Bab 2
“Biarin aja. Biar saya bisa menemukan cinta sejati yang mencintai saya apa adanya.” ucap Muti sambil mengunyah tempe.
“Telen dulu ihh baru ngomong.” kata Bu Putri.
“Gapapa, asal enggak *Hockkkk!! ” ucap Muti yang terhenti karena tersedak. Sontak saja semua orang pada menertawai tingkahnya.
Gw, Pak Rizki dan Suami Bu Nisa hanya bisa terdiam melihat dari tempat kami yang berjarak beberapa langkah dari perkumpulan para wanita itu. Berbagai macam topik kami bicarakan sambil melihat apa yang terjadi diantara wanita-wanita di depan kami.
Setelah acara santap makan, para guru bebas melakukan sesukanya. Ada yang menonton Netflix di ruang keluarga. Ada yang masih mengobrol di tempat kami makan tadi. Dan ada pula yang bercanda dengan anak Bu Nia.
Tiba-tiba ada notif masuk dari HP Gw yang tak lain adalah Bu Ros.
Bu Ros :
“Jadi gaa.”
Jaka :
“Katanya gak boleh lewat WA.”
Bu Ros :
“Asal jangan kamu duluan aja yang WA, takutnya saya enggak baca terus suami saya yang liat.”
Jaka :
“Hmmm, gituu.”
“Jadi apa?”
Bu Ros :
“Itu loohh.”
Jaka :
“Itu apaaa.”
Bu Ros :
“Ena-ena yukk.”
Jaka :
“Dimana, orang lagi rame gini.”
Bu Ros :
“Coba kamu keluar dari tempat Bu Nia. Terus kamu ke kiri cari pintu 220. Skip satu pintu dari tempat Bu Nia.”
“Tunggu di pintunya nanti saya nyusul.”
Gw pun mengikuti perintah Bu Ros. Gw tunggu di depan pintu 220 sambil melihat keadaan sekitar. Tak lama Bu Ros keluar lalu menghampiri Gw. Dibukanya pintu itu lalu kami berdua masuk.
“Ini punya siapa, Bu?” tanya Gw.
“Dulu saudaranya Bu Nia pernah tinggal disini, cuma baru aja pindah tapi kuncinya belum dibalikin, lagi dipegang sama Bu Nia. Makanya aku ambil aja tadi buat kita ngumpet. Hehehe.”
“Enggak serem nih, Bu?” tanya Gw.
“Enggak kok, cuma kosong aja. Abis mau gimana lagi mumpung adanya yang ini.” kata Bu Ros yang sedang melingkarkan tangannya di pundak Gw.
“Udah kangen yaa?” tanya Gw.
“Bangettt.” jawabnya sambil menggigit bibir bawahnya.
*Cuppss cupppsss slurrppp
Bu Ros sangat liar mencium bibir Gw hingga Gw merasa kesulitan untuk mengimbanginya. Hingga Gw hanya bisa membuka mulut Gw agar Bu Ros bisa menjamah mulut Gw lebih dalam.
*Slurrppp shupph muachhh
Bu Ros menjamah mulut Gw hingga seluruh bibir Gw basah oleh liurnya. Beberapa kali lidah Gw dihisap lembut lalu dimainkan seperti sedang menyepongnya.
Kini ciumannya berpindah ke dagu lalu leher Gw. Sambil dibukanya kancing Gw satu persatu lalu dibuangnya baju Gw ke sembarang tempat. Dada Gw yang baru terekspos langsung disambarnya, dengan sedikit menunduk dia menjilati puting Gw sambil membuka gesper Gw.
*Blessss
Kontol Gw mengacung keras saat Bu Ros memelorotkan celana luar dan celana dalam Gw sekaligus.
“Kenapa kamu enak banget siii.” ucap Bu Ros sambil melihat Gw kontol Gw.
Dilahapnya kontol Gw lalu disepongnya dengan liar.
“Awas Bu nanti kena gigi.” ucap Gw.
“Tenang aja sama yang ahli.” jawabnya sambil mengocok kontol Gw.
*Slock slockkk slockkk
Dilanjutkannya lagi sepongannya pada kontol Gw dengan ganas sehingga beberapa kali Gw merasakan kontol Gw menyentuh tenggorokannya.
Biji Gw tak lupa dia eksekusi. Kini sambil menatap Gw dan mengocok kontol Gw, dia menjilati buah zakar Gw lalu disedotnya
*Slurrppp slurrppp
Terkadang dia masukkan biji Gw ke dalam mulutnya lalu dimainkannya seperti sebuah permen besar bergantian kiri dan kanan.
Lalu Bu Ros bangun.
“Puasin aku lagi yaa.” ucapnya.
Kini giliran Gw yang memuaskan dia. Gw ciumi lehernya sambil membuka satu persatu pakaiannya hingga dia kini topless. Buah dadanya yang mengacung seakan menantang untuk segera dinikmati.
Ciuman Gw berpindah dari leher menuju ke toketnya. Gw pun menyusu seperti bayi yang baru saja hadir ke dunia ini. Sesekali Gw gigit pelan putingnya yang membuat pemilik dari toket itu mendesah.
“Aahhhhh.”
*Slurrpp slurrpp slurrppp
Sambil menikmati toketnya, Gw buka celananya hingga kini bugil lah dia.
Lalu Gw berjongkok. Gw angkat kakinya sebelah lalu Gw taruh agar menggantung di pundak Gw. Kini Gw bisa melihat memek indah yang tertutupi jembut halus itu. Gw jilatinya hingga sang pemilik kembali mengeluarkan desahan.
“Aaahhhh, Jaakk.”
Gw buka lebar memeknya agar bisa menemukan klitorisnya seperti halnya yang Gw lakukan terhadap Muti. Saat sudah ditemukan, Gw mainkan lidah Gw pada klitorisnya hingga kembali dia mendesah hebat.
“Aaahhh, uhhhhh. Enakkk, Jakkk. Aku geli sampai ke kepalaaa.”
*Slurrppppp
Kadang sesekali Gw sedot permukaan memeknya, sesekali juga Gw mencoba untuk memasukkan lidah Gw ke dalam memeknya.
“Ayuk, Jakk. Langsung main ajaa.” perintahnya.
Gw bangun dari jongkok, lalu Gw putar tubuh Bu Ros menghadap ke dinding. Dengan cermat Gw arahkan kontol Gw menuju ke memek Bu Ros yang sudah sangat basah. Lalu seketika
*Blessss
Gw sodok memek Bu Ros dengan kontol Gw yang sudah mengacung keras. Hingga bunyi yang disebabkan oleh bertemunya paha Gw dan paha Bu Ros pun tak dapat dihindari.
*Plokk plokk plokk plokk
“Enak banget kontol kamu, Jak.” racaunya.
“Ohh ya jelas, gini-gini bisa bikin ketagihan.” kata Gw sambil menyodok-nyodok memek Bu Ros dengan kontol Gw.
“Sering-sering Jak ngentotin saya.” ucapnya dengan menggunakan bahasa kasar.
Gw raih toketnya dari belakang lalu memegangnya dengan kedua tangan Gw.
“Jangan, nanti suami ibu enggak kebagian.” jawab Gw.
Kini tangan Bu Ros menggenggam tangan Gw yang sedang meremas toketnya dari belakang.
“Suami kayak dia mah enggak pantes dapet memek enak kayak gini.” racaunya.
Gw menghentikan sodokan kontol Gw dalam memeknya. Lalu Gw posisikan tubuh Bu Ros menyamping dan Gw angkat kakinya dengan lengan Gw lalu dia bertumpu dengan tangannya ke tembok.
Dengan posisi ini, Gw bisa membenarkan kontol Gw lebih dalam dan memudahkan Gw untuk menggenjotnya lebih cepat.
*Srett srettt srettt
Laju kontol Gw semakin mudah karena terbantu oleh pelumas alami yang berada dalam memek Bu Ros.
“Kasian banget punya suami enggak bisa nikmatin memek enak istrinya.” ucap Gw.
Bu Ros hanya bisa memejamkan matanya merasakan hantaman dari kontol Gw.
“Biar tau rasa. Kontol tua yang lemes bakal kalah sama kontol berondong yang masih keker. Aaahhh, aaahhhh.” racaunya.
*Plakkkk
Gw layangkan sebuah tamparan ringan ke arah pantatnya.
“Jadi istri kok jahat sama suaminya.”
“Makanya kalo udah tua jangan nikah sama yang masih muda. Aaahhh, aahhh. Uhhhh.” ucapnya sambil menikmati genjotan kontol Gw.
“Nanti kalo udah loyo padahal istrinya sange, istrinya malah ngentot sama kontol lain. Aaahhhhhhh.” racaunya lagi.
Gw sudahi dulu genjotan Gw. Gw pindahkan lagi posisi Bu Ros ajar duduk di meja. Gw arahkan agar kedua kakinya terangkat dan kedua tangannya di belakang menopang tubuhnya.
*Clockk clockk clockkkk
Gw kembali memulai genjotan kontol Gw yang saat ini bisa melihat wajah Bu Ros.
“Kalo masih ada kontol lain, ini terakhir kalinya kita main ya.” ucap Gw meledek sambil menyodok memeknya.
“Enggaaakkk. Aaaahhhh. Cuma kontol Jakaaa.” ucapnya.
“Cuma kontol enak Jaka yang boleh masuk ke memek ini. Aaahhh, aahhhhh. racaunya lagi.
Sebuah ide muncul di otak Gw. Gw mengarah kepala Gw ke toketnya, lalu Gw gigit-gigit kecil agar muncul tanda cupang merah di toket Bu Ros.
“Saya udah bikin cupang biar enggak kalo diliat suami ibu nanti dia curiga.” kata Gw sambil terus menyodok kontol Gw ke memek Bu Ros.
“Aaahhhh. Aku ghakk akan kasih suami aku ngentot. Aahhhhh.” racaunya lagi.
“Memeknya buat siapaaa.”
“Buat Jakaaaa.” kata Bu Ros yang membuat Gw semakin merasa ingin keluar.
“Saya mau keluar nih. Keluarin dimana.” tanya Gw.
“Samaa. Di dalem aja, Jakkk. Ahhhh ahhh ahhhh.”
“Di dalem apaaa.”
“Di dalemm memekk Jaaak.”
“Memeknya punya siapa.”
“Memeknya punya Jakaaaa.”
*Crooottt croott croooottt
*Brukkk
Tubuh Gw ambruk terkapar di atas tubuh Bu Ros yang juga terkapar di atas meja.
Bersambung