Nona.” Bartender itu masih menolak. Wanita yang mencoba merayunya tadi segera pergi dengan tidak puas.

Ellaine menatap bartender yang memiliki fitur wajah yang sangat baik. Dengan bentuk tubuh dan wajahnya yang tampan, pria itu lebih cocok menjadi model atau bintang film. Tidak heran jika pria itu disukai oleh banyak wanita.

Tangan Ellaine menuangkan minuman ke cangkirnya lagi, lalu meminumnya. “Sebutkan hargamu, aku akan membayarmu untuk malam ini.”

Ellaine tidak pernah kehilangan akal sehatnya selama dua puluh enam tahun dia hidup, tapi malam ini dia benar-benar ingin melangkahi semua batasannya. Kekecewaannya terhadap Aaric telah bertumpuk-tumpuk.

Ia awalnya percaya bahwa Aaric hanya menganggap Sharon sebagai adiknya sendiri, tapi setelah semuanya ia meragukan kata-kata Aaric. Tidak mungkin tidak terjadi sesuatu ketika pria dan wanita bersama hanya berdua saja. Dia yang berpikir terlalu naif.

Bartender itu sedikit terkejut dengan tawaran yang datang dari mulut Ellaine, lalu kemudian ia berkata, “Mari bicarakan harga setelah Anda puas dengan hasil pekerjaan saya.”

“Kau cukup profesional.”

Bartender dengan name tag bertuliskan Kylian itu tersenyum kecil. “Saya tidak ingin mengecewakan Anda dengan mematok harga tinggi, tapi ternyata pekerjaan saya tidak memuaskan.”

Sebelumnya ia menolak wanita yang ingin membelinya karena memang ia hanya bekerja sebagai bartender di sana, dan tidak tertarik untuk menjual dirinya. Namun, tawaran dari wanita yang tampak menyendiri di depannya saat ini membuatnya sedikit tergoda. Tidak ada salahnya untuk sesekali bersenang-senang, bukan?

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel