Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2

Lea kini menahan tangisnya kala mendapat kabar jika pihak rumah sakit tak bisa lagi membiarkan Cornelio tetap di rawat di rumah sakit karena biaya yang terbatas.

Dan mereka meminta Lea untuk menjemput Cornelio karena ruangannya akan dipakai untuk pasien lain.

Sedangkan Lea sendiri tidak punya rumah.

Rumahnya kini telah disita oleh bank.

Dan harapan Lea hanya di rumah sakit ia bisa tenang meninggalkan papanya untuk mencari uang.

Pasalnya jika harus ke rumah paman dan bibinya itu sangat tidak memungkinkan sekali.

Karena mereka menolak untuk menampung Lea dan papanya.

Lea mengusap air matanya, kepalanya berdenyut tak karuan, ia mencoba untuk tetap sadar dan fokus.

Ia menatap ponselnya dan akan kembali berbicara pada pihak rumah sakit.

"Halo," sapa Lea pada bagian administrasi.

Lea mencoba mengatur napasnya sebelum berbicara.

"Tolong biarkan malam ini saja papa saya berada di rumah sakit, besok saya akan membayar semua tagihannya," pintanya dengan sangat memohon.

Lea menggigit bibirnya berharap jika pihak rumah sakit akan memberikan kesempatan padanya.

"Baiklah, hanya untuk malam ini saja. Besok anda harus membayar tagihannya," ucap suster bagian administrasi membuat Lea menghembuskan napas lega dan tersenyum lebar.

"Terima kasih," jawabnya lalu mengakhiri teleponnya kala kepalanya terasa berat.

Lea menyandarkan kepalanya di dinding dan melihat sekitarnya tampak berkeliling.

"Aku harus mencari uang malam ini untuk papa, aku tidak boleh mabuk," gumamnya mencoba untuk berdiri dari atas toilet duduk itu.

Lea berpegangan pada dinding untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.

Ia lalu membuka pintu untuk kembali ke depan.

Namun dirinya dikejutkan dengan sosok tinggi yang bersandar di depan pintu kamar mandi.

Lea menatap El dengan kerutan di dahinya.

Hingga ia baru ingat jika pria di depannya ialah orang yang tadi ia tabrak.

"Oh anda yang tadi saya tabrak? Apa anda terluka? Maaf saya sedikit mabuk," ucap Lea sembari bersandar di pintu toilet.

El tampak tersenyum miring dan kini ia bagai mendapatkan keberuntungan emas.

"Kamu butuh uang?" Lea menatap El dengan wajah yang sedikit terkejut.

"Anda mencuri dengar pembicaraan saya?" tanya Lea dengan ketus.

El hanya tersenyum tipis dan menunduk sekilas.

"Tidurlah denganku malam ini, akan kutanggung semua tagihan rumah sakit papamu," pintanya pada Lea.

Lea tersenyum miring mendengar tawaran itu.

"Kau kira aku barang? Yang bisa kau beli dengan uang?" tanyanya dengan marah sembari menjaga keseimbangan tubuhnya.

El lagi- lagi tersenyum dan patut dicatat berapa kali El tersenyum kala mengobrol dengan Lea.

"Semua ada nilainya nona, berapa nilaimu?" tanyanya memancing amarah Lea.

Lea tampak kesal dan menyugar rambutnya ke belakang, ia menatap tajam El.

"Kau tak akan mampu, kau tahu?" ketusnya dengan amat sombong.

"Ini mulai menarik," gumam El sembari melangkah mendekati Lea.

"Tapi aku punya saham Dior dan Channel, 5 resort 5 vila 5 Luxury, 10 black card dan kartu tak terbatas lainnya, 10 mobil limited edition dan beberapa mansion di Milan, dan 5 perusahan milikku sendiri, apa itu masih kurang nona untuk membelimu?" tanya El dengan begitu sombongnya mengatakan segala kepemilikannya.

Lea tampak mengepalkan tangannya kala mendengar pertanyaan El.

Plak

"Dasar berandal, kau pikir karena uangmu banyak kau bisa membeli apapun yang kau mau dengan uangmu? Tidak semudah itu," tekannya sembari menatap tajam El.

El mengusap sekilas pipinya lalu tersenyum tipis kala ia tertarik dengan Lea.

Ini sangat berbeda, gumamnya dalam hati.

Lea lalu berjalan dengan sempoyongan berusaha untuk kembali ke depan.

"Jika bisa langsung dibawa kenapa harus meminta izin," gumamnya yang langsung meraih tangan Lea dan membopongnya layaknya karung beras.

"YAAA bangsat, turunkan aku," teriak Lea diiringi dengan umpatan sembari memukuli punggung kekar El.

El hanya tersenyum dan membawa Lea pergi melalui pintu belakang agar tidak ketahuan teman-temannya dan orang lain.

"YAAA turunkan aku sebelum kurobek punggungmu dengan kukuku," ancamnya pada El yang terus berteriak dan memberontak.

Plak

"Diamlah, kau akan tertangkap satpam nanti jika terus berteriak," ucapnya menakuti Lea sembari berjalan ke basement parkiran.

Lea melotot tak percaya kala El menampar pantatnya.

"YAAA, kau menampar pantatku?" teriaknya sembari terus memukuli punggung El dan terus memberontak agar bisa turun.

El terkekeh pelan sembari merogoh saku celananya untuk mengambil kuncinya.

"Lebih baik aku ditangkap oleh satpam dibanding dibawa oleh pria cabul sepertimu," dumelnya yang kini sudah pasrah dan lelah karena kepalanya yang berdenyut begitu hebat sekali.

El tersenyum tipis dan membuka pintu mobilnya.

Dengan sangat hati-hati El mendudukkan Lea di kursi penumpang samping pengemudi.

Dengan cepat El memutari mobilnya dan segera melajukan mobilnya sebelum Ziko mencarinya.

Selama perjalanan Lea tampak terlelap dengan sesekali meracau membuat El tak hentinya tersenyum.

Ia sedikit mempercepat laju mobilnya.

Tak lama El telah sampai di mansionnya.

Dengan senyum yang terus mengembang ia membopong Lea masuk ke dalam mansionnya.

Hampir semua pengawal yang tengah berjaga kini menatap El dengan tatapan yang terkejut kala ia pulang membawa seorang wanita.

"Coba tampar aku sekarang," pinta pengawal yang berjaga di depan pintu.

Plak

"Aww sakit," ringis satunya.

"Apa itu seorang wanita?" tanya pengawal yang meminta ditampar tadi.

"Apa itu terlihat unta di matamu?" ketus temannya yang kesal.

"Wahh bukankah ini berita yang besar, seorang tuan El Zibrano Alemannus membawa pulang seorang wanita? Ke mansionnya? Wahh ini sungguh akan menggemparkan dunia jika mereka tahu hal ini," gumam pengawal muda itu.

Sedangkan itu El membawa Lea ke kamarnya.

El membaringkan Lea di atas ranjangnya, di mana ranjang itu telah ia sumpahi dengan ucapan, Tak akan kubawa wanita manapun ke atas ranjangku setelah perceraiannya dengan Fera.

Tapi malam ini sumpah itu seakan bagai kiasan yang tak ada gunanya.

El membawa Lea ke atas ranjangnya.

Lea tampak menggeliat membuat El tersenyum miring.

Sebelum melancarkan aksinya El melihat lebih dulu putranya.

Ia tersenyum tipis kala putranya tertidur dengan lelap.

"Bagus son, tidurlah dengan pulas dan jangan terbangun sebelum esok hari sekalipun kamu mendengar suara yang aneh," gumamnya sembari mengusap lembut pipi putranya.

"Bentar ya, papa carikan mama baru untuk kamu, sekaligus adik untuk teman bermainmu nanti," ucapnya dengan frontal lalu menutup tirai keranjang bayi putranya.

El melepas jasnya dan berganti memakai kemeja putih.

"Papa," racau Lea membuat El menoleh sekilas dan mengancingkan kemejanya.

El lalu pergi keluar kamar untuk mengambil air minum.

Sedangkan Lea kini mengerjapkan matanya beberapa kali melihat ke langit-langit kamar.

"Di mana ini?" gumamnya sembari memegangi kepalanya yang berdenyut sebelah.

Ceklek

El kembali dengan segelas air di tangannya.

"Kau sadar sekarang?" tanya El menyadarkan fokus Lea.

Lea yang terkejut sontak langsung bangun dari baringnya.

Ia memeriksa dirinya yang mana pakaiannya masih melekat di tubuhnya membuat ia menghembuskan nafas lega.

El yang melihat hal itu hanya tersenyum dan menyodorkan segelas air tersebut.

"Tenang saja, meski bejat aku tak akan melakukannya dibawah kesadaranmu, aku bukan pria yang seburuk itu," ujarnya pada Lea.

Lea berdecak sembari meraih segelas air itu untuk menyadarkan dirinya.

Ia meminum hingga tandas lalu mengatur napasnya.

"Siapa namamu?" Lea mendongak menatap El.

Ia hanya diam dan meletakkan gelasnya di atas nakas.

Tanpa menjawab pertanyaan El, ia langsung beranjak dari ranjang dan menyambar tasnya.

BRUGH

Lea terduduk kembali di tepi ranjang kala El melangkah mendekatinya.

"Kau mau kemana nona?" tanyanya pada Lea dengan sedikit merunduk hingga wajahnya sejajar dengan wajah Lea.

Lea masih diam, ia sedang merasakan sesuatu pada tubuhnya.

Sesaat Lea seakan baru sadar kala merasakan sensasi panas pada tubuhnya.

"Kau memasukkan sesuatu pada minuman tadi?" tanya Lea dengan tatapan yang begitu galak.

El menyunggingkan senyumnya dan tatapannya fokus pada bibir Lea.

"Bagaimana bukankah sangat panas sensasinya?" tanyanya sembari mendekati Lea.

Lea menahan dada bidang El dan menunduk sembari memejamkan matanya menahan dirinya yang bagai di atas tungku api.

Sangat panas sekali.

"Panas bukan? Aku bisa mendinginkanmu dengan sentuhanku," bisiknya pada Lea lalu langsung menindih tubuh Lea.

"Cepat minggir dari atas tubuhku," usirnya sembari memukuli tubuh El.

"Sepertinya aku lupa memberitahumu nona, tak ada seorangpun yang akan lolos setelah berada di atas ranjangku, termasuk kau," bisiknya lalu langsung melumat bibir manis Lea.

Lea terus memberontak dan enggan membuka bibirnya agar El tak bisa mengakses mulutnya.

El menatap Lea yang mana napasnya tampak memburu dengan tatapan yang tajam padanya.

"Cih kau tadi mengatakan jika dirimu tak seburuk itu? Nyatanya kau lebih bejat dari laki-laki lain," oloknya dengan kesal sembari menahan dada bidang Lea.

El hanya tersenyum tipis sembari memegang tangan Lea yang menahan dadanya.

"Bukankah ucapanku benar, aku tak akan melakukannya ketika kau berada di bawah kesadaranmu. Karena itu aku menyadarkanmu dengan segelas air putih, siapa yang tahu jika tadi aku tak sengaja mencampurnya dengan obat perangsang, dan kini kau telah sadar bukan? Apalagi mari kita lakukan," ucapnya sembari bangun dari atas tubuh Lea dan membuka kemejanya.

Lea memalingkan wajahnya kala melihat perut sixpack El.

El kembali menindih tubuh Lea dengan senyuman yang terlihat begitu jahil.

"Sekarang kau bisa melihatnya nona, ini milikmu sekarang," ucapnya sembari menciumi pipi Lea.

Lea menatap galak El yang mana terus mencumbui pipinya.

"Tolong jangan lakukan, aku akan melakukan semua yang kau inginkan," pintanya pada El dengan tatapan yang memohon.

El tersenyum miring sembari membelai pipi Lea.

"Maaf nona, sayangnya sudah terlambat, kau sudah berada di atas ranjangku saat ini," jawabnya dengan senyum smirknya.

Lea mengatur napasnya dan menatap serius El.

El yang tak bisa lagi menahan dirinya sontak langsung memangut bibir tipis nan kecil milik Lea.

Lea terus memberontak dan berusaha melepas pangutan itu sembari memukuli pundak El.

El melepas pangutannya dan mengunci tangan Lea ke atas kepalanya.

"Diamlah nona, akan kuberikan kau kepuasan yang sulit kau lupakan nantinya," bisiknya yang kembali melumat bibir kecil Lea.

Lea yang sejak tadi mati-matian menahan diri dari reaksi obat perangsang kini tak bisa lagi bertahan lebih lama.

Ia butuh sesuatu yang bisa membuat dirinya lebih tenang dan dingin.

Tanpa Lea sadari ia membuka mulutnya memberikan akses pada El untuk masuk ke dalam mulutnya.

El yang mendapat lampu hijau tak tinggal diam dan langsung bersikap cekatan.

Di samping ia sibuk menikmati bibir Lea, El dengan tak sabarnya membuka dress Lea dengan sekali tarikan.

Srek

Dress itu sudah robek dan memperlihatkan belahan dada Lea.

Apalagi, El langsung mencumbui tubuh mulus Lea dan melepas dress yang sudah menjadi dua itu agar tidak menghalangi jalannya dalam menikmati tubuh Lea.

Kini hanya menyisakan pakaian yang menutupi bagian sensitif membuat El melepas lebih dulu bagian atas Lea.

Ya kacamata kuda berwarna hitam itu kini sudah terlempar ke lantai dan telah memperlihatkan squisy yang amat sangat pas ukurannya dengan tangan El.

"Enghh akhhh geli ihhh," desah dan erang Lea sembari membusungkan dadanya kala tangan El meremas benda kenyalnya.

Lea meremas rambut El kala El menghisapnya begitu kuat hingga kepala Lea terasa berdenyut dan hatinya berdebar begitu hebat.

"Enghh akhhh," desah Lea tak tahan dengan hal itu.

El mulai beralih ke bawah untuk memberikan rangsangan pada Lea.

"Shit," umpat El kala hendak membuka underwear hitam nan berendra itu tak sengaja melihat roti bawah dengan selai merah pekat di dalamnya.

Lea yang mendengar umpatan itu hanya tersenyum tipis dan memejamkan matanya di mana ia benar-benar sangat mengantuk sekali saat ini.

"Sial kenapa harus datang bulan," umpatnya dengan kesal dan merasa kecewa dengan hal itu.

Lea yang mendengar hal itu hanya diam dan memilih untuk tidur.

El menatap Lea yang malah memilih tidur tanpa memedulikan dirinya.

Hingga senyum devil tampak terbit pada bibir El.

"Kau pikir datang bulan ini akan menghalangi niatku untuk mendapatkanmu? Tentu tidak nona, aku masih bisa bermain denganmu," ucapnya yang kembali naik ke atas dan mencumbui dada mulus Lea sembari memainkan squisy yang mungkin mulai saat ini akan menjadi mainan baru untuk El dan putranya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel